Di sini
Di bangku sebelah kiri
Mata mudaku memandang lagi
Berderet bangunan itu tertata rapi
Rumah baru yang beratap nyaris sama, satu dengan yang lain
Tak percaya dengan yang kulihat, kuusap lagi mata mudaku ini
Bangunan yang berderet masih tampak sama
Tak salah rupanya mataku ini
Yang baru kulihat itu adalah nyata, bukanlah khayal
Inikah bangunan masa depan itu?
Inikah masa depan itu?
Di tempat yang serba sama inikah nanti para manusia menghabiskan hidupnya?
Tidakkah mengherankan jika bertamu seperti berada di rumah sendiri?
Tidakkah hidup ini akan jenuh?
Bus pun melaju dengan kecepatan tinggi
Melaju terus, lurus, berkelok-kelok, menyusuri Padang – Bukittinggi
Pikiranku pun terbang jauh melayang tinggi
Terbang jauh menuju masa depanku
Saat nanti ‘ku sudah mandiri
Akankah suatu saat nanti aku akan tinggal di bangunan tadi?
Di rumah yang tampak dalam dan luarnya sama?
Mestinya, aku tidak boleh gamang …
Mungkin diriku tak perlu bertanya
Sebab, hidupku pun lama di bawah atap rumah sewaan
Mungkin … angan-angan itu muncul karena aku lelah tinggal di rumah sewaan
Angan-angan itu pun menghasilkan ketakutan
Ingin hidup di rumah yang berbeda
Sebuah rumah yang rancangannya tidaklah sama dari tetangga
Aahhh… angan-anganku ini mungkin terlalu tinggi.
Kata orang, hidup haruslah membumi
Hidup haruslah tahu diri
‘Ku pun menyadari
Kalaupun nanti tidak mampu memiliki
Setidaknya, angan-angan itu pernah ada
Waktulah yang membuktikan
Akankah angan-angan ini kan tetap tinggal sebagai sebuah mimpi?
Atau bisa terjadi …
Itulah lamunan sore dengan mata mudaku tahun ’80-an
Ketika lulus SMA menjadi ‘anggota klub’ pengangguran
Lamunan sore itu, kini berumur 30 tahun sudah
Lamunan sore itu, kini terealisasi sudah …
Tapi kini mata muda itu mulai menua …
Akankah aku hidup 30 tahun lagi?
Mungkin lebih lama, mungkin saja lebih cepat
Tidak ada yang tahu pasti
Hanya Yang Maha Penguasa Waktulah yang tahu
Sore ini, hidupku bukanlah lagi mencari
Bukan lagi bagaimana memiliki
Hidupku adalah bagaimana berbagi
Bagaimana hidupku lebih berarti
Bukan lagi tentang diriku sendiri
Hidup mestilah tidak lupa diri
Hidup haruslah tahu diri
Hidup haruslah membumi
Pada akhirnya, bangunanku itu
Adalah bangunan yang berderet pula
Berukuran satu kali dua
Suka atau tidak suka
Akan menjadi tempatku lebih lama
Lebih lama dari angan-angan ini
Lebih lama dari angan-anganku 30 tahun lalu
Lebih lama dari angan-anganku 30 tahun lagi
Hidup haruslah tahu diri
Hidup haruslah membumi
Aku harus ingat kemana kan kembali
Pelajaran sederhana luar biasa Buku yg sangat meng inspiratif , makasih bukunya pak
Samo-samo bu Wiwit
Inspiratif… TOP
Makasih bu Riri
Aamiin
Thank’s. Yudis
Sangat bermanfaat utk pengingat per jalanan hidup dulu,sekarang dan yg akan datang..
semoga sukses selalu
Sebuah pelajaran bahwa nantinya kita akan menempati bangunan itu tidak, Memandang pangkat, derajat maupun kekayaan semua sama akan kembali kepada sang maha pencipta tanpa membawa harta dan kekayaan. Mantap…
Makasih pak Sapto.
