Transformasi Digital Sistem Akuntansi Keuangan dan Tantangan untuk Satuan Kerja

by | Jul 12, 2025 | Birokrasi Efektif-Efisien | 0 comments

C:\Users\ali.suratinoyo\Downloads\Gemini_Generated_Image_c5dwmyc5dwmyc5dw.png

Indonesia, seperti banyak negara lain, sedang mengalami transformasi digital yang signifikan, transformasi digital berdampak luas pada berbagai sektor, salah satunya yaitu keuangan publik.

Pergeseran dari proses manual berbasis kertas, ke sistem otomatis berbasis data dalam Satuan Kerja (Satker) pemerintah, menandai langkah besar menuju modernisasi. 

Transisi ini meningkatkan efisiensi operasional dengan mengurangi waktu pemrosesan dan meminimalkan kesalahan, sekaligus mendorong transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar dalam pengelolaan keuangan publik. 

Namun, evolusi teknologi ini menghadirkan beberapa tantangan. Kekhawatiran tentang keamanan data dan kebutuhan untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan menjadi yang terpenting, yang membutuhkan perlindungan yang kuat dan kebijakan yang jelas. 

Selain itu, ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melalui pelatihan dan pengembangan kapasitas untuk mengelola dan memanfaatkan sistem baru ini secara efektif. 

Secara keseluruhan, pergeseran digital ini menjanjikan manfaat bagi sektor keuangan publik Indonesia, yang membuka jalan bagi tata kelola yang lebih transparan dan efisien.

Artikel ini membahas berbagai isu terkait penerapan sistem akuntansi keuangan. Dengan membandingkan praktik di beberapa negara sebagai referensi, dan menyoroti tantangan krusial yang akan dihadapi dan menawarkan solusi bagi Satuan Kerja di Indonesia.

Transformasi Digital Akuntansi Keuangan

Transformasi digital keuangan mengantarkan era baru bagi sistem akuntansi keuangan di Indonesia. Secara tradisional, lembaga pemerintah Indonesia sangat bergantung pada metode akuntansi manual berbasis kertas. 

Proses konvensional ini melibatkan entri data manual, kemampuan analisis yang terbatas, dan kerentanan yang tinggi terhadap kesalahan. 

Metode tersebut sering kali mengakibatkan keterlambatan laporan keuangan, sehingga menyulitkan pembuat kebijakan dan badan pengawas untuk membuat keputusan yang tepat waktu dan tepat. 

Sifat manual dari sistem ini juga menghambat pengawasan yang efektif terhadap pengeluaran publik, dan mengurangi kepercayaan publik.Menyadari kekurangan kritis ini, pemerintah Indonesia telah memulai untuk memodernisasi sistem manajemen keuangannya melalui transformasi digital. 

Inti dari upaya ini adalah adopsi platform perangkat lunak terintegrasi yang dirancang untuk mengotomatiskan dan menyederhanakan proses keuangan. Salah satu pilar utamanya adalah aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI). 

SAKTI dalam Sistem Akuntansi Keuangan

SAKTI adalah sistem terintegrasi yang digunakan oleh seluruh Kementerian Negara/Lembaga (K/L) untuk mendukung pelaksanaan pengelolaan keuangan negara di tingkat instansi. Salah satu fitur yaitu rekonsiliasi otomatis dan memastikan konsistensi data. 

Kehadiran aplikasi SAKTI bertujuan untuk menghasilkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat yang akurat, transparan, dan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Pergeseran digital ini bertujuan untuk mengubah pengelolaan keuangan publik Indonesia dengan menjadikannya lebih transparan, efisien, dan responsif. 

Dengan memanfaatkan teknologi modern, pemerintah berupaya meningkatkan akurasi dan ketepatan waktu pelaporan keuangan, meningkatkan pengawasan dana publik, dan menumbuhkan kepercayaan yang lebih besar di antara warga negara dan mitra internasional. 

Pada akhirnya, upaya ini dirancang untuk mendukung tujuan pembangunan Indonesia yang lebih luas dengan memastikan bahwa sumber daya publik dikelola secara efektif dan transparan di dunia yang semakin digital.

