Francisco Ferrer Guardia, yang lahir di kota Adella tanggal 10 Januari 1859 dan meninggal di Barcelona tanggal 13 Oktober tahun 1909, adalah seorang anarkis Catalan. Setelah deklarasi darurat militer pada tahun 1909 selama beberapa minggu yang tragis, ia dinyatakan bersalah di bawah pengadilan militer meskipun tidak ada bukti kuat yang menyatakan Ferrer bersalah. Francisco Ferrer ditangkap dan kemudian dieksekusi oleh regu tembak di kastil Montjuich.
Pendiri La Escuela Moderna yang Inspiratif
Sosok ini merupakan pendiri La Escuela Moderna (Sekolah Modern), sebuah sekolah dasar dan menengah anti-otoritarian di Barcelona, Spanyol. Setelah eksekusi Ferrer, La Escuela Moderna justru semakin menarik perhatian internasional, menginspirasi tokoh-tokoh seperti Emma Goldman, Voltairine de Cleyre, Upton Sinclair, Maxim Gorky sekaligus juga Albert Camus.
Ketika Ferrer masih hidup, La Escuela Moderna menarik perhatian internasional. George Bernard Shaw seorang novelis kritikus politikus kelahiran Irlandia dan Leon Toltstoy novelis penerima nobel dari Rusia pernah mengunjungi sekolah tersebut.
Toltstoy sangat terinspirasi oleh seorang Ferrer sehingga ia memulai sekolahnya sendiri di Russia, yang kemudian pada tahun 1921 menjadi inspirasi bagi sekolah Summerhill karya A.S Neil di Suffolk, Inggris. Sekilas cerita dari Ferrer dan Sekolah Modern yang dia buat di Spanyol tersebut dituliskan dalam buku yang berjudul The Modern School.
Ketika Pengaruhnya Terus Tumbuh
Pada musim panas 1908, Ferrer penuh dengan rencana melanjutkan pekerjaannya itu dengan berbagai cara. Dia membina sekolah gratis yang masih diizinkan oleh pemerintah. Ferrer juga mempromosikan “Ide Sekolah Populernya” dan melipatgandakan karya sains dan sosiologi untuk jutaan orang.
Pengaruhnya tumbuh, dan dia melihat dengan sorot mata gembira karena gerakannya didukung oleh rekan-rekannya. Pada musim panas 1909 ia datang ke Inggris untuk mempelajari sistem pengajaran moral, sistem yang dikembangkan di bawah pengaruh Liga Pengajaran Moral, yang digunakan di ribuan sekolah Inggris.
Seorang temannya di London lalu memintanya untuk tidak pernah kembali ke Spanyol, karena hidupnya dalam incaran pemerintah Spanyol ketika itu. Dia tahu itu, tetapi tidak ada yang akan mengalihkannya dari cita-citanya, memperbaiki pendidikan di negerinya. Tiga bulan kemudian ketika balik ke Spanyol dia ditangkap kemudian ditembak, di antara kuburan penjahat di parit Montjuich.
Padahal, Ferrer bukanlah seorang penjahat. Dia tidak menyembunyikan apapun. Dia hanyalah seorang pengkritik, seorang pemberontak terhadap tradisi agama dan ketidaksetaraan sosial. Seseorang yang ingin anak-anak membenci kemiskinan dan takhayul, seperti dia juga.
Kepandaian Ferrer yang Sangat Berbeda
Tidak ada hukum Spanyol, atau negara lain, yang melarang instansi seperti miliknya. Dia mungkin akan ditembak di Rusia, tentu saja, karena hukum telah ditangguhkan di sana selama lebih dari satu dekade. Namun di Spanyol, manusia harus berbohong untuk mengambil nyawanya.
Dengan kepandaian Ferrer dalam mendirikan sekolah modern yang dipikirkannya, sekaligus skema pendidikan yang ia terapkan, membedakan sekolahnya dibanding sekolah lainnya. Dia sangat mengenal literatur pedagogis, dan hanya ada sedikit sekolah dasar di Spanyol yang bisa menyamainya.
Para penulis ataupun orang-orang yang meremehkan sekolahnya, terlepas dari dogma sosialnya, tahu sedikit atau tidak sama sekali tentang sekolah itu. Ferrer memiliki hubungan yang erat dan konstan dengan dua profesor paling piawai di Universitas Barcelona, salah satunya menyekolahkan anak-anaknya di Sekolah Modern, bersama dengan para cendekiawan terkemuka di negeri lain.
Ada kegiatan yang lebih merangsang yang dilakukan di Sekolah Modern dibandingkan sekolah lain yang ada di Spanyol pada masa itu. Yang bisa dipertanyakan hanyalah ajaran tentang keyakinan sosial yang eksplisit kepada anak-anak. Ferrer akan menyimpulkan bahwa tidak ada sekolah di Eropa yang tidak mengajarkan kredo sosial secara eksplisit pada era tersebut.
Epilog: Referensi Kisah Keberanian
Kita mungkin berbeda dalam hal keyakinan dengannya, tapi kita tidak bisa gagal memahami idealisme yang tinggi dan tidak egois dari pria tersebut, serta menyesalkan kebrutalan dan ilegalitas yang menyebabkan kehidupan ramahnya sekaligus dedikasinya terhadap pendidikan di Spanyol ketika itu yang diakhiri sebelum waktunya.
Cerita yang sama dengan kisah hidup Ferrer mungkin terjadi di berbagai belahan dunia, pada setiap masa, dengan dimensi masing-masing. Karena itu, keberanian dan kegigihan Ferrer perlu dipelajari sebagai salah satu referensi yang baik.
Untuk menjangkau para pembaca di Indonesia, kisah fenomenal tentang Ferrer telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Bagus Pribadi dan diterbitkan oleh Penerbitramu pada bulan Juni 2021 lalu. Untuk lebih jelasnya, para pembaca dapat membeli bukunya dengan menghubungi Instagram Penerbitramu.
Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Indonesia
Ulasan yang baik. Senang saya membaca artikel ini. Dan tidak keberatan untuk mencari tahu lebih ke buku yang dirujuk.
Terima kasih