Sebagai salah satu bentuk rasa syukur
Atas panen kebun sawit miliknya
Paman istriku yang tinggal di Surabaya
Ingin berbagi kebahagiaan dengan saudara-saudaranya
Dia mengajak kakak-kakak dan adik-adiknya
Yang terpencar di berbagai kota di pulau Jawa dan Sumatra
Jalan-jalan bersama
Berwisata ke pulau Belitung
Semua menyambut gembira
Biasanya acara kumpul-kumpul terjadi hanya setahun sekali
Pada saat libur lebaran idul fitri
Di Belitung banyak batu-batu sebesar patung
Batu-batu besar yang mematung
Diam kokoh tidak beranjak
Walau setiap hari berulang-ulang dihempas ombak
Dari Belitung menuju pulau Lengkuas
Pulau paling jauh di batas laut lepas
Waktu kedatangan kami mungkin kurang pas
Di saat ombak tinggi cenderung ganas
Beruntung kapten kapal sangat cerdas
Menghibur kami dengan mengatakan kapal ini tidak pernah tenggelam atau pun kandas
Semakin jauh ombak semakin tinggi
Gelombang menerjang dari kanan dan dari kiri
Setiap saat siap menenggelamkan kapal kami
Persis seperti cerita di buku Laskar Pelangi
Kapten kapal dengan lincah bermanuver mengikuti irama naik turunnya ombak
Yang ceria mulai kuyu
Yang berisik mulai membisu
Mulut menjadi kaku
Lidah menjadi kelu
Satu persatu air mata bercucuran
Satu persatu pikiran aneh bermunculan
Muncul tanda tanya dalam hati
Apakah besok kami masih hidup
Atau dikubur di laut ini hidup-hidup
Pikiran kalut
Yang awalnya berani menjadi penakut
Berharap gelombang pasang segera surut
Berharap maut jangan datang menjemput
Tiba-tiba kapal mendadak berhenti
Suara isak tangis juga berhenti
Pikiran-pikiran aneh muncul lagi
Apakah mesin kapal ini mati
Apakah kami akan luntang lantung dibuai ombak ke sana ke mari
Suasana semakin sunyi
Semua berdoa dalam hati
Lanjutkan atau cukup sampai di sini
Lalu kita kembali
Terdengar suara kapten kapal mengajukan tawaran
Tidak ada yang berani memberikan jawaban
Semua penumpang masih pada ketakutan
Lanjut!
Teriak Paman dari Surabaya memecah keheningan
Kapal kayu kembali berjalan perlahan
Salawat Badar dinyanyikan
Seolah-olah kami sedang berada di medan pertempuran
Setengah jam berlalu
Kami pun sampai di pulau yang dituju
Semua tersenyum lepas
Sesampainya di pulau Lengkuas
Ketakutan dan kekhawatiran sirna seketika
Batu-batu besar kembali jadi saksi bisu
Sebagai bukti telah terjadi bencana besar ratusan tahun yang lalu
Batu-batu besar itu kini menjadi daya tarik para tamu
Semakin siang
Sebagian penumpang mulai mabuk kepayang
Saatnya menikmati makan siang di pulau Kepayang
Menunya ikan laut, cumi dan udang
Jalan-jalan selanjutnya di sekitar pulau Belitung
Jalan-jalan selanjutnya beli oleh-oleh khas Belitung
Oleh-oleh untuk diri sendiri
Bayar sendiri-sendiri
Aku dapat oleh-oleh lain dari Belitung
Yang sukses berbagi kebahagiaan
Yang lain ikut merasakan
Inilah oleh-oleh lain dari Belitung
Aku pun merenung
Apakah suatu saat nanti
Aku juga bisa berbagi seperti ini
Berbagi kebahagiaan dengan saudara-saudaraku sendiri
Berbagi oleh-oleh lain dari Belitung
Semoga…
Penulis buku Pelajaran Sederhana Luar Biasa. Saat ini bekerja di SKK MIGAS
Cobain deh ke sana bu Dewi. Kalau mau santai, jangan pas gelombang tinggi. Bisa deg-degan naik kapalnya. Hehehe.
Iya Pak Yudis….. terima kasih utk petunjuknya,
jd makin penasaran aja
Thanks so much Ponakan yg baik hari n cerdas.. Menyusun kata begitu indah. Terbuai awak membacanya. Pengalaman yg tak terlupakan naik perahu bersama keluarga.. Mula nya cemas akhir nya senang n bahagia
Pertialanagn yg sungguh mengasyikkan.. Kapan kah lagi bisa terulang.. Allahu alam.. Syukron ponakan ku ….
Waaah, sy yang belum pernah ke sana , jadi berasa ikut piknik nih Pak Yudis
Pasti pak Yudis juga jago berpantun ria ya
Meski di awal, sempat ikut tegang dalam petualangannya, akhirnya bisa tersenyum sendiri…..
