Strategi Pengelolaan Keuangan Unggulan Pasangan Calon Kepala Daerah Sebagai Penentu Kemenangan

by Iwan Novarian Sutawijaya ▲ Active Writer | Feb 14, 2017 | Birokrasi Akuntabel-Transparan | 1 comment

Dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Pilkadal) 2017 saat ini, semua tahapan berjalan dengan baik dan partisipasi masyarakat diprediksi mencapai di atas 80 persen. Salah satu kunci kemenangan pasangan terpilih nanti adalah harus memiliki strategi jitu dalam pengelolaan keuangan daerah. Pasalnya,  program-program  yang berpihak kepada masyarakat, serta infrastruktur pembangunan pemerintahan, optimalisasi alat kota mulai dari trotoar, sport center hingga taman kota, adalah strategi yang ditunggu masyarakat pemilih. Program yang berpihak kepada masyarakat adalah penentu kemenangan bakal calon.

Fenomena penentuan strategi para calon kepala daerah yang dipilih langsung oleh rakyat saat ini adalah faktor yang paling menentukan kemenangan. Bahkan beberapa incumbent, tanpa malu akan menyatakan keberhasilan programnya walaupun sebenarnya adalah program kepala daerah periode sebelumnya. Di antara kepala daerah yang hingga saat ini sukses memenangkan hati warga nya antara lain adalah Irwan Prayitno-Gubernur Sumatera Barat, Risma-Walikota Surabaya, Azwar Anas-Bupati Banyuwangi, Ridwan Kamil-Walikota Bandung, Yoyok-Bupati Batang, Nurdin Abdullah-Bupati Bantaeng dan lain-lain.

Program-program unggulan para kepala daerah yang memperoleh apresiasi rakyat antara lain :

  1. Risma, Walikota Surabaya. Transparansi dalam penggunaan anggaran, sehingga memperoleh Bung Hatta – anti corruption award 2015, Adipura Kencana berkali kali sehingga surabaya menjadi lebih nyaman dan bersih, pedestrian serta taman2 kota yang indah dan hijau.
  2. Azwar Anas, Bupati Banyuwangi. Menggalakkan pariwisata bernafaskan budaya lokal sebagai motor penggerak perekonomian daerah, dan kerjasama dengan pihak swasta untuk membangun infrastruktur kota, juga penurunan angka kemiskinan.
  3. Ridwan Kamil, Walikota Bandung. Bandung disulap jadi kota “sejuta taman” yang indah. Jadi walkot “gaul” yang aktif menyapa warganya via medsoc dan ajang2 off air.
  4. Yoyok, Bupati Batang. Bikin Festival Anggaran dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), sebagai wujud transparansi penggunaan anggaran. “Gaul abis” dengan warganya dan melepas atribut formal saat berbaur dengan warga. Rumah dinasnya juga selalu open house every day…:)
  5. Nurdin Abdullah, Bupati Bantaeng. Menggerakkan potensi ekonomi, infrastruktur dan fasilitas kesehatan daerah, dengan bekerjasama dengan pihak swasta dan LN (terutama jepang). Angka kemiskinan menurun drastis.
  6. Aher-Dedi. Pembentukan wirausaha baru sebanyak 100 ribu pada 2018 (58% pada 2016), pemberian bibit ikan kepada masyarakat dengan penyebaran benih di danau, situ dan waduk mencapai 18,3 juta benih ikan. Penanaman 2 juta pohon kopi kepada petani kopi dan kelompok masyarakat menjadikan Jawa Barat menjadi salah satu produsen kopi kedua di Indonesia setelah Aceh, dan sebagai penunjang perekonomian dengan melakukan pengembangan infrastruktur Jalan provinsi di Jabar selatan untuk mendongkrak perekonomian di Jawa Barat,”

Dari program unggulan kepala daerah diatas, hal-hal yang  yang paling mendapat apresiasi masyarakat adalah antara lain :

  1. Transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan APBD, dalam hal ini adalah strategi pengelolaan keuangan unggulan yang memungkinkan misi yang lain menjadi terlaksana dengan baik.
  2. Pembangunan fasilitas umum yang menyentuh hajat hidup masyarakat (jalan raya, taman2 kota, trotoar dan pedestrian yang nyaman, dan sarana umum lainnya).
  3. Menggerakkan perekonomian daerah yang melibatsertakan masyarakat, sehingga angka kemiskinan menurun dan meningkatkan wirausaha.