Sebuah tulisan yg sangat indah dan penuh makna yang mengingatkan kita akan artinya sebuah kebaikan dan kematian
Makasih pak Arief
InsyaAlloh kita semua menuju ke sana … semoga kelak husnul khotimah
Aamiin
Tulisan yang sangat LUARBIASA Pak Yudisrizal, penuh dengan nuansa kehidupan yang dulu yang telah dijalani dan kehidupan yang akan kita jalani berdasarkan kehidupan dulu untuk “TAHU DIRI” siapa kita…….Thank’s…
Makasih Attabari
Memang sudah saatnya hari ini kita mulai menghitung hari,, menghitung diri,,, dan mawas diri,,,
Trk telah mengingatkan dan berbagi,,
Selamat utk sobatku Yudisrizal,,,
Sipp pak Kepsek
Terima kasih reminder nya Pak Rizal.. Tulisan Bapak luar biasa.. Semoga hidup kita yang sangat singkat ini penuh makna dan keberkahan.. Amin ya robbal ‘alamin
Makasih pak Fadhil
makasih pak, sudah di ingetin… bagus banget tulisannya
Makasih pak riza
Aamiin.
Makasih support-nya ya om Wirman
Selamat berkarya om yudis moga sukses selalu. Amin yra
Makasih mas Kurnia
Alhamdulillah..berkarya hingga akhir hayat. Selamat mas
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Bagus tulisan pak Yudis ini, patut menjadi renungan kita semua.
Ijinkan saya menyampaikan Sabda Rosulullah Nabi Muhammad SAW, sebagai berikut :
Orang yg saat ini lebih baik dari hari sebelumnya adalah orang yg beruntung. Orang yg saat ini sama dengan hari sebelumnya adalah orang yang merugi. Orang yang saat ini lebih buruk dari hari sebelumnya adalah orang yang sesat.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Wa’alaikumsalam.
Makasih pak Sutrisno sudah mengingatkan hadis ini.
Makasih ya
Makasih juga dah berkenan membaca, kang Dadan
Luar biasa… terima kasih pak Yudis… jazakallohu khoiron…
Luar biasa…, tulisan yang sangat menyentuh dan nyata.
Yudis… maju terus dg karya tulisannya👍
Makasi Uci supportnya
Ga nyangka pak Yudis yang pendiam rupanya punya bakat yang luar biasa..
Diam-diam belajar, mba Dhyta.
Maknanya sangat dalam Pak. Setuju kalau hidup harus membumi dan bermanfaat bagi umat. Ini hanya persinggahan sementara.
Makasih Pak
Subhanallah..
Penuh makna . Selamat dan success Pak Yudis.
Aamiin.
Makasih pak Chandra
Mantap Pak Yudis, kata-katanya sederhana tapi pesannya sangat bagus, merubah diri dari mencari jadi berbagi.
Semoga tulisannya dapat membumi untuk menjadi bahan introspeksi birokrat-birokrat yang lain.
makasih pak Lungguk
Keren sekali Pak, sangat bermakna dan menginspirasi. Karena hidup adalah untuk belajar. Pengalaman salah satunya merupakan suatu proses pembelajaran yang paling berharga dalam hidup ini. Hidup juga bukan hanya untuk mencari tetapi berbagi. Semangat terus Pak, ditunggu karya-karya selanjutnya 🙂
Makasih Zulfa
Luar biasa Pak Yudis, two thumbs up!!
Seandainya para pemimpin Indonesia, entah itu di DPR, Pemda, Kementerian/Lembaga yg seharusnya bertindak dan bersikap demi kemashlahatan rakyat banyak bersikap membumi dan selalu berusaha menebar manfaat selama hidup di dunia karena yakin hidup di bumi Indonesia hanya pijakan sementara utk bangun pondasi yang kuat saat menghadap Sang Pemberi Hidup, tentu Indonesia akan bebas korupsi, lebih indah, tenteram, damai, makmur, sejahtera dan bermartabat.
Sukses selalu untuk Pak Yudis, terus semangat berkarya dan menginpirasi dunia ya Pak 🙂
Aamiin.
Makasih bu Lestyorini
Subhanallah pak. Layaknya sebuah kompas, baiknya pengalaman2 hidup itu diberitakan agar yang membutuhkan dapat dengan jelas kemana harusnya hidup ber-arah.
sehat selalu dan semakin sukses berkarya ya pak.
Makasih mas Fuad
Keereen Pak Yudis…tulisannya menyentuh hati untuk muhasabah diri…
Betul sekali Pak…maknanya …Dunia ini hanya sementara ..Akhiratlah untuk slama-lamanya …
Sukses buat Pak Yudis dan terus Berkarya….
Makasih mba Nini
Keren Pak Udiz,
Saya Suka kalimat “Hidup Haruslah Tahu Diri, Hidup Haruslah membumi, Aku Harus Ingat kemanakan kembali “
Makasih mba Faisla
Tulisan yang sangat bagus pak, menggugah hati untuk selalu tetap ingat tujuan hidup kita yang sebenarnya…
semoga bapak selalu sukses dan terus berkarya ????????
