Buku Antologi Puisi karya Edrida Pulungan dengan judul Puncakku: Sejak Kau Hapus Namaku dari Sajakmu adalah kumpulan puisi-puisi terbaik karya Edrida Pulungan yang terbit di hari kelahirannya. Karya-karya tersebut adalah hasil dari refleksi perjalanan kehidupan tentang cinta, kegelisahan, dan keajaiban hidup.
Puisi karyanya telah membersamainya dalam jejak-jejak langkah pencarian jati diri, ceruk hidup, kembara, perjuangan, serta renungan-renungan mendalam tentang Tuhan, alam, dan manusia. Beberapa puisinya ditulis di berbagai daerah di nusantara dalam kunjungan yang berkesan baginya; seperti Aceh, Kupang, Lombok, Bengkulu, bahkan kota kecil di tanah kelahirannya Padang Sidempuan.
Perjalanan dan puisi itu membuatnya semakin mencintai budaya, sejarah, dan kearifan lokal negerinya sendiri. Memang belum semua dikunjungi meskipun dalam kesehariannya ia bekerja di Lembaga Negara. Edrida berdinas di parlemen, mendukung tugas kedewanan sebagai representasi daerah.
Edrida merupakan seorang birokrat yang telah sampai pada puncak legacy-nya dan terpilih mendapatkan Anugerah sebagai Top 10 Besar ASN Kategori Pemimpin Masa Depan tahun 2020 oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi.
Beberapa puisinya ditulis di negeri para penyair seperti Tiongkok, Paris, Madinah, dan negeri penyair persia Hafez di Iran, hingga penerbit menemukan nuansa sufi dalam puisinya yang membawa manusia berputar-putar seperti gasing memaknai dirinya.
Menurut pengantar dari Dubes RI di Lebanon, Hajriyanto Y. Thohari, Edrida Pulungan menggabungkan dimensi intelektualisme, aktivisme, dan kepenyairan. Sedangkan menurut Soetardji Calzoum Bachri, Edrida adalah penyair sarat bakat yang sedang berjalan menuju puncak pencapaiannya dalam proses kreatif menulis puisi. Ini senada dengan D Zawawi Imron yang mengatakan bahwa puisinya terlahir dari caranya menghargai gerak hidup, karena hidup adalah perjuangan.
Edrida juga diundang dalam Paris Peace Forum karena mempromosikan perdamaian melalui sastra dan budaya dalam bukunya yang menjadi koleksi Globe Peace Grand Halle Vilatte Paris bersama tokoh dunia lainnya. Hingga terlahir juga karyanya di negeri Napoleon tersebut, yang kemudian diabadikan dalam puisi berjudul “Sejak Kau Hapus Namaku dari Sajakmu”.
Tentu saja jiwa pujangganya semakin bergairah karena puisi telah memberikan kesempatan padanya untuk sejenak singgah di kantor UNESCO di Paris dan menikmati musim gugur yang indah di sana. Namun, sejenak cuaca menjadi hangat karena di negeri para filsuf dan pemikir itu juga dia tersadar bahwa puisi adalah kehidupan itu sendiri.
Buku yang merangkum buah pikir dan rasa Edrida ini diterbitkan oleh Tere Books, berjumlah 76 halaman. Cetakan pertamanya pada April 2021 dengan ISSBN: 978-623-6265-04-8 dan ditawarkan dengan harga Rp85.000. Untuk mendapatkannya pembaca dapat menghubungi Narahubung pada nomor 08118825449- 081295241505 -081298227738 (Lentera Pustaka Indonesia).
0 Comments