Selanjutnya, kita dapat membandingkan strategi program unggulan para kepala daerah tersebut di atas dengan visi dan misi para calon kepala daerah yang saat ini akan berkompetisi pada beberapa pilkada di sejumlah daerah berikut:

  1. Agus-Sylvi :
  • Mewujudkan Jakarta yang Maju
  • Mewujudkan Jakarta yang Aman
  • Mewujudkan Jakarta yang Adil
  • Mewujudkan Jakarta yang Sejahtera
  • Mewujudkan “Jakarta Hijau” (Green Jakarta) yang Lingkungannya Semakin Baik
  • Mewujudkan Jakarta yang Nyaman dan Bermartabat
  1. Ahok-Djarot :
  • Mewujudkan pemerintahan yang bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), terbuka, dan melayani warga.
  • Menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar warga, yaitu jaminan kesehatan, jaminan pendidikan, hunian yang layak, bahan pangan yang terjangkau, transportasi publik yang ekonomis, dan lapangan pekerjaan serta usaha agar seluruh warga berkesempatan memperoleh kehidupan yang lebih baik sehingga Indeks Kebahagiaan kota Jakarta menjadi salah satu yang tertinggi di antara kota-kota di dunia.
  • Menciptakan sumber daya manusia yang tangguh lahir dan batin, kompeten, dan berdaya saing global dengan Indeks Pembangunan Manusia yang setara dengan kota-kota maju di dunia.
  • Menata kota sesuai perubahan zaman untuk mendukung kemajuan ekonomi, keberlangsungan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya warga.
  • Membangun kehidupan kota yang berbasis teknologi dan berinfrastruktur kelas dunia dengan warga yang berketuhanan, berbudaya, bergotong royong, berwawasan, toleran, partisipatif, dan inovatif.
  1. Anies-Sandhy :
  • Membangun manusia Jakarta menjadi warga yang berdaya dengan menghadirkan kepemimpinan HUMANIS dan MENGAYOMI, penggerak birokrasi yang efektif, menjaga stabilitas dan keterjangkauan harga bahan pokok, membangun sektor kesehatan, pendidikan, kebudayaan serta menyelesaikan masalah-masalah sosial.
  • Membangun lingkungan kota Jakarta secara berkelanjutan dengan perencanaan yang memperhatikan daya dukung lingkungan dan sosial.
  • Membangun kesejahteraan dengan menciptakan lapangan kerja, pembangunan infrastruktur, dan penanggulangan masalah mobilitas warga kota
  1. Rano-Embay :
  • Memantapkan pembangunan infrastruktur wilayah dan kawasan untuk pemenuhan layanan dasar dan peningkatan daya saing daerah.
  • Menciptakan ekosistem ekonomi yang sinergis antarpelaku usaha dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas dengan iklim investasi yang kondusif serta keberpihakan pada masyarakat.
  • Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, berbudaya dan berdaya saing.
  • Memperkuat sinergi pembangunan daerah melalui kerja sama pembangunan antar pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota yang selaras, serasi dan seimbang.
  • Meningkatkan kinerja pemerintah daerah yang bersih dan berintegritas menuju tata kelola pemerintahan yang berkualitas.
  1. Wahidin Halim- Andika.

Mewujudkan Banten yang:

  • Maju, cara-cara lama dalam mengelola pemerintahan ditinggalkan, selanjutnya cara baru dalam mengelola pemerintahan yang sesuai dengan prinsip good governanace dipakai.
  • Mandiri mengacu pada kemampuan keuangan daerah untuk mendukung dan menjalankan pembangunan daerah. Suatu daerah dikatakan mandiri bila pendapatan asli daerahnya dalam APBD cukup dominan, sehingga tidak tergantung oleh bantuan atau subsidi pemerintah pusat. Mandiri disini menunjukkan kemampuan fiskal yang cukup untuk merealisasikan berbagai program pemerintah daerah.
  • Berdaya Saing berarti kemampuan daerah mengelola dan mengembangkan segenap potensi yang dimiliki serta menghilangkan berbagai hambatan sehingga berhasil menjadi tujuan investasi dibandingkan dengan daerah lainya. Beberapa parameter investasi seperti infrastruktur yang memadai, keamanan yang terjamin, pelayanan perijinan yang mudah berkepastian hukum, sumber daya manusia yang  berkualitas, dan ketersediaan energi menjadi tolok ukurnya.
  • Sejahtera diukur dengan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui tiga indikator utama yaitu kondisi pendidikan, kesehatan, dan kondisi daya beli masyarakat.
  • Akhlakul Karimah menekankan pada perilaku kehidupan masyarakat dan pemerintah yang mencerminkan penerapan nilai-nilai agama. Yakni, nilai-nilai yang sesuai dengan hakikat ketuhanan, keberadaan manusia berserta alam seisinya

