Olahraga dalam Saudia Vision 2030

by | Jun 9, 2024 | Berita, Politik | 0 comments

Di tengah pelaksanaan ibadah haji, di sudut lain di Arab Saudi, tepatnya di Kingdom Arena Riyadh, dilaksanakan pertandingan tinju Oleksandr Usyk melawan Tyson Fury. 

Usyk menang dan menandai kegemilangannya sebagai petinju kelas berat pertama yang mampu memegang empat sabuk kelas berat utama secara bersamaan sekaligus jadi juara tak terkalahkan. Ia menjadi juara sejati pertama kelas berat dalam 25 tahun terakhir sejak berakhirnya masa kejayaan Lennox Lewis.

Kemenangan ini membuat Usyk layak menyandang gelar juara sejati tinju kelas berat dengan memegang 6 sabuk sekaligus (WBC, WBA, IBF, WBO, IBO, dan The Ring). 

Ia juga menorehkan pencapaian yang sangat langka, yakni menjadi juara sejati di dua divisi, karena sebelumnya juga pernah menjadi juara tidak terkalahkan di kelas penjelajah.

Visi Saudi menjadi Jantung Dunia Arab

Namun demikian, kemenangan ini kemungkinan juga menyisakan pertanyaan dalam benak umat Islam. Dilaksanakan tepat di saat berlangsungnya ibadah haji, pertandingan tinju tersebut rasanya memberi warna baru terhadap kekhusyukan ibadah haji di tanah suci. 

Bisa jadi, kesucian pelaksanaan ibadah haji menghadapi tantangan tersendiri dengan pelaksanaan hajatan olahraga ini. 

Namun demikian, kita coba melihatnya dari sudut semangat Arab Saudi di bawah komando Pangeran Mohamad Bin Salman (MBS) yang begitu bersemangat dengan jargon Saudi Arabia Vision 2030.  

Dengan Saudi Arabia Vision 2030 ini, Arab Saudi meyakini visi besar untuk menjadikan mereka sebagai jantung dari dunia Arab dan Islam, pusat investasi dunia, dan penghubung kunci tiga benua.  

Vibrant Society

Vision 2030 juga menjadi penanda semangat Arab Saudi untuk melakukan diversifikasi ekonomi dengan tidak menjadikan minyak sebagai sumber utama devisa. 

Dalam visi besar ini, Arab Saudi menegaskan misi bahwa mereka akan berkembang dengan beberapa kondisi kunci yang diidealkan, antara lain agar Arab Saudi berusaha menciptakan sebuah lingkungan yang:

  •  berpotensi untuk kegiatan berbisnis, 
  • memperluas perekonomian, dan 
  • memberikan kesempatan kerja yang lebih bagi semua masyarakat Arab Saudi.

Mereka menyebut hal ini sebagai vibrant society.  

Selain itu, Visi 2030 ini juga mengimplementasikan banyak inisiatif dalam meningkatkan sistem layanan, memperluas komunikasi, warga negara, dan sektor swasta. Faktor ini mereka katakan sebagai thriving economy

Pada akhirnya, Arab Saudi berusaha keras untuk mencapai ambitious nation dengan berupaya memperbarui tata kelola pemerintahan yang transparan, efektif, dan melindungi sumber daya alam negara. 

Jargon dan semangat keterbukaan yang ditawarkan mendorong warganya untuk berkontribusi secara aktif di dalam upaya tersebut. Berpacu dengan tenggat, pemerintah Arab Saudi menargetkan setidaknya 40 persen warganya terlibat dalam visi besar ini pada tahun 2030.  

Spektrum Baru: Olahraga dan Bisnis

Ambisi besar Saudi dan semangat keterbukaan mereka menjadikan berbagai event besar olahraga dunia digelar di tanah Arab Saudi.  Mula tahun 2016, secara bergantian perhelatan olahraga tingkat dunia digelar.

Dalam upaya tersebut, Saudi Arabia menjadikan olahraga sebagai salah satu basis perubahan besar-besaran, mulai dari Reli Paris Dakar, golf PGA Tour series (dalam negosiasi), balapan FI dan formula elektrik, World Wrestling Entertainment, gelaran tenis dunia, dan tentu saja pertandingan tinju kelas berat dunia, serta beragam peristiwa olahraga lain. 

Jangan lupakan juga bagaimana liga sepak bola Saudi Arabia mampu menarik minat bintang-bintang ternama dunia untuk bermain di sana.

Kondisi ini membawa angin perubahan. Tahun 2017 menjadi tahun dibukanya kesempatan bagi perempuan Saudi untuk memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). 

Dua tahun kemudian, Reema Juffali menjadi wanita pertama Saudi yang memegang lisensi balap dan turut serta dalam ajang balapan internasional yang diselenggarakan di Saudi. 

