Saat itu, tak seperti dulu
Semuanya serba kaku
Atasan dan teman menjauhiku
Aku serasa di tempat yang baru
Tak sepatah pun kata menyapa
Hanya tatapan penuh curiga
Senyum terpaksa pun kutrima
Seolah aku makhluk hina
Bak pelaku tindakan tercela
Ya
Ini bukan salah siapa-siapa
Telah tersiar berita
Aku memiliki harta
Yang buat orang geleng kepala
Tim pemeriksa datang dari pusat
Aku begitu terperanjat
Mereka bergerak cepat
Bagai harimau siap melompat
Agar isu liar ini tak merambat
Aku tlah berada di ruang rapat
Namun serasa di ruang sidang darurat
Kemarin aku sehat
Kini segala penyakit terasa mau kumat
Bumi yang kuinjak bagai mau kiamat
Sepuluh jariku berpeluk erat
Kakiku sesekali berpindah tempat
Mukaku tertunduk pucat
Dahiku terlipat
Ruangan ini terasa dingin sangat
Anda si Fulan itu?
Kenapa dipanggil, Anda tahu?
Anda pegawai baru?
Istri Anda bekerja?
Anak Anda berapa?
Pertanyaan pancingan dilontarkan sang pemeriksa
Namun arahnya bisa kutebak
Aku tak berharap terjebak
Mobil Anda baru?
Kontan, tanpa cicilan mengharu biru?
Bagaimana bisa?
Dari mana uangnya?
Pasti dari penggelapan!
Aku merasa dipojokkan
Buat perasaanku tertekan
Ruangan besar itu terasa sempit
Setiap jawabanku dianggap berkelit
Teh manis pun terasa pahit
Mengapa menjelaskan hal yang sederhana terasa sulit
Sebuah mobil baru
Dibelikan kakak untuk ibu
Atas namaku
Ini tak banyak orang tahu
Aku memulai pembelaanku
Mobil itu buat berjaga-jaga
Andai ibu tiba-tiba jatuh sakit
Mobil itu selalu siap siaga
Mengantarkan ibu ke rumah sakit
Itu pembelaanku berikutnya
Aku tahu
Dari awal mereka ragu
Karna penampilanku bak seorang ustaz
Jenggot terpelihara begitu lebat
Topi haji pun putih mengkilat
Aku yakin
Mereka kini ragu
Tanpa bukti awal yang kuat
Dan penjelasan yang tak kubuat-buat
Semoga aku selamat
Dari tuduhan yang sangat berat
Tahun demi tahun berlalu
Tuduhan itu bagai angin lalu
Seperti ada tetapi sesungguhnya tiada
Tak jelas lagi kelanjutan prosesnya
Sungguh aku merasa lega
Kakak mengingatkanku
Bukan penampilan yang menyelamatkanku
Namun, tak melakukan hal yang dituduhkan tlah membebaskanku
Jaga selalu akhlakmu
Pesannya selalu padaku
***
Penulis buku Pelajaran Sederhana Luar Biasa. Saat ini bekerja di SKK MIGAS
Luar biasa…..
Kalimatnya lugas
Maknanya tegas.
Bhw tidak ada kompromi untuk korupsi. Terima kasih, tulisannya bagus sbg Pengingat setiap orang ttg pentingnya kejujuran. Jangan takut melangkah selagi kita jujur. Tp begitu satu kebohongan atau kecurangan kita lakukan, silahkan nungslep dibawah tanah spy tidak mengotori dunia.
Dunia ini hanya panggung sandiwara. Terkadang yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar. Don’t judge people by their look. Keren Pak, semoga share ini dapat mengingatkan kita. Semangat untuk tulisan-tulisan selanjutnya Pak.