Otomatisasi Keuangan Publik: Solusi atau Tantangan?

Transformasi digital sistem akuntansi keuangan menghadirkan banyak keuntungan bagi manajemen pemerintah, yang pada dasarnya mengubah cara keuangan publik ditangani dan dipantau. 

  • Dengan mengotomatiskan tugas-tugas rutin seperti entri data, pemrosesan transaksi, dan pembuatan laporan, staf pemerintah dapat mengalokasikan lebih banyak waktu dan sumber daya untuk aktivitas-aktivitas penting lainnya.
  • Di antaranya analisis keuangan, perencanaan strategis, dan pengembangan kebijakan. Pergeseran ini tidak hanya mempercepat alur kerja tetapi juga meningkatkan produktivitas secara keseluruhan dalam departemen keuangan.
  • Selain itu, otomatisasi sangat meningkatkan akurasi dan keandalan data. Kesalahan manusia, yang umum terjadi dalam proses manual, diminimalkan, memastikan bahwa catatan keuangan akurat dan konsisten. 
  • Keandalan ini menumbuhkan kepercayaan pada laporan keuangan yang dihasilkan, membuatnya lebih kredibel dan dapat dipercaya bagi para pengambil keputusan, auditor, dan masyarakat. 

Transparansi dan akuntabilitas semakin diperkuat melalui akses data keuangan secara real-time. Pemerintah sekarang dapat memantau pengeluaran, pendapatan, dan komitmen keuangan secara instan, memungkinkan pengawasan yang lebih baik dan identifikasi cepat atas perbedaan atau masalah. 

Sistem digital terpadu memfasilitasi pengambilan keputusan yang lebih baik berdasarkan data. Dengan akses ke informasi real-time dan alat analisis yang canggih, para pembuat kebijakan dapat membuat pilihan yang lebih tepat terkait penganggaran, manajemen risiko, dan inisiatif strategis. 

Menerapkan sistem akuntansi keuangan digital di tingkat unit kerja menawarkan banyak keuntungan, termasuk peningkatan akurasi, efisiensi, dan transparansi dalam manajemen keuangan. Namun, manfaat ini disertai dengan beberapa tantangan signifikan yang harus ditangani dengan cermat untuk memastikan keberhasilan penerapan sistem.

Cermin dari praktik di Negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Tiongkok

Melihat contoh penerapan Sistem Akuntansi Keuangan di negara-negara lain memberikan pandangan perspektif berharga. Mayoritas negara maju menggunakan teknologi canggih dan modern.

  1. Amerika Serikat

Amerika Serikat aktif menerapkan transformasi digital melalui sistem enterprise resource planning (ERP) berskala besar untuk menyederhanakan fungsi keuangan di lembaga federal, serta memanfaatkan teknologi seperti AI, machine learning, dan data analytics. Upaya ini bertujuan meningkatkan efisiensi, responsivitas, serta akuntabilitas layanan publik.

  1. Inggris

Komitmen Inggris terhadap transformasi digital tercermin dalam inisiatif Making Tax Digital, yang mewajibkan pencatatan dan pelaporan pajak secara digital. Program ini bagian dari rencana modernisasi jangka panjang untuk merampingkan layanan pemerintah dan meningkatkan pengalaman wajib pajak. 

Integrasi AI dan otomatisasi turut mempercepat pengambilan keputusan, mengurangi kerja manual, dan meningkatkan kualitas layanan publik—mewujudkan sektor publik yang lebih responsif, efisien, dan inovatif.

  1. Tiongkok

Tiongkok membangun sistem digital yang kuat melalui aplikasi pembayaran seperti Alipay dan WeChat Pay, serta penerapan Yuan Digital yang terintegrasi dengan sistem keuangan negara untuk meningkatkan efisiensi transaksi. 

Pemerintah juga menerapkan kontrol terpusat dan mendorong penggunaan AI di sektor perbankan dan asuransi guna mempercepat proses, meningkatkan kualitas layanan, dan memperkuat sistem keuangan secara keseluruhan. 