Dengan kata lain, olahraga dan kepentingan bisnis telah membuka spektrum baru yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya. 

Tuduhan sportwashing

Kini, bisnis dan industri telah mengubah wajah olahraga dengan pendekatan yang beragam. Pun yang terjadi di Arab Saudi. Dengan berbagai keuntungan dan posisi strategis sebagai negara petrodollar, Arab Saudi mampu menjadi magnet tersendiri.  

Olahraga juga mengalami metamorfosanya sendiri. Dari yang semula murni hanya untuk pengembangan prestasi klub dan bisnis seputarnya, olahraga dinilai telah diwarnai oleh tindakan sportwashing. Gegap gempita penyelenggaraan event olahraga di Arab Saudi tidak luput dari sorotan ini. 

Istilah sportwashing mengemuka saat Amnesty International mendeteksi pembelian Manchester City oleh Sheikh Mansour. 

Amnesty International menemukan indikasi bahwa pembelian klub Manchester City oleh Emirates, yang sepenuhnya didukung pemerintah Uni Emirat Arab, adalah upaya mereka untuk menutupi masalah HAM yang terjadi di wilayah mereka. 

Dalam pemahaman ini, sepak bola dinilai menjadi sarana untuk kepentingan menutupi borok pelanggaran HAM yang diindikasikan terjadi dan dilakukan pihak pembeli atau pemasok dana klub.

Sportwashing juga menjadi sorotan saat Gazprom, raksasa gas dan minyak Rusia, menjadi sponsor Zenit St Petersburg, Schalke, dan Chelsea. 

Gazprom disorot oleh lembaga lingkungan Greenpeace atas eksplorasi gas mereka yang merusak lingkungan di Arktik dan berbagai praktik kolusi serta korupsi untuk memuluskan langkah bisnis mereka. 

Jauh hari sebelumnya, Hitler juga menggunakan olahraga untuk menutupi propaganda mereka akan kebencian terhadap Yahudi pada diri atlet Romania dan Gipsi. Hitler melakukan hal tersebut saat Olimpiade 1936 di Berlin.  Nyatanya, upaya Hitler menemui kegagalan. 

Tuduhan sportwashing juga dialamatkan ke pemerintah Arab Saudi. Atas segala sepak terjang yang dilakukan untuk mencapai visi besarnya, pemerintah Arab Saudi dianggap telah menjadikan olahraga sebagai upaya untuk menutupi borok pemerintahannya. 

Investigasi The Guardian, koran ternama Inggris, dan Amnesty International pada tahun lalu, misalnya, menyorot tajam hal ini. 

The Guardian menemukan bukti yang diyakini mereka bahwa investasi besar-besaran pemerintah Arab Saudi di bidang olahraga adalah utamanya untuk menutupi kisruh dan kontroversi politik yang terjadi. 

Kiprah Perempuan, Khasogghi, Joe Biden dan Turki

Secara umum, kiprah pemerintah Arab Saudi yang banyak disorot publik adalah partisipasi perempuan di ruang publik, perang Yaman, dan kasus terbunuhnya jurnalis Jamal Khasogghi.  

Jika kiprah perempuan mampu dijawab dalam Vision 2030 dan Perang Yaman berada dalam batas abu-abu (Arab Saudi menjalin kerja sama dengan Iran yang merupakan backbone Houthi di Yaman), maka tidak demikian untuk kasus Jamal Khasogghi. 

Jurnalis dan kritikus pemerintah Arab Saudi ini dibunuh di kedubes Arab Saudi di Turki  pada 2018 dan mayatnya tidak ditemukan hingga kini karena penggunaan zat kimia penghilang unsur fisik. 

Pada posisi ini MBS ditengarai sebagai mastermind-nya dengan Turki yang sempat mengancam memutus hubungan bilateral. Setelah peristiwa ini, banyak perusahaan besar menghentikan investasinya. Meskipun demikian, politik bukanlah jalan yang lempang-lempang saja. Dalam tiga tahun terakhir, terjadi perubahan signifikan terhadap cara pandang terhadap monarki Saudi. 

Joe Biden dan Recep Erdogan telah berulang bertemu MBS untuk berbagai kepentingan berbeda. Joe Biden semula berjanji untuk menjadikan Saudi sebagai “paria” atas kasus Jamal Khassoghi namun kemudian bertolak ke Jeddah dengan rangkulan yang sangat bersahabat pada MBS. 

Setali tiga uang yang dilakukan Erdogan. Kasus pembunuhan Jamal Khassoghi pun tidak bergerak lebih jauh dari sekadar tuduhan. Kita tahu, inilah kalkulasi politik dijalankan untuk kepentingan lebih besar.

Saiful Maarif ♣️ Expert Writer

Saiful Maarif ♣️ Expert Writer

Author

ASN pada Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama. Juga seorang analis data dan penulis lepas sejak tahun 1999.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post