Lamunan di Suatu Sore: Mengenang 30 Tahun Lalu dan 30 Tahun Lagi

by Yudisrizal ◆ Associate Writer and ◆ Professional Poetry Writer | Nov 23, 2017 | Sastra | 84 comments

Di sini

Di bangku sebelah kiri

Mata mudaku memandang lagi

Berderet bangunan itu tertata rapi

 

Rumah baru yang beratap nyaris sama, satu dengan yang lain

Tak percaya dengan yang kulihat, kuusap lagi mata mudaku ini

Bangunan yang berderet masih tampak sama

Tak salah rupanya mataku ini

Yang baru kulihat itu adalah nyata, bukanlah khayal

 

Inikah bangunan masa depan itu?

Inikah masa depan itu?

Di tempat yang serba sama inikah nanti para manusia menghabiskan hidupnya?

Tidakkah mengherankan jika bertamu seperti berada di rumah sendiri?

Tidakkah hidup ini akan jenuh?

 

Bus pun melaju dengan kecepatan tinggi

Melaju terus, lurus, berkelok-kelok, menyusuri Padang – Bukittinggi

Pikiranku pun terbang jauh melayang tinggi

Terbang jauh menuju masa depanku

Saat nanti ‘ku sudah mandiri

 

Akankah suatu saat nanti aku akan tinggal di bangunan tadi?

Di rumah yang tampak dalam dan luarnya sama?

Mestinya, aku tidak boleh gamang …

Mungkin diriku tak perlu bertanya

Sebab, hidupku pun lama di bawah atap rumah sewaan

 

Mungkin … angan-angan itu muncul karena aku lelah tinggal di rumah sewaan

Angan-angan itu pun menghasilkan ketakutan

Ingin hidup di rumah yang berbeda

Sebuah rumah yang rancangannya tidaklah sama dari tetangga

 

Aahhh… angan-anganku ini mungkin terlalu tinggi.

Kata orang, hidup haruslah membumi

Hidup haruslah tahu diri

 

‘Ku pun menyadari

Kalaupun nanti tidak mampu memiliki

Setidaknya, angan-angan itu pernah ada

 

Waktulah yang membuktikan

Akankah angan-angan ini kan tetap tinggal sebagai sebuah mimpi?

Atau bisa terjadi …

 

Itulah lamunan sore dengan mata mudaku tahun ’80-an

Ketika lulus SMA menjadi ‘anggota klub’ pengangguran

Lamunan sore itu, kini berumur 30 tahun sudah

Lamunan sore itu, kini terealisasi sudah …

 

Tapi kini mata muda itu mulai menua …

Akankah aku hidup 30 tahun lagi?

Mungkin lebih lama, mungkin saja lebih cepat

Tidak ada yang tahu pasti

Hanya Yang Maha Penguasa Waktulah yang tahu

 

Sore ini, hidupku bukanlah lagi mencari

Bukan lagi bagaimana memiliki

Hidupku adalah bagaimana berbagi

Bagaimana hidupku lebih berarti

Bukan lagi tentang diriku sendiri

 

Hidup mestilah tidak lupa diri

Hidup haruslah tahu diri

Hidup haruslah membumi

 

Pada akhirnya, bangunanku itu

Adalah bangunan yang berderet pula

Berukuran satu kali dua

Suka atau tidak suka

Akan menjadi tempatku lebih lama

 

Lebih lama dari angan-angan ini

Lebih lama dari angan-anganku 30 tahun lalu

Lebih lama dari angan-anganku 30 tahun lagi

 

Hidup haruslah tahu diri

Hidup haruslah membumi

Aku harus ingat kemana kan kembali

 

 

1
0
Yudisrizal ◆ Associate Writer and ◆ Professional Poetry Writer

Yudisrizal ◆ Associate Writer and ◆ Professional Poetry Writer

Author

Penulis buku Pelajaran Sederhana Luar Biasa. Saat ini bekerja di SKK MIGAS

84 Comments

  1. Avatar

    Pelajaran sederhana luar biasa Buku yg sangat meng inspiratif , makasih bukunya pak

    Reply
    • Yudisrizal

      Samo-samo bu Wiwit

      Reply
  2. Avatar

    Inspiratif… TOP

    Reply
    • Yudisrizal

      Makasih bu Riri

      Reply
  3. Yudisrizal

    Aamiin

    Reply
  4. Avatar

    Thank’s. Yudis

    Sangat bermanfaat utk pengingat per jalanan hidup dulu,sekarang dan yg akan datang..

    semoga sukses selalu

    Reply
  5. Avatar

    Sebuah pelajaran bahwa nantinya kita akan menempati bangunan itu tidak, Memandang pangkat, derajat maupun kekayaan semua sama akan kembali kepada sang maha pencipta tanpa membawa harta dan kekayaan. Mantap…

    Reply
    • Yudisrizal

      Makasih pak Sapto.

