Rotasi, mutasi dan promosi sesungguhnya menjadi satu kunci penggerak organisasi,
bukan hanya basa basi, sekedar unjuk gigi, atau sebatas menunggu nomor antri.
Rotasi, mutasi dan promosi akan menjadi bukti kesungguhan organisasi mengelola diri untuk terus berlari, atau tetap komit menutup diri.
Selanjutnya organisasi tentunya mengukur diri dalam melakukan proses ini.
Apakah basis evaluasi dan indikator sudah menjadi sebuah kata pasti?
Sehingga rotasi, mutasi, dan promosi tidak meninggalkan friksi dan indikasi?
Sejatinya “nomor punggung” yang sampai saat ini masih menjadi kata kunci evaluasi, telah memberi gambaran utuh tentang kemampuan, kematangan, pengalaman, sampai kualitas diri.
Idealnya nomor punggung tidak hanya indikasi senioritas dalam organisasi.
Karena tua itu pasti, tetapi dewasa perlu diuji.
Belum terbantahkan sampai detik ini,
banyak bukti yang menunjukkan kalau nomor punggung baru sebatas menjadi nomor antri untuk menunggu jatah kursi.
Walau tidak sedikit kalau pemilik nomor punggung sudah teruji, serta memang layak dan sesuai porsi.
Lalu bagaimana selaiknya organisasi memposisikan diri?
Evaluasi tetap menjadi kunci dengan berbagai indikator yang semestinya diuji,
hingga menjadi sebuah produk yang tidak asal jadi.
Karena karir adalah muara dari semua proses mutasi, rotasi dan promosi.
Pelaksana di Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi konsentrasi di monev anggaran. Sekretaris ULP Institut Seni Indonesia Padang Panjang, Aktif di pengadaan barang dan jasa sejak tahun 2009 sampai sekarang,
Juga tercatat sebagai anggota PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) Institut Seni Indonesia Padang Panjang.
0 Comments