Tantangan yang Mengiringi 

Salah satu tantangan utama dalam transformasi digital keuangan adalah keamanan data. Informasi keuangan pemerintah sangat sensitif dan menjadi target serangan siber. Bersama dengan berbagai tantangan lain, harus diatasi dengan sebaik mungkin.

  • Keamanan dari serangan siber: Perlindungan efektif memerlukan firewall, enkripsi, deteksi intrusi, kontrol akses ketat, serta pemantauan sistem secara berkelanjutan untuk mencegah pelanggaran dan pencurian data.
  • Kepatuhan terhadap regulasi juga menjadi tantangan signifikan. Sistem digital harus dikonfigurasi agar selaras dengan aturan penganggaran, pengadaan, pelaporan, dan audit. Hal ini menuntut pelatihan berkelanjutan agar staf keuangan memahami perubahan regulasi dan tetap patuh terhadap standar hukum yang berlaku.
  • Sumber daya manusia memegang peran kunci dalam keberhasilan adopsi sistem digital. Transisi dari proses manual menuntut penguasaan keterampilan baru, seperti pengoperasian perangkat lunak, analisis data, dan keamanan siber. 
  • Resistensi terhadap perubahan dan kesenjangan kompetensi perlu diatasi melalui pelatihan, lokakarya, dan pendampingan berkelanjutan.

Meski penuh tantangan, penerapan sistem akuntansi digital di unit kerja pemerintah dapat berhasil jika didukung oleh perencanaan matang, investasi pada pelatihan, dan komitmen terhadap keamanan serta kepatuhan. Upaya ini akan menghasilkan manajemen keuangan yang lebih efisien, akurat, dan transparan.

Strategi Utama Transformasi Digital Akuntansi Keuangan

Kesimpulannya, transformasi digital sistem akuntansi keuangan di lembaga pemerintah Indonesia menghadirkan peluang signifikan untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi secara keseluruhan dalam pengelolaan keuangan publik. 

Dengan mengadopsi perangkat digital, lembaga pemerintah dapat menyederhanakan proses, mengurangi kesalahan, dan menyediakan informasi keuangan yang lebih tepat waktu dan andal kepada para pemangku kepentingan. 

Namun, untuk mewujudkan manfaat ini, terdapat beberapa tantangan, termasuk memastikan keamanan data yang kuat, menjaga kepatuhan terhadap peraturan yang terus berkembang, dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. Untuk mengatasi masalah ini, strategi utama harus diterapkan. 

  1. Pertama, memperkuat langkah-langkah keamanan siber melalui kebijakan yang komprehensif, pelatihan rutin, dan infrastruktur yang aman sangat penting untuk melindungi data keuangan dari ancaman siber. 
  2. Kedua, sistem harus terus disesuaikan untuk mengakomodasi perubahan peraturan, memastikan kepatuhan, dan mengurangi penyesuaian manual. 
  3. Ketiga, berinvestasi dalam pengembangan staf pegawai sangat penting; ini melibatkan peningkatan keterampilan pegawai dengan literasi digital, analisis data, dan kompetensi keamanan siber untuk mengoperasikan dan mengelola sistem baru secara efektif. 

Dengan mengatasi tantangan ini, pemerintah dapat sepenuhnya memanfaatkan sistem digital, yang mengarah pada tata kelola yang lebih efektif dan akuntabel. 

Transformasi semacam itu tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan disiplin fiskal dan alokasi sumber daya, tetapi juga meningkatkan kepercayaan publik melalui peningkatan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan. 

Pada akhirnya, digitalisasi membuka jalan bagi pemerintahan yang lebih modern, responsif, dan dapat dipercaya.

1
0
Ali Kurniawan A. Suratinoyo ♥ Associate Writer

Ali Kurniawan A. Suratinoyo ♥ Associate Writer

Author

Penulis bertugas sebagai Pegawai pada Subbagian Keuangan Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Penulis berlatar belakang akuntan, menduduki Jabatan Analis Pengelolaan Keuangan (APK) APBN Ahli Pertama. Alumni Universitas Sam Ratulangi Manado

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post