Tahun lalu aku berkaca
Kukenali wajah yang ada di sana
Rupa kami tak beda
Bahkan jantung pun berdetak sama
Hari ini ku pandangi lagi kaca itu
Kaca sama yang kulihat tepat setahun lalu
Ada bayang di sana
Tapi itu bukan dia
Dia tak lagi sama
Bukan karena buramnya kaca
Atau karena bertambahnya usia
Aku tahu ada yang beda, tapi apa?
Aku lalu bertanya padanya,
“Ada apa, apa yang membuatmu berubah?”
Kemudian dia menjawab,
“Tanya saja pada dirimu”
Aku menunjuk
Dia pun memberi isyarat dengan jari telunjuk
Aku marah
Dia pun membalas marah
Aku teriak
Dia balas tak kalah galak
Aku mulai frustasi pada bayangan sendiri
“Kamu itu aku!” teriak ku
“Dan aku adalah kamu!” teriak ku lagi
Kali ini dia merespon tenang
Serupa isyarat damai yang memancing obrolan
Dia menyinggung soal harta yang jumlahnya sepadan
Menurutnya, dia sangat mudah membantu sesama
Sementara aku kerap berkata uang yang dipunya tidak seberapa
“Ah, padahal nominalnya sama,”
sindirnya lagi
Suaranya pelan nyaris seperti bisikan
Tapi membuat detak jantung tak karuan
Dan mukaku merah padam
Sekarang aku tahu apa yang membuat dia beda
Bukan soal usia atau buramnya kaca
Tapi ini soal berbagi harta
Tentang dia yang ringan tangan
Sementara aku selalu perhitungan
Aku ingin seperti dia
Aku ingin aku adalah dia
Seperti yang pernah aku lihat
Pada kaca setahun lalu
Penulis buku Pelajaran Sederhana Luar Biasa. Saat ini bekerja di SKK MIGAS
Mokasi Yu..tulisan nyo peingek diri..
Mosamo Linda
Makin dalam niy karya sastra pujangga birokrat menulis ..
Bisa aja bu Ambar
Mantap pak .. 👍mengingatkan utk selalu instropeksi diri. Ditunggu utk karya brikutnya
Siap. Makasih pak Abas
Semakin berbobot tulisannya pak, banyak makna dan manfaatnya…. dilanjuiiik pak, ambo tunggu seri berikutnya
Makasih Pak Agus. Moga bisa lanjut dengan buku kedua berupa buku kumpulan puisi
Berdamailah kita dgn bayangan hati yg di cermin….semoga menjadi energi positif…
Ya tek