      Reply
  6. Avatar

    Sebuah tulisan yg sangat indah dan penuh makna yang mengingatkan kita akan artinya sebuah kebaikan dan kematian

    Reply
    • Yudisrizal

      Makasih pak Arief

      Reply
      • Avatar

        InsyaAlloh kita semua menuju ke sana … semoga kelak husnul khotimah

        Reply
        • Yudisrizal

          Aamiin

          Reply
  7. Avatar

    Tulisan yang sangat LUARBIASA Pak Yudisrizal, penuh dengan nuansa kehidupan yang dulu yang telah dijalani dan kehidupan yang akan kita jalani berdasarkan kehidupan dulu untuk “TAHU DIRI” siapa kita…….Thank’s…

    Reply
    • Yudisrizal

      Makasih Attabari

      Reply
  8. Avatar

    Memang sudah saatnya hari ini kita mulai menghitung hari,, menghitung diri,,, dan mawas diri,,,
    Trk telah mengingatkan dan berbagi,,
    Selamat utk sobatku Yudisrizal,,,

    Reply
    • Yudisrizal

      Sipp pak Kepsek

      Reply
  9. Avatar

    Terima kasih reminder nya Pak Rizal.. Tulisan Bapak luar biasa.. Semoga hidup kita yang sangat singkat ini penuh makna dan keberkahan.. Amin ya robbal ‘alamin

    Reply
    • Yudisrizal

      Makasih pak Fadhil

      Reply
  10. Avatar

    makasih pak, sudah di ingetin… bagus banget tulisannya

    Reply
    • Yudisrizal

      Makasih pak riza

      Reply
  11. Yudisrizal

    Aamiin.
    Makasih support-nya ya om Wirman

    Reply
  12. Avatar

    Selamat berkarya om yudis moga sukses selalu. Amin yra

    Reply
  13. Yudisrizal

    Makasih mas Kurnia

    Reply
  14. Avatar

    Alhamdulillah..berkarya hingga akhir hayat. Selamat mas

    Reply
  15. Avatar

    Assalamualaikum. Wr. Wb.

    Bagus tulisan pak Yudis ini, patut menjadi renungan kita semua.

    Ijinkan saya menyampaikan Sabda Rosulullah Nabi Muhammad SAW, sebagai berikut :
    Orang yg saat ini lebih baik dari hari sebelumnya adalah orang yg beruntung. Orang yg saat ini sama dengan hari sebelumnya adalah orang yang merugi. Orang yang saat ini lebih buruk dari hari sebelumnya adalah orang yang sesat.

    Wassalamualaikum. Wr. Wb.

    Reply
    • Yudisrizal

      Wa’alaikumsalam.
      Makasih pak Sutrisno sudah mengingatkan hadis ini.
      Makasih ya

      Reply
  16. Yudisrizal

    Makasih juga dah berkenan membaca, kang Dadan

    Reply
  17. Avatar

    Luar biasa… terima kasih pak Yudis… jazakallohu khoiron…

    Reply
  18. Avatar

    Luar biasa…, tulisan yang sangat menyentuh dan nyata.
    Yudis… maju terus dg karya tulisannya👍

    Reply
    • Yudisrizal

      Makasi Uci supportnya

      Reply
  19. Avatar

    Ga nyangka pak Yudis yang pendiam rupanya punya bakat yang luar biasa..

    Reply
    • Yudisrizal

      Diam-diam belajar, mba Dhyta.

      Reply
  20. Avatar

    Maknanya sangat dalam Pak. Setuju kalau hidup harus membumi dan bermanfaat bagi umat. Ini hanya persinggahan sementara.

    Reply
    • Yudisrizal

      Makasih Pak

      Reply
  21. Avatar

    Subhanallah..
    Penuh makna . Selamat dan success Pak Yudis.