Mirip-mirip ya pengalamannya ya Pak Sapto.
Dimana tuh pulau Burung?
Mantap puisinya pernah saya ke pulau burung sama terjadi ombaknya yang besar. Di tunggu lagi puisi berikutnya pak yudis.
Sipp. Tq Luisa. Jangan kapok menerima kiriman puisiku ya.
Puisinya bagus Pak, dapat menggiring pembaca untuk berimajinasi dan membayangkan keadaan yg terjadi disana. Selain itu ada pesan moral yg mengingatkan kita kepada “maut” dan “berbagi kebahagiaan”. Aku suka… Keep on writing yo Pak….
Muantap Pak Yudis coretan penanya bisa buat curhat, menghibur dan menghilangkan kepenatan ….lanjut Pak Yudis saya tunggu edisi berikutnya.
Sipp.
Makasih pak Parno
Kepada Yth Pak Yudis, tulisan ini menyiratkan banyak makna, mulai dari pentingnya arti keluarga, dzikir mengingat keindahan kekuasaan sang Pencipta, mengingat kematian, setelah gelap akan ada terang yang menyinari. Mantap Pak 🙂
Makasih zulfa
Mantap om yu ingek nagari laskar pelangi mak nen
Yup. Negeri Laskar Pelangi
Oooiii…. puitis nian abang ini 👍🏼👍🏼 Lanjooottt…
Oooiiii lanjooottt……bang!
Siap
Sperti Biasa, Tulisan yang renyah, mengalir, dan semakin penasaran dibaca sampai selesai.
Sipp. Pak Taufik.
Jadi semangat nih corat coret lagi
Pulau Belitung
Pulau Lengkuas
Perjalanan rampung
Hatipun puas
Karya pak yudis ini membuat yang membaca semakin ingin ke sana..terus berkarya pak..memotivasi saya yang awam ini😊
Keren puisinya.
Moga liburan berikutnya mba ke Idea ke sana
Mantap bang semoga kami bisa jg sampai disana dan abg jg smg semakin sukses,aamiin…
Semoga Azril dan keluarga suatu saat bisa ke sana. Boyongan dari Binjai Sumatra Utara
Cerita yang sangat menarik dan istimewa karna dikemas dalam bentuk puisi…..mantaaap pak, ditungu karya2 menarik lainnya.
Sipp
Makasih pak Monang
kata demi kata terbentuklah kalimat demi kalimat yang dirangkai sehingga membuat jaringan angan-angan seakan kita terlibat dalam perjalanan tersebut, itulah yg akan dikenang semasa kita masih bisa berkarya untuk sasama berbagi dalam suka dan duka, teruslah berkarya Pak Yudis inilah kelak yang akan menjadi pengingat buat anak cucu semua, menulislah walau hanya daftar riwayat hidup kita sebagai pengingat kita pernah ada, salam semangat Pak.
Pak Sujono.
Makasih supportnya
Maanntaaabbzz…..kereeen pa yudis
Makasih pak Hisyam
Pemilihan kata yg cerdas nan sederhana membuat cerita menjadi asik dibaca… Terus berkarya pak, sukses terus…
Makasih supportnya.
Jadi tambah semangat nih
Oleh-oleh lain yg didapat dri membaca tulisan ini adalah … “self reminder” …pasrah diri…rejeki, hidup & mati kita ada di tangan Sang Pencipta …
Senang bacanya Pak …. selalu ada kata yg bermakna dalam …👍🏼
Sipp. Moga ada lagi tulisan2 berikutnya
duhhh bikin baper pak… kakak saya di tanjung pinang tp sy belum sempat belitung dll… senangnya yg tinggal di alam bebas… berbanding terbalik dgn yg di kota superpadat ini
Ya masih asri, masih banyak yg alami
Buah cerita puisi juga bisa menjadi oleh2 yang bisa lebih berkesan,
Baru saja saya baca diatas.
Hidup sering ada hal yang tidak terduga ombak besar datang tiba2 semiaalnya.
Puisi ini mengingatkat kita bahwa ini bisa saja, mungkin saja, atau kita pernah mengalaminya.
Sipp mas Sigit
Mantab sekali p Yudis…
Bisa menina bobokan pikiran kita yang selalu dikaluti hiruk pikuk kehidupan metropolitan seperti ini…
Semoga bisa menjadi terapi kita semua… Amiiin
Next kalau bisa dibuatkan nuansa pemikiran kita ke alam Ketuhanan yang kekal…
Mantab p Yudis
Makasih pak Wahyu.
Berat nih request pak Wahyu.
Takutnya ilmu saya ilmu saya gak nyampai.
Manakala oleh-oleh tak harus makanan, dan tatkala cinderamata tak harus kerajinan tangan, ternyata ada bentuk lain yg tak kalah berkesan, membuat hati turut berkenang, adalah indah kata yg dirangkaikan, yg disusun bahasakan, mempesona disajikan, membuat kami tertawan, dan serasa kami turut merasakan, dalam perjalanan yg indah mendebarkan.