Bapak.. Terima kasih puisinya… keren banget Pak, bacanya itu bisa sampai nangis.. lanjut Pak…
Akan tiba masa,
dimana manusia tidak bisa bersuara
hanya tangan dan kaki bicara
tanpa dusta
tanpa hiasan kata
dan dunia terasa fana
biasan fatamorgana…
Saya turut prihatin atas kejadian yang menimpa adik Bapak. Saat ini saya pun tengah merenungi, seperti apakah seharusnya seorang ASN/PNS ditampilkan? Ada sebuah institusi penegak hukum hingga menerbitkan aturan untuk tidak bergaya hidup mewah dengan membatasi jenis kendaraan pribadi yang diperbolehkan dibawa ke kantor. Saya mencoba memahami kira-kira apa semangat yang dibawa oleh kepala institusi tersebut. Sementara masyarakat sudah paham institusi tsb salah satu yg terkorup di republik ini. Pola hidup sederhana ASN yang digelorakan oleh Menteri Yudi Chrisnandi, akankah jadi resep mujarab untuk memerangi godaan korupsi? Saya lebih suka mereka tampil apa adanya, menurut saya itu lebih memudahkan unit kepatuhan internal untuk melakukan filter dan tabayyun atas sumber penghasilan sebenarnya. Semoga kita semua senantiasa dimudahkan oleh Yang Maha Kuasa dalam menuju perbaikan dan dijauhkan dari sikap aniaya terhadap saudara kita.
Aamiin.
Makasih support dan doanya
Puitis, pilihan katanya pas, isi pesannya sampai …
Makasih pak Dadan
Semoga kita tdk tergiur dgn harta dunia ygbdidapat dr cara yg tdk halal.
(Tulisannya bagus)
Aamiin
Saya orang yg ga pernah percaya sama penampilan..
Penampilan memang kadang menipu. Yg penting faktanya ya bu dhyta
Karya Luar Biasa,
Jadi ingat almarhum bapak,
Mengajari tentang kejujuran sebagai modal ketenangan hidup.
Tak terbayang juga sih seandainya aku di kursi pesakitan, nauzubillah
Nasehat yg bagus dari almarhum Bapak ya bu guru Fetma
semoga Allah Swt melindungi I’m at my age, Amin yra.
Aamiin
Sangat inspiratif om Yudis. Terima kasih utk selalu diingatkan…
“Bahwa masih di dunia pun, kedudukan manusia akan mudah berubah, dari dipandang mulia menjadi pesakitan akibat salah amalan”.
Mudah2an kita semua tidak tergoda untuk mencari kebahagian semu. Aamiin
Makasih pak Rustam.
Kejadian itu pengalaman adikku yg kerja di kantor pajak
Aamiin.
Ini kisah adikku yg kerja di kantor pak Chanda, yg godaannya lebih berat
Subhanallah…
Hebat Pak. Saya langsung introspeksi takut atas cobaan tsb. Semoga Allah selalu melindungi kita. Aamiin.
Memang mengerikan jika terjadi dengan kita seperti ini. Semoga kita selalu dilindungi oleh Allah SWT
Betul pak, ngeri
Moga kita terhidari hal-hal seperti ini.
hebat kata2nya Pak Yudis….langsung kebayang lagi di ruang sidang….
Ini kisah adikku, bu Tri
Entahlah pak Imoeih.
Itu keprihatinan seorang anak manusia saja.
Mungkin begitulah perasaan pesakitan meskipun mereka pejabat yg disegani bannyak orang. Patuiklah pak pak Yudisrizal sangat peka dan prihatin kepada mereka yang dalam pesakitan KAPEKA atau POLISI.
Tapi apakah proses seperti bisa membuat kebanyakan orang menjadi KAPOK. Antahlah…buktinya banyak juga yang berulang-ulang mengalaminya.
ORANG JUJUR PASTI SELAMAT..
Makasih pak Atas.
Itu puisi terinspirasi kejadian yg menimpa adikku. Dia bekerja di instansi penyumbang penerimaan terbesar negara kita.
memegang kebaikan ibarat menggenggam bara api. itulah Sunatulloh di muka bumi yang keluar dari sabda utusan-Nya.
tetap semangat Pak, pantang menyerah
Penampilan mudah dikamuflasikan, Kejujuran sepertinya akan jadi pecundang, tapi kenyataannya tidak akan pernah demikian….. lanjut pak Yudis….
Siap pak Agus
kejujuran adalah kunci dari ketenangan dan keihlasan, walau ditekan sampai rata sekalipun tidak akan merubah akan pengakuan, teruslah berjuang dengan kejujuran dan keihlasan lanjuut Pak Yudis
Makasih pak Sujono