Tangisan (Tangis Asa Kehidupan)

by Muhammad Abduh Nasution Mukhtirulilmi ◆ Active and Poetry Writer | Jun 15, 2023 | Sastra | 0 comments

Tangisan adalah air
Ia adalah pertanda kehidupan
Bagaikan embun yang mengalir
Menitik dari berbagai tetesan

Kita menangis ketika lahir
Sebab akan menghadapi tantangan
Dan ditangisi setelah nafas terakhir
Yang tinggal hanyalah kenangan

Tangis, air, hidup
Maka menangislah selama masih hidup
Ia membuka ruang lebih dari cukup
Penghilang kortisol musabab pikiran tertutup

Tangisan bukanlah kehinaan
Meski terlihat seperti kelemahan
Nabi menangis di hadapan Ilahi
Agar umat menuju ke jalan suci

Rakyat menangis ditindas pejabat
Tatkala tak diberi tempat
Di Negara sumber hayat

Hingga meletuslah revolusi
Mau tak mau berkobar api
Membakar semua ketamakan hati
Kepunyaan para tirani

Mereka di kasta bawah kerap menangis
Karena telah diperah sampai habis
Sementara atasan terus tertawa
Sampai suatu saat lupa

Bahwa roda kehidupan berputar jua
Menggilas semua yang jumawa
Timbullah serwa suara

Tangisan

(Puisi ini terinspirasi dari kesedihan seorang staf yang menangis akibat arogansi Kepala Dinas, seseorang yang juga anak dari Bupati)

2
0
Muhammad Abduh Nasution Mukhtirulilmi ◆ Active and Poetry Writer

Jejaka yang bekerja sebagai PNS pada salah satu instansi pemerintah.

Muhammad Abduh Nasution Mukhtirulilmi ◆ Active and Poetry Writer

Muhammad Abduh Nasution Mukhtirulilmi ◆ Active and Poetry Writer

Author

Jejaka yang bekerja sebagai PNS pada salah satu instansi pemerintah.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post