Latar Belakang
Berbagai organisasi, besar atau kecil, privat atau publik, memiliki misi yang perlu menjadi dasar dari semua keberadaan dan kegiatannya. Dari waktu ke waktu para pemimpin organisasi itu perlu memberikan warna dalam bagaimana misi tersebut dijalankan baik atas inisiatif organisasi secara internal atau bersumber dari pihak eksternal.
Sebagai akibat dari hal tersebut kita kemudian melihat dalam kebijakan dan program yang disebut sebagai program tematik. Kata tematik berasal dari kata tema yang menurut KBBI berarti pokok pikiran; dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, menggubah sajak, dan sebagainya). Secara umum program tematik boleh diartikan sebagai program yang memiliki fokus pada satu pokok pikiran atau gagasan pokok tertentu.
Sejauh ini tidak ada masalah dengan program tematik selama program program tersebut tepat sasaran tidak mengabaikan atau mengalihkan perhatian dari persoalan mendasar sehingga menjadi terlantar.
Bila hal ini terjadi maka boleh kita sebut program tematik hanya kosmetik untuk menutup persoalan mendasar yang tidak atau belum tertangani karena alasan dan sebab sebab tertentu.
Hal Yang Positif Dari Program Tematik
Perumusan dan penerapan program program tematik dalam organisasi memiliki sejumlah hal yang positif. Pertama, program tematik memberikan fokus yang lebih baik terhadap isu isu yang mengemuka dan perlu mendapatkan prioritas.
Kedua, program tematik berpotensi menimbulkan gairah atau motivasi segar bagi semua pihak yang perlu mendukung, yang seringkali jenuh dengan rutinitas yang berlangsung terlalu lama.
Tentu saja sekali lagi sasaran program tematik harusnya menyelesaikan masalah yang nyata dan/atau memenuhi kebutuhan tertentu yang nyata, bukan sekedar memperkenalkan sesuatu yang baru dan menarik saja.
Lebih lanjut program tematik harus dipersiapkan dengan baik berdasarkan pemahaman akan kondisi yang ada, identifikasi risiko dan penetapan mitigasi serta penentuan sasaran dengan indikator keberhasilan yang terukur.
Satu contoh program tematik pada wilayah perkotaan adalah Kampung Tematik yang disebutkan sebagai inovasi Pemerintah Kota Semarang untuk pemenuhan kebutuhan dasar utama kualitas lingkungan rumah tinggal bagi warga miskin dan prasarana dasar permukiman.
Kampung Tematik dimaksud meliputi antara lain perbaikan kondisi lingkungan yang kumuh, penghijauan wilayah, pelibatan masyarakat dan mengangkat potensi masyarakat.
Potensi masyarakat dalam hal ini meliputi mata pencaharian pokok sebagian besar warga di wilayah tersebut, budaya, kearifan lokal, lingkungan yang sehat, industri rumahan dan kerajinan masyarakat yang ramah lingkungan. Termasuk di dalamnya ciri khas setempat yang unik yang mungkin tidak banyak dimiliki kampung lain sehingga bisa menjadi ikon atau identitas dari kampung.
Satu program tematik pada sektor pendidikan adalah yang dikenal sebagai KKN Tematik yang dapat dijelaskan secara singkat merupakan kegiatan edukatif dengan melibatkan mahasiswa dalam kehidupan masyarakat yang berfokus pada pada permasalahan pada bidang tertentu.
Program ini berpotensi kerja sama dengan pemerintah seperti terjadi pada kerja sama antara Perguruan Tinggi dengan Kementerian PUPR dalam Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yaitu program bantuan perbaikan rumah yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat penerima bantuan.
Bilamana program tematik memiliki tujuan utama atau tujuan alternatif menyelesaikan satu atau beberapa persoalan maka perlu diterapkan manajemen perubahan yang efektif agar program tematik dapat betul betul mencapai tujuan dan memberikan manfaat yang maksimal. Bila hal ini tidak terjadi maka kembali program tematik tidak lebih dari kosmetik saja.
Masalah Dengan Program Yang Sekedar Kosmetik
Ada beberapa persoalan serius yang terkandung dalam program yang sekedar kosmetik. Seperti juga makna kata kosmetik (KBBI), “obat (bahan) untuk mempercantik wajah, kulit, rambut, dan sebagainya (seperti bedak, pemerah bibir), program kosmetik tidak menyelesaikan persoalan mendasar tetapi hanya menutupi kekurangan atau menambah penampilan luar saja.
Hal itu juga terjadi di berbagai organisasi yang memiliki berbagai persoalan mendasar, besar atau kecil, dari persoalan kecil hingga yang berpotensi menjadi bencana.
Persoalan yang kecil bisa terakumulasi dengan berjalannya waktu hingga menjadi semakin besar. Persoalan besar memerlukan fokus dan perhatian yang sungguh sungguh.
Bila semua perhatian dan sumber daya hanya berprioritas pada program kosmetik maka misi dan reputasi organisasi menjadi taruhan karena kegagalan akibat tidak teratasinya berbagai persoalan yang sesungguhnya harus menjadi prioritas.
