Nikmati musik walau berisik
Temukan makna di balik syairnya
Tetaplah asyik walau tak mudik
Bersabar tandanya beriman seorang hamba
Tak ada opor tak ada ketupat
Bukan berarti dunia kiamat
Ayo buat pantun berbait empat
Sembari hati mengucap shalawat
Ada tujuh hari dalam sepekan
Habis Minggu terbitlah Senin
Dari hati yang terdalam kami ucapkan
Minal aidzin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin
Mencari pala di hutan lebat
Racik dengan rempah agar lebih berkhasiat
Teruntuk para kerabat dan sahabat
Mohon dimaafkan atas salah yang t’lah lewat
(Tri Widodo WU)
Masak ketupat di malam lebaran
Disuguhkan dengan opor di hari raya
Segala khilaf mohon dimaafkan
Semoga kita menjadi insan bertakwa
Opor ayam santannya lezat
Bertabur bawang goreng yang renyah
Dengan iringan takbir, terkirim salam sehat
Untuk pejuang yang tak bisa pulang ke rumah
(Ilham Nurhidayat)
Ulat, Kepompong, Kupu
Ulat rakusnya dahsyat
Dedaunan tanaman diembat
Brutal
Kadang bikin gatal
Tapi ada masanya menikmati bengong
Berlindung di ruang kepompong
Berpuasa
Berpuas diri dengan apa yang ada
Lalu jadilah kupu
Mempesona dan lucu
Tumbuh sayap
Mengunjungi bebungaan pun siap
Ulat, kepompong, kupu
Itulah kita, Ramadhan, kita
Apakah kita yang awal berubah kita yang baru
Ataukah kita tetap saja kita yang sama
Ulat, kepompong, kupu
Semoga jadi pribadi baru
Pribadi berorientasi kehidupan kekal
Shalih pribadi dan shalih sosial
Selamat hari raya 1442 Hijriyah
Taqabballah Minna wa minkum
Selamat menikmati berkah
Selamat santap sambil tersenyum
(Dedhi Suharto, Mei 2021/30 Ramadhan 1442 H)
0 Comments