Selama masih suka mengeluh, terjebak pada besarnya nominal penghasilan, serta membandingkan diri dengan yang lain; maka kebahagiaan tak akan pernah singgah dalam relung jiwa kita. Tak peduli meskipun sebenarnya, pekerjaan yang kita raih sekarang cukuplah bonafide dan diidamkan orang lain.
Kita tak akan pernah puas dengan yang kita miliki. Manusiawi. Ditambah dengan omongan masyarakat yang bikin kuping jadi panas, membuat sebagian orang makin bimbang dengan profesi yang telah digelutinya.
Kata Mereka tentang PNS
Pas lagi ramai-ramainya rekrutmen PNS, di sebuah angkringan ada yang ngomong begini, “Ngapain jadi PNS, gaji kecil, gak bisa kaya. Masih saja banyak yang daftar”.
Ya Allah, itu mulut apa balsem. Pedes banget.
Eh tapi kata siapa PNS gak bisa kaya? Lihat saja ketika PNS mengajukan kredit di bank, “Gaji saya memang (cuma) 2 juta mbak. Tapi itu belum termasuk honor, uang saku perjalanan dinas, dll. Kalau ditotal bisa XX juta” <<< *sok kaya beud.
Giliran ada tetangga mau pinjam duit, “Aduh gimana ya. Pengen bantuin, tapi gaji PNS kan kecil. Aku doakan yang terbaik saja ya”.
Yang gak kalah sadis lagi…
“Parah nih PNS. Kerjanya lemot, suka keluyuran saat jam kerja, mempersulit urusan, banyak KKN-nya pula”.
Astaghfirullah…
Sedang Perbaikan, Tidak Semua Demikian
Saya sih tidak kaget, karena faktanya memang masih ada yang begitu. Wajar bila sebagian besar masyarakat memberi stigma buruk pada aparat pemerintah. Mereka memang mengalami sendiri ketika mengurus KTP, membikin sertifikat, meminta izin usaha, berobat ke Rumah Sakit, dll.
Tapi percayalah, tidak semua seperti itu. Masih ada PNS yang berintegritas, berdedikasi tinggi, serta mencintai negeri ini. Pemerintah tidak berdiam diri kok. Ada upaya sungguh-sungguh melakukan reformasi birokrasi untuk meningkatkan kinerja para ASN. Kita sedang berproses ke arah yang baik.
Ketika mendapat pelayanan yang tidak memuaskan dari aparat serta mengetahui ada indikasi fraud, kita bisa mengadukannya. Laporkan saja ke aparat pengawas dan Ombudsman Republik Indonesia.
Bisa juga dengan mengirim surat pembaca di koran nasional. Tidak perlu memaki, apalagi merendahkan profesi mereka. Lebih-lebih ngomporin orang lain agar tak jadi PNS, agar tak jadi orang gajian seumur hidup dan menganjurkan anak-anak muda agar jadi enterpreneur aja.
Lha, kalau semua jadi wirausaha, lebih memilih masuk perusahaan, tidak ada yang mau jadi PNS; Terus siapa yang bakal mengurus negeri ini, Maliih?
Justru negeri ini butuh lebih banyak orang baik, orang-orang cerdas dan kreatif, untuk menjadi PNS. Agar birokrasi menjadi lebih lincah, bersih dan tidak bertele-tele. Supaya mereka tak kalah ketika menghadapi para mafia, politikus busuk, dan pengusaha nakal.
PNS, Profesi Elite di Perancis dan Singapura
Di Perancis dan Singapura, pegawai negeri adalah profesi elite. Selalu jadi rebutan lulusan terbaik. Alangkah sedihnya ketika PNS di Indonesia dijadikan pilihan karena kepepet, karena punya channel orang dalam dan jatah jabatan.
Intinya, semua profesi itu sama. Mau jadi petani, nelayan, pedagang, pengusaha, dokter, tukang parkir, atau buruh pabrik. Tak ada yang lebih mulia, ataupun lebih hina.
Tergantung bagaimana menjalani dengan penuh kesungguhan, jujur dan bertanggung jawab. Tidak perlu merasa iri pada profesi orang lain. Kalau tidak terima dengan kondisi saat ini, merasa penghasilan ala kadarnya, stuck; ya sudah alih profesi aja. Sesimpel itu.
Epilog: Cintai Pekerjaanmu, Apapun itu
Yang perlu disadari adalah, ada hal-hal lain yang tak bisa dinilai dengan materi. Mungkin gaji tak seberapa, tapi entah mengapa selalu cukup untuk kebutuhan keluarga, bisa membantu saudara, jiwa pun tenang karenanya.
Lingkungan kerja yang nyaman, kesempatan belajar terbuka lebar, serta mampu mengoptimalkan diri; adalah beberapa alasan mengapa seseorang memilih sebuah pekerjaan.
Yang penting, cintai pekerjaanmu. Jangan pedulikan label yang orang lain berikan pada dirimu. Tidak usah merasa paling berjasa, paling penting, atau paling apalah dibanding yang lain. Kita berbeda jalan, berbeda profesi, itu semua untuk saling melengkapi.
wah mantap sekali, ternyata yang nulis adalah asn kemensultan makanya lancar bilang mengabdi.
banyak asn kita yang hidup dari tambahan pekerjaan sampingan karena memang thp tidak menutup untuk hidup. apalagi yang berada di kota besar dengan biaya hidup (rumah+makan+biaya sekolah+ lain lain) besar tapi THP masih kecil… hanya selisih dikit dengan UMP. bisa sih bertahan hidup, buktinya buruh pabrik juga hidup. tapi kalo dah berkeluarga? mungkin beli rumah adalah hal yang sangat tidak rasional. mungkin bisa kalo sangat jauh dari tempat bekerja.
yaa semoga birokrasi indonesia semakin ideal sehingga banyak pegawai sejahtera. karena semangat kerja dimulai dari meningkatkan kesejahteraannya. gimana mau semangat kalo saat bekerja memikirkan kebutuhan sehari2 yang belum terpenuhi.
Mempertahankan integritas, bisa menjadi jalan pembunuhan karakter dan karier PNS…