saat kecil tak punya apa-apa
tumbuh remaja banyak cita
lulus kuliah dapat kerja
lalu membangun keluarga
memberi cucu untuk orang tua
begitu ‘kan biasanya?
begitu pada umumnya
saat kecil aku ingin ini dan itu
asal memainkan telunjuk
tanpa beban
tanpa terbesit perasaan
bagaimana susahnya orang tua mencari uang
saat kecil aku sakit salesma
kadang disertai batuk asma
atau terluka saat bersepeda
tapi aku tak pernah jera
meski jatuh lagi dan sakit lagi
aku tak pernah jera
karna akan selalu ada
peluk hangat orang tua
saat aku tumbuh remaja
waktunya eksplorasi
sambil mencari jati diri
mau jadi apa ketika besar nanti
saat remaja aku jerawatan
seluruh muka beruntusan
akibat memendam perasaan
pada gebetan yang punya pasangan
tapi tak apa
aku tak pernah jera mencari
cinta sejati untuk kemudian dinikahi
kalau gagal lagi?
tak apa
ada teman untuk berbagi
saat aku memasuki dunia kerja
prioritas berubah drastis
semua serba dikalkulasikan
semua serba dipikir matang
bisakah daftar keinginan
tak melampaui anggaran?
saat menerima gaji pertama
selera makan ku membabi buta
semua makanan dicoba
mumpung belum ada pantangan
mumpung belum ada masalah kesehatan
bila besok ada keluhan?
tak apa
besok lusa juga hilang
saat keuangan ku kian mapan
saatnya mencari istri idaman
melamar pacar yang selama ini menjadi incaran
membangun sebuah keluarga
lalu memiliki anak satu, dua, atau tiga
saat umur ku memasuki lima puluhan
saat uban mulai tumbuh secara perlahan
metabolisme tubuh pun berubah
badan lebih cepat merasa lelah
saatnya mengerem diri
kalau tak mau ada keluhan
beruntung kolesterol ku tak tinggi
beruntung tekanan darah ku tak tinggi
beruntung gula darah ku tak tinggi
beruntung asam urat ku tak tinggi
beruntung aku tak punya penyakit komplikasi
namun, sangat sedikit yang beruntung seperti ini
selera makan mulai kutahan
menjalani rutinitas terasa membosankan
dulu susah mencari pekerjaan
tapi sekarang, pekerjaan di tangan
malah ingin kulepaskan
terpikir keinginan ‘tuk pensiun dini
aku tak mau menunggu lebih lama lagi
batas usia pensiun yang tinggal bilangan jari
karna aku lelah
karna aku jengah
aku ingin pensiun dini
bukan karna aku telah dapat semua ingin
tapi karna aku mulai mempertanyakan
apa yang kucari dalam hidup ini?
bukankah begitu umumnya
penyakit usia lima puluhan?
penyakit lima puluhan
saat darah tak lagi muda
Penulis buku Pelajaran Sederhana Luar Biasa. Saat ini bekerja di SKK MIGAS
penulis mencerminkan perilaku awal kehidupan, rasa yg tercurahkan dengan melihat karakter alami dan yg terjadi, lebih tealita
Makasih mas sujono
Tulisan yg secara tegas menggambarkan ritmenkehidupan yg seperti sekedar atau ditarik oleh ritme yg stagnan, penulis mencoba keluar dari alur kekakuan itu dengan sebuah pilihan utk pensiun dini. Ini adalah sebuah keberanian utk memilih pilihannyg tidak populer, tapi mungkin dng cara itulah kita akan memenangkan sebuah ketetapangaris kehidupan.
Makasih pak Agus.
Peluang ada. Tapi masih galau nih. Hehehehe.
Saya rasa kita tidak perlu terlalu lebay mendefinisikan usia 50 thn an …jalani hidup dgn kodrat nya …pensiun dini bukan berarti kita harus istirahat total kan ?
Syukuri apa yang ada ….
Tq ade.
Pensiun dini bukan berarti istirahat total, De. Mgkn istirahat mencari penghasilan.
Banyak juga yg mengambil pilihan ini.
Bukan berarti gak punya penghasilan.
Passive income tentu sudah disiapkan bagi yg mengambil pensiun dini.
Anyway, betul de. Hidup harus bersyukur.