Tangisan adalah air
Ia adalah pertanda kehidupan
Bagaikan embun yang mengalir
Menitik dari berbagai tetesan
Kita menangis ketika lahir
Sebab akan menghadapi tantangan
Dan ditangisi setelah nafas terakhir
Yang tinggal hanyalah kenangan
Tangis, air, hidup
Maka menangislah selama masih hidup
Ia membuka ruang lebih dari cukup
Penghilang kortisol musabab pikiran tertutup
Tangisan bukanlah kehinaan
Meski terlihat seperti kelemahan
Nabi menangis di hadapan Ilahi
Agar umat menuju ke jalan suci
Rakyat menangis ditindas pejabat
Tatkala tak diberi tempat
Di Negara sumber hayat
Hingga meletuslah revolusi
Mau tak mau berkobar api
Membakar semua ketamakan hati
Kepunyaan para tirani
Mereka di kasta bawah kerap menangis
Karena telah diperah sampai habis
Sementara atasan terus tertawa
Sampai suatu saat lupa
Bahwa roda kehidupan berputar jua
Menggilas semua yang jumawa
Timbullah serwa suara
Tangisan
(Puisi ini terinspirasi dari kesedihan seorang staf yang menangis akibat arogansi Kepala Dinas, seseorang yang juga anak dari Bupati)
Jejaka yang bekerja sebagai PNS pada salah satu instansi pemerintah.
0 Comments