Perlukah Konsolidasi Aplikasi? Sebuah Kearifan Menyikapi Kearifan Lokal

by | Sep 25, 2021 | Refleksi Birokrasi | 0 comments

Kearifan lokal dapat dipahami secara umum sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman yang selanjutnya diterapkan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya, kearifan lokal dipahami berkaitan dengan budaya, sesuatu yang berkaitan dengan konteks sosial dan secara turun temurun antargenerasi.

Kearifan lokal diwariskan dengan cara informal, tidak tertulis, cenderung berdasarkan knowledge sharing dari mulut ke mulut dan berdasarkan pengalaman para tetua (generasi pendahulu) yang konteksnya, tentu saja, terbatas pada ruang lingkup lokal kewilayahan tertentu.

Nyatanya, berdasarkan pengalaman dan observasi penulis, kearifan lokal tidak hanya terjadi pada bidang budaya yang diartikan terbatas pada cerita rakyat, kesenian, peribahasa, petuah, dsb. Akan tetapi, kearifan lokal juga dihasilkan dalam lingkup organisasi, dan secara lebih spesifik dalam konteks pengembangan aplikasi teknologi informasi.

Aplikasi Lokal dan Kearifan Lokal

Aplikasi teknologi informasi, yang selanjutnya kita sebut aplikasi adalah sekumpulan perangkat lunak yang dirancang dan dibangun mendukung kebutuhan aktivitas dari penggunanya.

Dalam lingkungan organisasi, aktivitas tersebut lebih banyak terkait dengan proses bisnis yang dijalankan organisasi dalam mendukung misinya. Suatu aplikasi dapat dibangun dari nol, atau merupakan sesuatu yang baru, untuk menggantikan proses manual. Di samping itu dapat juga merupakan kelanjutan pengembangan dari aplikasi yang digunakan sebelumnya.

Meskipun aplikasi pada dasarnya harus mematuhi berbagai kebijakan ketentuan dan persyaratan, dalam pengembangannya aplikasi juga menyediakan fitur-fitur tambahan untuk meningkatkan kemudahan penggunaan serta membantu penggunanya agar lebih produktif.

Dari waktu ke waktu, fitur-fitur dimaksud ikut berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Bila aplikasi digunakan dalam kurun waktu yang cukup lama maka para pengguna mulai memikirkan ide-ide baru yang dapat diwujudkan dalam aplikasi berdasarkan pengalaman dari hari ke hari.  Hal ini adalah sesuatu yang baik dan wajar.

Akan tetapi, tentu saja banyak juga aplikasi yang meskipun digunakan bertahun-tahun tidak mengalami perubahan yang berarti karena berbagai kemungkinan, seperti tidak mampunya pengguna untuk melakukan pengembangan lebih lanjut atau memang tidak dirasakan adanya kebutuhan untuk itu.

Ide-ide perubahan yang terjadi pada aplikasi ini pada hakikatnya adalah juga wujud kearifan lokal sesuai dengan pemahaman kearifan lokal pada awal tulisan ini.

Penyeragaman Aplikasi: Potensi Masalah

Di sisi lain pembangunan aplikasi, perawatan serta pengembangannya memerlukan biaya, waktu dan perhatian yang tidak sedikit. Di lingkungan perusahaan atau instansi pemerintah, pengembangan yang terpisah pada banyak satuan kerja dan atau lokasi menimbulkan inefisiensi karena terjadi duplikasi pekerjaan ingin dihindari.

Hal ini menyebabkan adanya gagasan upaya konsolidasi dan penyeragaman dari aplikasi. Langkah ini merupakan langkah yang rasional mengingat keuntungan yang didapat seperti kemudahan pengendalian mutu, menjaga keterpaduan dari data, keseragaman dalam pelatihan, kemudahan berbagi-pakai infrastruktur, selain tentu saja penghematan dari biaya pengembangan dan perawatan.

Namun demikian, bila penyeragaman aplikasi dilakukan secara tergesa-gesa maka dapat timbul berbagai potensi masalah. Pertama, aplikasi yang diseragamkan belum betul betul siap pakai dan berfungsi dengan baik.

Kedua, aplikasi yang diseragamkan belum memiliki fitur-fitur yang lengkap dibandingkan dengan aplikasi lokal yang sudah digunakan dan dikembangkan cukup lama. Bila hal ini terjadi pengguna lokal akan hanya merasakan kemunduran dari kondisi yang mereka sudah miliki sebelumnya dan bisa menimbulkan berbagai bentuk resistensi atau penolakan.

Praktik Terbaik: Melibatkan Pengguna

Banyak aplikasi yang populer dan digunakan secara luas sudah melalui proses panjang. Yaitu, secara sistematis menerima masukan dan mengakomodasi kebutuhan serta ide-ide bagus dari para pengguna di berbagai lokasi. Hal ini yang layak untuk diperhatikan dan diterapkan juga oleh mereka yang melakukan konsolidasi dan penyeragaman aplikasi.

Para pengembang aplikasi selain memperhatikan perkembangan teknologi untuk dimanfaatkan secara inovatif, tepat guna dan maksimal, saat ini meluangkan banyak waktu dan sumber daya untuk memahami kebutuhan dari para pengguna secara lebih mendalam.

Pengguna dilibatkan secara intensif dalam merumuskan masalah dan kebutuhan. Pengguna juga terlibat dalam pengujian aplikasi dengan menggunakan prototipe selama proses rancang bangun, sehingga dapat sesuai dengan persepsi dari pengguna tentang apa yang menjadi keinginan serta kebutuhannya.  Kemampuan ini adalah ukuran sesungguhnya dari kualitas pengembang.

Akhir Kata

Konsolidasi dan penyeragaman aplikasi, meski dengan tujuan baik, berpotensi membawa dampak yang kurang baik. Oleh karenanya, akan lebih arif bila dilakukan secara hati-hati dengan kajian kebutuhan, perencanaan, praktik terbaik metodologi pengembangan dan implementasi yang menerapkan manajemen perubahan yang cukup.

Pengembangan aplikasi bukan sekedar persoalan teknologi, melainkan adalah persoalan pengetahuan dan keterampilan manajerial yang diterapkan secara konsisten. Akhirnya, gagasan penulis ini diharapkan menjadi sebuah bentuk kearifan dalam menyikapi kearifan lokal.

2
0
Teddy Sukardi ◆ Expert Writer

Teddy Sukardi ◆ Expert Writer

Author

Ketua Umum Ikatan Konsultan Teknologi Informasi Indonesia (IKTII). Ia aktif melakukan kegiatan konsultasi dalam bidang teknologi informasi seperti dalam bidang terkait Transformasi Digital, Perencanaan Strategis, Perumusan Regulasi, IT Governance, Manajemen Risiko, Audit Teknologi Informasi dan E-learning. Dapat dihubungi pada alamat surel [email protected]

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post