Aamiin.
Makasih mas Hadi
pak bagus sekali tulisannya menyentuh sekali langsung pada pemahaman bahwa dunia itu sementara akhirat itu selamanya.
Makasih Fitri
Assalamualaikum wr.wb…tulisan ini mengingatkan akan surat Al Ankabut ayat 64 dalam Al Quran bahwa kehidupan dunia hanya senda gurau dan permainan, dan sesungguhnya negeri akhirat merupakan kehidupan sebenarnya….utk itu manusia yg cerdas akan menjadikan dunia sebagai tempat persinggahan sementara dan tempat mrnyiapkan perbekalan di kehidupan rumah 1×2 dan akhirat.
Wa’alaikumsalam.
Bener banget pak
Sangat mengesankan pak…..????????????????
Tidak banyak birokrat yang menulis ataupun mengekspresikan suara hatinya
Makasih mas Nala
Juneth,
This poem is not part of my first book ‘PELAJARAN SEDERHANA LUAR BIASA’. I’m dreaming of having a poem book instead of a novel someday. This poem is probably becoming my first poem, inspiring and push me to write other poems.
Anyway, congrats for your graduation.
Sukses terus pak yudis….teruslah berkarya
Aamiin. Makasih ya supportnya
The most interesting part for me is about “owning vs sharing”. My reflection after read them twice: it is no longer about me (or myself), instead how do i contribute for others?? In my case, its such a reminder for myself, Pak Yudis: “what would you contribute for your home country ????????, Yunita?”. Thank you so much for reminding us, Pak Yudis. This is so inspiring. I can not wait to read further and have a chat with you once i return to Indonesia????, Pak Yudis.
-From Melbourne with heart ❤️-
JUNETH
Hidup harus membumi…
Hidup harus tahu diri…
Penjelmaan identitas diri…
Mudah2an saya bisa dan harus bisa seperti ini..
Mantap pak..
Tq ya Citra
Tulisan Pak Yudis selalu dalam maknanya dan selalu mengajak untuk lebih bersyukur dan lebih giat dalam menjalani kehidupan..suka sekali dengan quotesnya: “hidup haruslah tahu diri, hidup haruslah membumi”.
Terima kasih sudah di-share tulisannya Pak. Ditunggu karya-karya berikutnya.
Makasih supportnya ya Idea
Wah.. Pak Yudis, tulisan yg sangat bagus. Ternyata banyak rekan2 ni yg punya bakat yg luar biasa..
Sukses terus Pak Yudis. Ditunggu karya2 selanjutnya
Pak Roykhe,
Tq ya komennya.
Aku belajar sambil menulis dan menulis sambil belajar.
Belajar dari guru Lae Rudy MH yang mengkritisi dan memberikan masukan coertan yang aku buat ini
Tulisan yg bagus pak yudis, sederhana tapi penuh makna. Mengajak kita untuk merenungkan tujuan hidup.
Tq ya Lae Freddy
Bapak Yudis… mantap kali… mudah dipahami dan menginspirasi…. lanjut berkarya dan sukses selalu pak…
Salam,
Kiki
Tq ya mba Kiki
Segala sesuatunya adalah titipanNya. Berbagi, memberi atau memiliki tidak akan merubah kenyataannya. Saat sadar dan bersyukur, maka satu pun terasa sejuta. Nikmat Allah memang tidak terkira. Semoga kita semua selalu berada dalam berkah dan lindunganNya.. aamiin YRA.. sukses selalu pak Yudis ????
Aamiin.
Luar biasa puisi singkat Cherie.
Keren
Tulisan yang sangat bagus dengan tata bahasa yang sangat puitis namun mengandung makna dan pesan moral untuk muhasabah diri…Terima kasih Pak Yudis
Makasih Indry.
Selamat dan sukses sobatku YUDISRIZAL ,. Sebuah Karya yang luar biasa,
Terimakasih sudah mengingatkan kami .
Kami tunggu karya luar biasa berikutnya..
Makasih supportnya bu guru
kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin
Mungkin benar juga
mantap
Makasih pak Pak Parulian
Subhanallah
Terima kasih sudah mengingatkan
Lanjutkan menulis yang lebih bermakna bagi sesama
Makasih support ya mba Nunu.
Semoga bisa.
Kerja di perminyakan adl mimpiku dan
Mimpiku terwujud karena keyakinan yg kokoh… 👍👍👍
👍👍👍