Amplop Kuning

by Saiful Maarif ♣️ Expert Writer | Dec 9, 2022 | Motivasi | 0 comments

Letter, Mail, Envelope, Icon, Sign

Dalam tradisi militer Amerika Serikat, amplop kuning diberikan bagi para keluarga yang memiliki sanak saudara selaku prajurit, berisi kabar duka (meninggal dalam perang) kerabat tersebut dalam tugas kemiliteran. Amplop kuning (Yellow Letter) menjadi momen kesedihan yang mendalam dan Pearl Jam menangkap serta mengemasnya dengan keren dalam lagu “Yellow Ledbetter“. 

Yellow Ledbetter merupakan salah satu hit grup band rock Pearl Jam yang terangkum dalam album pertama mereka “Ten” (1991) dan tetap diikutkan dalam beberapa album Pearl Jam berikutnya, seperti Jeremy (1992), dan Rearviewmirror (2003).

Eddie Vedder, sang vokalis Pearl Jam sekaligus frontman, saat rilis lagu tersebut pada awal 90-an, tidak secara eksplisit menjelaskan hubungan amplop kuning dengan lagu hits mereka tersebut. 

Jadinya, para penggemar Pearl Jam bertanya-bertanya tentang makna lagu ini karena Eddie Vedder “semaunya” dalam melantunkannya pada kesempatan berbeda.  Dalam versi standarnya, lirik lagu Yellow Ledbetter cukup abstraktif tanpa menyebut kejadian atau personalisasi.

Akan tetapi, saat membawakannya dalam konser, Eddie Vedder mengubah liriknya dengan cerita mengenai nasib kerabatnya yang tewas dalam perang.     

Sayangnya, dalam pemahaman ini, yellow ledbetter juga bukan berarti amplop kuning dalam kosa kata Bahasa inggris. Ledbetter itu tidak akan ditemukan dalam kamus karena kamus sesungguhnya adalah kemauan Eddie Vedder. 

Dalam konser di Newark, New Jersey, tahun 2008, Eddie baru menjelaskan bahwa latar penulisan lagu itu adalah meninggalnya salah satu koleganya di Perang Teluk saat invasi Amerika ke Irak dimulai. Bersungut ia menjelaskan, “Papa Bush (George Bush) merampas kolegaku dari kebahagiaan bersama keluarganya”.

Eddie sedih betul atas kepergian koleganya, seraya mengutuk perang yang hanya menyisakan kesengsaraan. “Perang hanya menyisakan duka,” sergahnya, ” karena pada dasarnya itulah bentuk ego para pemegang kekuasaan, bukan tentang bagaimana sesungguhnya kedamaian dibangun.”           

Gigaton dan Absurditas Hidup

Kemunculan Gigaton (2020), album kesebelas Pearl Jam, menandai karya penting mereka setalah ditunggu sekian lama oleh para penikmat musik. Gigaton bisa jadi juga merupakan “terjemah” langsung dari hit mereka “Alive”, untuk mengatakan bahwa mereka terus berkarya dan manggung dengan usia yang tidak lagi muda.    

Grup rock asal Amerika ini lahir dari generasi grunge bersama Nirvana pada tahun 90-an. Beda dengan Kurt Cobain dan Nirvana, Eddie Vedder dan Pearl Jam mengembangkan rock dengan kadar sentimental yang lebih kental dan musik yang tidak seberisik Nirvana. 

Asyik membayangkan, saat ini masih ada Nirvana yang berkarya bersama Pearl Jam. Keduanya, mau tidak mau harus berhadapan dengan perkembangan musik sesuai tuntutan zaman.

Jika dalam Gigaton Pearl Jam terdengar mengadopsi bebunyian digital, meski dalam batas minimal, entah bagaimana Nirvana mengekspresikan marah dan muram hidup mereka dalam ragam bebunyian terkini.  

Banyak yang menilai, Yellow Ledbetter adalah lagu yang mampu memprovokasi emosi, mampu membangun feeling yang kuat tanpa harus mengetahui kata dan makna persis lagu ini seperti apa.

Kini, amplop kuning tetap menyebar dan sampai kepada keluarga dalam berbagai bentuk dan situasi yang mengitarinya masing-masing. Pada perang Rusia dan Ukraina, puluhan ribu amplop kuning mungkin tidak sempat dikirim atas kematian para serdadu yang berperang di dalam perang penuh absurditas ini. Hal yang sama terjadi dan berlangsung di berbagai belahan dunia lain.  

Di tengah itu, perjuangan untuk bertahan dalam hidup juga makin tidak mudah. Dampak pandemi Covid-19 telah membuat laju ekonomi melambat dan berakibat jauh pada berbagai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal. Di titik ini, akibat perang dan keputusasaan karena dampak pandemi dapat menumbuhkan gonjang-gonjing dalam skala sosial maupun personal. 

Jika petuah bijak untuk menghadapinya sudah banyak diterima, dan dalam beberapa hal malah menumbuhkan kejenuhan karena stereotipikalnya, Pearl Jam pernah berujar bijak di balik energi kritis dan emosionalnya lewat lagu “I Am Mine”. 

Ia, di antaranya, menulis dengan lugas untuk membangun kesadaran eksistensial sekaligus tujuan transendental. Katanya, “I know I was born and I know that I’ll die“. Di sini, Eddie seperti mengajak bahwa kita tumbuh dan berkembang dengan perlunya kesadaran bahwa pada akhirnya terdapat terminal akhir yang tidak akan dapat kita elakkan: kematian. 

Namun demikian, Eddie meneruskannya dengan semangat yang kuat, meski diakuinya juga mengandung kesombongan: “The in-between is mine. I am mine“. Ini frasa yang sangat kuat memotivasi namun juga bisa jadi terselip kesombongan. Sebelum amplop kuning dan nyawa selesai, kesampatan dan waktu yang ada adalah milik kita, maka milikilah itu, katanya. 

Untuk kesemuanya, Eddie meyakini, kita adalah pemilik tunggal diri kita sendiri. Inilah bentuk ekspresi kecintaan musisi rock yang mengajak mencintai diri sendiri dengan cara yang lugas dan tanpa ragu.

Sebelum Amplop Kuning Menyapa

Di tengah segala kegamangan dan turbulensi dunia yang diguncang berbagai masalah global, sikap untuk menjadi dan memiliki diri sendiri sepenuhnya bisa jadi merupakan resep yang tepat agar tidak menjadi labil dan, meminjam istilah anak muda saat ini, insecure.     

Dalam semangat seperti ini, amplop kuning memang sebuah kabar duka itu sendiri. Ia bisa datang dalam bentuk musibah tugas militer, bisa juga datang dalam keseharian manusia biasa.

Namun demikian, sebelum semua itu menyapa, penting untuk menyadari bahwa hari-hari dan kesempatan di dalamnya adalah sepenuhnya milik kita, ada diri kita yang perlu diperjuangkan di dalamnya.

Keinginan dan motivasi untuk berbuat dan berkarya terbaik adalah tugas kita hari ini.   

3
0
Saiful Maarif ♣️ Expert Writer

Saiful Maarif ♣️ Expert Writer

Author

ASN pada Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama. Juga seorang analis data dan penulis lepas sejak tahun 1999.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post