    Reply
    • yudisrizal

      Aamiin.
      Makasih pak Chandra

      Reply
  22. Avatar

    Mantap Pak Yudis, kata-katanya sederhana tapi pesannya sangat bagus, merubah diri dari mencari jadi berbagi.
    Semoga tulisannya dapat membumi untuk menjadi bahan introspeksi birokrat-birokrat yang lain.

    Reply
    • yudisrizal

      makasih pak Lungguk

      Reply
  23. Avatar

    Keren sekali Pak, sangat bermakna dan menginspirasi. Karena hidup adalah untuk belajar. Pengalaman salah satunya merupakan suatu proses pembelajaran yang paling berharga dalam hidup ini. Hidup juga bukan hanya untuk mencari tetapi berbagi. Semangat terus Pak, ditunggu karya-karya selanjutnya 🙂

    Reply
    • yudisrizal

      Makasih Zulfa

      Reply
  24. Lestyorini Lestyorini

    Luar biasa Pak Yudis, two thumbs up!!
    Seandainya para pemimpin Indonesia, entah itu di DPR, Pemda, Kementerian/Lembaga yg seharusnya bertindak dan bersikap demi kemashlahatan rakyat banyak bersikap membumi dan selalu berusaha menebar manfaat selama hidup di dunia karena yakin hidup di bumi Indonesia hanya pijakan sementara utk bangun pondasi yang kuat saat menghadap Sang Pemberi Hidup, tentu Indonesia akan bebas korupsi, lebih indah, tenteram, damai, makmur, sejahtera dan bermartabat.
    Sukses selalu untuk Pak Yudis, terus semangat berkarya dan menginpirasi dunia ya Pak 🙂

    Reply
    • yudisrizal

      Aamiin.
      Makasih bu Lestyorini

      Reply
  25. Avatar

    Subhanallah pak. Layaknya sebuah kompas, baiknya pengalaman2 hidup itu diberitakan agar yang membutuhkan dapat dengan jelas kemana harusnya hidup ber-arah.
    sehat selalu dan semakin sukses berkarya ya pak.

    Reply
    • yudisrizal

      Makasih mas Fuad

      Reply
  26. Avatar

    Keereen Pak Yudis…tulisannya menyentuh hati untuk muhasabah diri…
    Betul sekali Pak…maknanya …Dunia ini hanya sementara ..Akhiratlah untuk slama-lamanya …
    Sukses buat Pak Yudis dan terus Berkarya….

    Reply
    • yudisrizal

      Makasih mba Nini

      Reply
  27. Avatar

    Keren Pak Udiz,

    Saya Suka kalimat “Hidup Haruslah Tahu Diri, Hidup Haruslah membumi, Aku Harus Ingat kemanakan kembali “

    Reply
    • yudisrizal

      Makasih mba Faisla

      Reply
  28. Avatar

    Tulisan yang sangat bagus pak, menggugah hati untuk selalu tetap ingat tujuan hidup kita yang sebenarnya…
    semoga bapak selalu sukses dan terus berkarya ????????

    Reply
    • yudisrizal

      Aamiin.
      Makasih mas Hadi

      Reply
  29. Avatar

    pak bagus sekali tulisannya menyentuh sekali langsung pada pemahaman bahwa dunia itu sementara akhirat itu selamanya.

    Reply
    • yudisrizal

      Makasih Fitri

      Reply
  30. Avatar

    Assalamualaikum wr.wb…tulisan ini mengingatkan akan surat Al Ankabut ayat 64 dalam Al Quran bahwa kehidupan dunia hanya senda gurau dan permainan, dan sesungguhnya negeri akhirat merupakan kehidupan sebenarnya….utk itu manusia yg cerdas akan menjadikan dunia sebagai tempat persinggahan sementara dan tempat mrnyiapkan perbekalan di kehidupan rumah 1×2 dan akhirat.

    Reply
    • yudisrizal

      Wa’alaikumsalam.
      Bener banget pak

      Reply
  31. Avatar

    Sangat mengesankan pak…..????????????????

    Tidak banyak birokrat yang menulis ataupun mengekspresikan suara hatinya

    Reply
    • yudisrizal

      Makasih mas Nala

      Reply
  32. yudisrizal

    Juneth,

    This poem is not part of my first book ‘PELAJARAN SEDERHANA LUAR BIASA’. I’m dreaming of having a poem book instead of a novel someday. This poem is probably becoming my first poem, inspiring and push me to write other poems.

