Berdasarkan penilaian tiga tahunan Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018, Indonesia berada dalam peringkat yang memprihatinkan. PISA sendiri merupakan metode penilaian internasional yang menjadi indikator untuk mengukur kompetensi siswa di tingkat global.
Untuk nilai kompetensi membaca, Indonesia berada pada peringkat 72 dari 77 negara. Untuk nilai Matematika, Indonesia berada di peringkat 72 dari 78 negara. Sedangkan nilai sains Indonesia berada di peringkat 70 dari 78 negara. Nilai tersebut cenderung stagnan dalam 10 – 15 tahun terakhir (Kompas, 05/04/20).
Membaca kabar ini memang membuat sedih bagi kita penggerak literasi. Namun demikian, cerita perihal literasi ini menjadi sedikit lain saat fokus tertuju kepada MAN I Kota Bukittinggi (seterusnya disebut KBT). Pasalnya, madrasah ini memiliki pendekatan dan pengembangan yang khas mengenai literasi.
SASISABU: Oase Literasi dari MAN 1 Bukittinggi
Di MAN KBT diselenggarakan program Satu Siswa Satu Buku (SASISABU), sebuah kegiatan yang memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri. Program ini mendorong siswa untuk menulis dan membuat buku masing-masing. Di tengah kemampuan literasi siswa Indonesia yang dinilai masih rendah, berdasar berbagai survei terkait, inisiatif jajaran MAN 1 Bukittinggi itupun terasa seperti oase di padang pasir literasi.
Lebih menariknya lagi, MAN I KBT adalah MAN Keterampilan dengan 6 kecakapan yang dikembangkan sebagai program dan pilihan keterampilannya. Artinya, dengan program SASISABU inilah bukti bahwa kesibukan dan intensitas untuk menekuni keterampilan teknis tidak menghalangi kemampuan literatif yang banyak membutuhkan daya pikir, dan tentu saja intelijensia.
Ernita Thamrin (27/2), Wakil Kepala Kesiswaan MAN I KBT mengatakan, “Kemampuan literasi yang baik akan menjadi bekal penting bagi siswa dalam berkarya dan bermasyarakat melalui sarana tulisan, lisan, audio, dan berbagai sarana lainnya,” terangnya.
Kegiatan menulis bukupun disesuaikan dengan minat dan kecenderungan masing-masing siswa, dari fiksi maupun non-fiksi. Hal demikian diamini oleh Erria Nanda Utama, salah satu guru yang banyak diserahi tugas bidang pengembangan literasi MAN 1 KBT.
Dengan keyakinan seperti itu, program Satu Siswa Satu Buku telah dimulai dari tahun 2018. Sejauh ini terdapat 11 buku yang sudah ditulis oleh siswa. Rancangan program pengembangan literasi telah dibuat setiap tahunnya agar target penulisan buku bisa direalisasikan.
Lebih jauh, karena literasi adalah tanggung jawab bersama, MAN 1 KBT juga mendorong minat dan kemampuan menulis pada guru. Untuk hajat ini, dikembangkan program Satu Guru Satu Buku (SAGUSABU). Sampai saat ini telah diterbitkan sebanyak 58 karya guru, sudah ber-ISBN sebagaimana karya siswa.
Untuk menunjang minat dan pengembangan budaya literasi, MAN 1 KBT mengadakan pelatihan menulis bagi siswa dan guru secara berkala. Penulisan antologi cerpen dan puisi (28/2) mendapat apresiasi yang luas dari para peserta.
Dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat, acara dijalankan dengan menghadirkan Muhammad Subhan; seorang penulis, editor, motivator kepenulisan nasional, dan pegiat literasi. Muhammad Subhan dikenal dengan beberapa novel dan buku yang telah diterbitkan, di antaranya Rinai Kabut Singgalang, Rumah di Tengah Sawah, dan Kesaksian Sepasang Sandal (kumpulan puisi).