Dengan menganalisis faktor strategi unggulan 5 calon kepala daerah yang bersaing pada 2 provinsi tersebut, dapat terpola suatu strategi dimana setiap calon kepala daerah memiliki perbedaan prioritas pada visi misinya, yang tentunya akan sangat berpengaruh pada saat pelaksanaan kegiatan pemerintah saat mereka terpilih.

  1. Agus-Silvy, yang paling terlihat berbeda dari pasangan lainnya adalah menjadikan Jakarta green city (kota hijau) yang tentunya saat mereka terpilih akan dituntut untuk merealisasikannya.
  2. Ahok-Djarot, menata kota sesuai perubahan zaman untuk mendukung kemajuan ekonomi dan menciptakan SDM yang tangguh. Dalam hal ini saat terpilih tentunya SDM yang tidak tangguh akan dipersilakan untuk keluar dari ibukota dan penataan kota sesuai kebutuhan perekonomian, yang akan sangat mungkin terjadi penggusuran dalam pelaksanaannya.
  3. Anies-Sandhy, menghadirkan kepemimpinan HUMANIS dan MENGAYOMI. Penggunaan huruf capital pada kata humanis dan mengayomi menunjukkan strategi kepemimpinan berbeda dengan incumbent yang sebaliknya, walaupun bisa saja akan berpengaruh pada lambannya pelayanan birokrasi pemerintah.
  4. Rano-Embay, pembangunan infrastruktur wilayah dan kawasan, peningkatan daya saing daerah membangun ekosistem ekonomi yang sinergis antarpelaku usaha. Dalam hal ini program terfokus pada investor dari luar daerah sebagai penggerak perekonomian, yang walauupun diperlukan seringkali mengakibatkan meningkatkan kesenjangan social.
  5. Wahidin-Andhika, dengan misi akhlakul karimah pada perilaku kehidupan masyarakat dan pemerintah yang mencerminkan penerapan nilai-nilai agama, yang pada prakteknya lebih kepada praktek agama secara formalitas tidak sampai pada agama sebagai integritas personal tertinggi.

Pada akhirnya, berdasarkan analisis pada visi dan misi 5 calon kepala daerah tersebut, tidak ada satupun terlihat suatu misi pengelolaan keuangan unggulan sebagai strategi unggulan para calon kepala daerah. Tampaknya strategi pengelolaan keuangan unggulan hanya sebagai pemanis kata dalam penulisan visi misi.

Sedangkan dalam pelaksanaannya strategi pengelolaan keuangan unggulan menjadi penentu kesuksesan kepala daerah yang dilaporkan sebagai indikator kesuksesannya. Mudah-mudahan dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah langsung berikutnya, pembuatan visi dan misi para calon kepala daerah dapat menjadikan strategi pengelolaan keuangan unggulan sebagai strategi penentu kemenangan.

 

 

0
0
Iwan Novarian Sutawijaya ▲ Active Writer

Widyaiswara pada Pusdiklat Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Di sela-sela kesibukannya mengajar, dia meluangkan waktunya untuk menulis dan membagikannya kepada Anda di Birokrat Menulis.

Iwan Novarian Sutawijaya ▲ Active Writer

Iwan Novarian Sutawijaya ▲ Active Writer

Author

Widyaiswara pada Pusdiklat Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Di sela-sela kesibukannya mengajar, dia meluangkan waktunya untuk menulis dan membagikannya kepada Anda di Birokrat Menulis.

1 Comment

  1. Avatar

    ????

    Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post