Mantap jiwa.
Mantaps puisi pak Heru
Aaaah…..bukan puisi pak….!!!
Good ….. mengingatkan ke Belitung mrskjpun cums bersandar …
Sipp
Alhamdulillah…
Berasa ada dalam suasana yang Yu tuliskan dalam puisi di atas…..penuh makna…..
Teruslah berkarya ya Yu, smoga sukses selalu……
Makasih Titik
Pak yudis bagus bangat ceritanya tambah lagi dengan mercu suarnya ama danau kaolinnya
Mantaps. Dah pernah ke sana ya man
Ok sangat menarik
Makasih pak Guru
Mendebarkan tapi tetap putis, kereen…
Tq3x pak Johan
Mantap Pak Yudis. Membaca puisinya, saya bisa merasakan ketegangan dan kebahagiaan dalam perjalanan di Belitung.
Semoga sukses sebagai Birokrat dan Penulis.
Aamiin.
Makasih doanya Pak Agung
Ada yang menarik dalam puisi Pak Yu ini, “BERHARAP MAUT JANGAN DATANG MENJEMPUT”, Masya Allah, itulah kita, saya dan anda, Tiada kata yang terucapkan, Puisi yang sangat-sangat Indah, yang bila kita selami kata perkata sangat sarat dengan kehidupan yang kita jalani saat ini. Salawat Badar dinyanyikan seolah-olah kami sedang berada di pertempuran, SEMOGA KITA MEMENANGKAN PERTEMPURAN untuk kehidupan Akirat kita, Makasih Puisi Cantiknya Pak Yu, yu a de besss……
Semoga kita termasuk orang yang menang ya Attabari
Jd bagusnya kesana bulan apa da?.. yg ombaknya ga besar
Pengalamanku bukan Februari ombak tinggi
Bulan oktober hanya ada riak berasa di danau bukan laut
Mantap mas Yudis, jadi pingin jalan2 kesana
Sipp. Ayo ke sana mas Junaidi
Puisinya menandakan kelasnya…muantaps..
Sepertinya dulu kuliah salah jurusan…
Lanjut Yudhis., teruslah berkarya lewat kata-kata
Makasih supportnya bu Ratna supportnya.
Jadi tambah semangat nih
Pak Yudis,
Untaian kalimat yang disusun, membawa sebuah cerita yang membuat perasaan pembaca hanyut terbawa.
Saya yang belum pernah ke Belitung…. merasakan dan membayangkan suasana dalam cerita yang dikisahkan.
Lanjutkan Pak Yudis.
Sukses selalu… 👍
Ayo dong mas Nuryasin.
Berwisata ke negeri Laskar Pelangi
Woouw puisinya bisa mengudak2 perasaan pembaca …awal yg ceria tiba2 deg2an ikut tegang cemass takut ….dan akhirnya hepiii … ini akuntan yg sastrawan atau sastrawan yg akuntan ya .. hehee kereenn mas Yudis
Yang mana ya bu Ambar. Yang mana aja ya
Pak Yudis keren puisinya, menuju keindahan bersama didahului 6petualangan yang mendebarkan dan menegangkan. Sukses terus…
Aamiin. Makasih mas Eka
Jadi pengin ke Belitung…
Kalau ke sana bulan Februari ombaknya lagi tinggi. Minusnya gak bisa diving.
Bulan Oktober ombaknya kayak danau
Plusnya bisa diving
Sipp. Moga suatu saat terealisasi
Ternyata perjalanan ke Belitong cukup menantang juga ya.. rada ngeri dan penasaran pengen kesana.
Trims Pak Yudis
Pak Kurniawan, bulan Februari ombak tinggi.
Bulan oktober ombak kayak riak di danau
Good job om Yudis…
Tq3x mas Agus Eko
Pak Yudis, bagus kata2 nya…..serasa ada disana..
Mantap tenan…..walaupun auditor tapi puitis juga ya…..
Ditunggu puisi2 berikutnya….
Makasih bu Tri
Aku masih belajar corat coret bu Tri
Mantabs……bagi yg pernah ke pulau lengkuas …maka tulisan ini membuat kita serasa berada diatas perahu kayu dengan mesin yamaha kadang2 suara nya sirna yg membuat hati ini gundah gulana…..👍👍👍
Walau beberapa kalimat, puisi pak Eddy mantaps.
Bravo Pak Yudis Keren, Menceriterakan perjalanan dari pulau jawa dan sumatera menuju kepulauan Belitung melihat alam yg indah dengan cara yang unik. Ok bravo btw di Pulau Lengkuas apakah bisa Snorkling dan aman kah.
thanks
Saat itu februari. Ombak tinggi gak bisa snorrkling.
Waktu bln oktober ke sana, ombak gak tinggi. Bisa snorkling.