Erlin Fitria (27/2), Kepala Perpustakaan MAN 1 KBT, menjelaskan bahwa minat mengikuti pelatihan penulisan seperti ini sangat tinggi sehingga perlu pembatasan kuota dan angkatan kelas penulisan. Dirinya meyakini, program penulisan buku dan berbagai pelatihan penulisan akan berdampak positif ke depannya.
“Kami memiliki program GELISA (Gerakan Literasi MAN 1 Kota Bukittinggi) yang mewadahi minat dan aktivitas literasi baik siswa maupun guru. Semua kita siapkan untuk keunggulan SDM MAN 1 Kota Bukittinggi ke depannya,” jelasnya.
Sains dan Kecakapan Sosial yang Sejalan
Prestasi dan keunggulan MAN 1 Bukittinggi tentu saja bukan hanya pada bidang literasi. Berderet prestasi dan keunggulan para siswa yang telah mendapat berbagai penghargaan pada tingkat lokal maupun nasional. Terakhir, siswa MAN I KBT mendapat penghargaan 1 Best Point (Salsabila dan Nurul Izzati) dan penghargaan 2 Best Design (Restiani dan Windy Putri Anjeli) pada Madrasah Robotic Competition 2020 tingkat Nasional di Jakarta.
Setelahnya, Ghiffari Ibnu Thoriq dan Desfi Nabila Fitri bersinar di Superstar Science Olympiad (SSO) 2021, masing-masing dengan raihan medali perak dan perunggu. Desfi adalah juga peraih juara 2 bidang Geografi Terintegrasi pada Kompetisi Sains Madrasah Online (KSMO) 2020 yang diselenggarakan Kementerian Agama.
Bermacam prestasi bidang sains siswa MAN I KBT beriring sejalan dengan prestasi lain di bidang nonsains. Mulai dari prestasi di bidang speech contest, seni budaya (Misykah dalam “Syiar Anak Negeri” MetroTV), Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) yang diwakili oleh Masayu Siti Raudhatul Jannah di Malaysia, hingga berbagai capaian lainnya.
Hal ini menunjukkan geliat dan aktivitas penuh prestasi yang dicapai siswa MAN I KBT, sekaligus koridor keselarasan program dan kegiatan yang dijalankan. Irsyad (27/2), Kepala MAN I KBT, menjelaskan keselarasan beragam capaian tersebut, “MAN I Kota Bukittinggi meletakkan prestasi dan kualitas kerja sebagai target penting,” jelasnya.
“Kami menjadikan prestasi siswa, berbagai inovasi, layanan publik, dan tata kelola MAN I Kota Bukittinggi sebagai titik penting yang harus menjadi perhatian bersama,” urai Irsyad. Dalam kaitan tata kelola, Irsyad menjelaskan bahwa MAN I KBT menjadi salah satu pilot project pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK), serta Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
Epilog
Beragam dan bervariasinya prestasi yang ditorehkan MAN 1 Kota Bukittinggi merupakan hal yang layak dibanggakan dan kiranya patut dijadikan teladan. Program pengembangan literasi lewat SASISABU, SAGUSABU, GELASI dan berbagai turunan kegiatannya melengkapi praktik baik bagi penyiapan pengembangan diri dan intelijensia siswa. Hal ini seperti mengingatkan apa yang disampaikan Howard Gardner dari Harvard University tentang Multiple Intelligences.
Gardner menjelaskan tentang Multiple Intelligences yang terdiri dari word smart (kecerdasan linguistik), number smart (kecerdasan logika atau matematis), self smart (kecerdasan intrapersonal), people smart (kecerdasan interpersonal), music smart (kecerdasan musikal), picture smart (kecerdasan spasial), body smart (kecerdasan kinetik), dan nature smart (kecerdasan naturalis).
Berbagai prestasi yang diraih dan program pengembangan siswa yang dijalankan MAN I Kota Bukittinggi menempatkan berbagai pengembangan intelijensia siswa tersebut menjadi sebuah kesiapan yang kuat untuk memasuki rupa-rupa tantangan yang sudah menanti di masa depan.
ASN pada Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama. Juga seorang analis data dan penulis lepas sejak tahun 1999.
Madrasah hebat bermartabat. Terimakasih banyak pak.. salam literasi