Tidak Paham Akar Masalah
Untuk melihat contoh contoh program kosmetik kita dapat menyoroti kondisi kekumuhan kawasan perkotaan dari kota kota yang kecil, sedang sampai dengan perkotaan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 02/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh menyebutkan bahwa permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
Kriterianya termasuk bangunan gedung, jalan lingkungan, penyediaan air minum, drainase, pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan dan proteksi kebakaran.
Disamping indikator di atas perlu juga disadari adanya dampak negatif dari permukiman kumuh terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan produktivitas masyarakat.
Akan menarik bila kita dapat mengkaji tingkat kemajuan penanggulangan permukiman kumuh di daerah, berapa banyak masalah, berapa luas wilayah yang berhasil diatasi dalam waktu tertentu.
Beberapa kota sibuk membangun tampak muka gedung gedung, taman taman, sarana pejalan kaki, berbagai monumen dan ornamen sehingga memperlihatkan adanya citra wilayah yang bagus.
Namun hal-hal semacam itu hanya mencakup sebagian kecil dari masyarakat, karena sebagian besar persoalan dari waktu ke waktu terus saja tidak terselesaikan.
Tidak ada kemajuan berarti dalam perubahan dari kawasan kumuh, baik sesuai kriteria resmi maupun pada tingkat kasat mata. Beberapa permasalahan memerlukan ketegasan penegakan hukum dan alokasi dan relokasi sumber daya yang sebenarnya tersedia namun nampak terus diprioritaskan pada program program pencitraan.
Program program seperti pelebaran jalur pejalan kaki, memperindah bagian bagian utama perkotaan, pengecatan sebagian dari jalan untuk disebut sebagai jalur sepeda mungkin populer namun tidak boleh mengabaikan berbagai persoalan mendasar yang seringkali lebih penting untuk diselesaikan.
Persoalan lebih penting ini dapat berupa kemacetan karena aktivitas masyarakat yang tidak tertib dan melanggar hukum, sistem transportasi yang usang, ketidakteraturan pemanfaatan lahan perkotaan dan banyak lagi.
Mengerjakan yang mudah dan menyenangkan tetapi mengabaikan yang lebih sulit tetapi penting bukan ciri ciri kepemimpinan yang bertanggung jawab. Program dan kegiatan yang mudah, menyenangkan namun berdampak relatif kecil terhadap kemajuan kawasan perkotaan ini termasuk kosmetik.
Meskipun seringkali program program ini membawa hasil berbagai peringkat kejuaraan dan piala, namun sesungguhnya sedikit sekali dapat menjadi membawa manfaat yang substansial dalam jangka panjang.
Setali Tiga Uang pada Organisasi Profit
Pada organisasi berorientasi profit banyak juga program yang masuk dalam kategori program kosmetik yang bertujuan membangun pencitraan para pimpinan usaha ataupun organisasinya. Satu praktek yang kurang terpuji adalah dengan menampilkan laporan keuangan yang tidak menggambarkan kondisi sesungguhnya.
Bertahun tahun terhadap aset perusahaan yang nilainya sudah banyak tergerus karena usia dan kondisi yang terus menurun, tidak dilakukan penyusutan.
Dapat dipahami bahwa penyusutan adalah biaya yang akan mengurangi angka keuntungan dari usaha dan mengurangi nilai kekayaan. Hal ini yang tidak diinginkan dan seringkali ingin disembunyikan meskipun bukan merupakan praktek terpuji.
Program kosmetik berbagai perusahaan juga dapat berupa berbagai jenis kegiatan seremonial dan publikasi yang sesungguhnya tidak memiliki nilai tambah berarti bagi pemangku kepentingan.
Pelaku usaha yang profesional dan memiliki etika dan etos kerja yang baik akan fokus pada program nyata pengembangan usaha, peningkatan efisiensi dan produktivitas bukan program kosmetik.
Epilog
Sering dikatakan penyelesaian masalah harus diawali dengan pengakuan adanya masalah yang diikuti perumusan masalah secara baik. Hal ini memerlukan kualitas kepemimpinan dan juga integritas yang tinggi dari semua pihak dalam organisasi bukan sekedar kompetensi biasa.
Bila masih banyak dari kita hanya memilih menyelesaikan persoalan yang mudah saja dan mengabaikan persoalan yang besar dan mendasar, maka tidak berlebihan program yang ada hanya program kosmetik.
Semoga kita terus dianugerahi pemimpin-pemimpin organisasi yang memiliki tanggung jawab, keberanian dan kejujuran dalam menjalankan amanat yang diberikan untuk menjalankan misi organisasi dan mencapai sasaran yang ditentukan melalui program program utama maupun program program tematik yang bukan termasuk kosmetik.
Ketua Umum Ikatan Konsultan Teknologi Informasi Indonesia (IKTII). Ia aktif melakukan kegiatan konsultasi dalam bidang teknologi informasi seperti dalam bidang terkait Transformasi Digital, Perencanaan Strategis, Perumusan Regulasi, IT Governance, Manajemen Risiko, Audit Teknologi Informasi dan E-learning.
Dapat dihubungi pada alamat surel [email protected]
0 Comments