    Anyway, congrats for your graduation.

    Reply
  33. Avatar

    Sukses terus pak yudis….teruslah berkarya

    Reply
    • yudisrizal

      Aamiin. Makasih ya supportnya

      Reply
  34. Avatar

    The most interesting part for me is about “owning vs sharing”. My reflection after read them twice: it is no longer about me (or myself), instead how do i contribute for others?? In my case, its such a reminder for myself, Pak Yudis: “what would you contribute for your home country ????????, Yunita?”. Thank you so much for reminding us, Pak Yudis. This is so inspiring. I can not wait to read further and have a chat with you once i return to Indonesia????, Pak Yudis.

    -From Melbourne with heart ❤️-
    JUNETH

    Reply
  35. Avatar

    Hidup harus membumi…
    Hidup harus tahu diri…
    Penjelmaan identitas diri…
    Mudah2an saya bisa dan harus bisa seperti ini..
    Mantap pak..

    Reply
    • yudisrizal

      Tq ya Citra

      Reply
  36. Avatar

    Tulisan Pak Yudis selalu dalam maknanya dan selalu mengajak untuk lebih bersyukur dan lebih giat dalam menjalani kehidupan..suka sekali dengan quotesnya: “hidup haruslah tahu diri, hidup haruslah membumi”.
    Terima kasih sudah di-share tulisannya Pak. Ditunggu karya-karya berikutnya.

    Reply
    • yudisrizal

      Makasih supportnya ya Idea

      Reply
  37. Avatar

    Wah.. Pak Yudis, tulisan yg sangat bagus. Ternyata banyak rekan2 ni yg punya bakat yg luar biasa..
    Sukses terus Pak Yudis. Ditunggu karya2 selanjutnya

    Reply
    • yudisrizal

      Pak Roykhe,

      Tq ya komennya.
      Aku belajar sambil menulis dan menulis sambil belajar.
      Belajar dari guru Lae Rudy MH yang mengkritisi dan memberikan masukan coertan yang aku buat ini

      Reply
  38. Avatar

    Tulisan yg bagus pak yudis, sederhana tapi penuh makna. Mengajak kita untuk merenungkan tujuan hidup.

    Reply
    • yudisrizal

      Tq ya Lae Freddy

      Reply
  39. Avatar

    Bapak Yudis… mantap kali… mudah dipahami dan menginspirasi…. lanjut berkarya dan sukses selalu pak…

    Salam,
    Kiki

    Reply
    • yudisrizal

      Tq ya mba Kiki

      Reply
  40. Avatar

    Segala sesuatunya adalah titipanNya. Berbagi, memberi atau memiliki tidak akan merubah kenyataannya. Saat sadar dan bersyukur, maka satu pun terasa sejuta. Nikmat Allah memang tidak terkira. Semoga kita semua selalu berada dalam berkah dan lindunganNya.. aamiin YRA.. sukses selalu pak Yudis ????

    Reply
    • yudisrizal

      Aamiin.
      Luar biasa puisi singkat Cherie.
      Keren

      Reply
  41. Avatar

    Tulisan yang sangat bagus dengan tata bahasa yang sangat puitis namun mengandung makna dan pesan moral untuk muhasabah diri…Terima kasih Pak Yudis

    Reply
    • yudisrizal

      Makasih Indry.

      Reply
  42. Avatar

    Selamat dan sukses sobatku YUDISRIZAL ,. Sebuah Karya yang luar biasa,
    Terimakasih sudah mengingatkan kami .
    Kami tunggu karya luar biasa berikutnya..

    Reply
    • yudisrizal

      Makasih supportnya bu guru

      Reply
  43. Avatar

    kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin

    Reply
    • yudisrizal

      Mungkin benar juga

      Reply
    • Avatar

      mantap

      Reply
      • yudisrizal

        Makasih pak Pak Parulian

        Reply
    • Avatar

      Subhanallah
      Terima kasih sudah mengingatkan
      Lanjutkan menulis yang lebih bermakna bagi sesama

      Reply
      • Yudisrizal

        Makasih support ya mba Nunu.
        Semoga bisa.

        Reply
    • Avatar

      Kerja di perminyakan adl mimpiku dan
      Mimpiku terwujud karena keyakinan yg kokoh… 👍👍👍

      Reply
      • Yudisrizal

        👍👍👍

        Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post