Program Makanan Bergizi Gratis: Mengurai Tantangan dan Menciptakan Solusi Berkelanjutan

by | Sep 28, 2025 | Birokrasi Efektif-Efisien | 0 comments

Program makan bergizi gratis (MBG) dirancang dengan tujuan membangun generasi sehat, cerdas dan produktif menuju Indonesia Emas 2045. Suatu gagasan atau inisiatif yang bertujuan mulia.

Seyogyanya, MBG tidak hanya memberikan makanan gratis, tetapi juga investasi nyata bagi masa depan bangsa sebagaimana tujuannya.

Namun, implementasinya menghadapi berbagai tantangan yang dapat menghambat efektivitas dan keberlanjutannya, dari masalah logistik hingga kualitas gizi. Hal tersebut dapat menjadi bumerang, karena berpotensi tidak tepat sasaran dan membuang-buang anggaran.

Masalah MBG di Lapangan

Beberapa media online memberitakan tentang kisruhnya MBG dengan beberapa kondisi, seperti keracunan, keterlambatan pembayaran, tidak sesuainya makanan yang disediakan, makanan produksi pabrik, dan kurang higienisnya pengelolaan MBG.

Bahkan Jaya Darmawan, Peneliti ekonomi Center of Economic and Law Studies (CELIOS) memberikan ulasan dan masukan di media online https://theconversation.com untuk langkah korektif. Tujuannya agar program ini tidak berakhir sebagai bencana fiskal dan mencegah bertambahnya jumlah siswa yang keracunan, antara lain dengan:

  • melakukan peningkatan transparansi dan akuntabilitas kebijakan,
  • evaluasi penggunaan dapur pusat dan mulai uji coba pelibatan dapur rakyat,
  • pendekatan penyaluran tepat sasaran, serta
  • evaluasi dan membatalkan pelibatan militer dalam program MBG. 

Https://celios.co.id mempublikasikan laporan hasil penelitian yang dilakukan oleh timnya dengan pendekatan kuantitatif yang disebar di seluruh Indonesia dengan judul Yang Lapar Siapa? Yang Kenyang Siapa? Mitigasi Risiko Program Makan Bergizi Gratis.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa:

  • 5 dari 10 keluarga di Indonesia masih berjuang memenuhi pangan bagi anak,
  • 92% responden yang memilih Prabowo-Gibran karena tertarik Program MBG,
  • 46% responden khawatir adanya inefisiensi penyaluran MBG,
  • 45% laki-laki dan 34% perempuan responden khawatir penyimpangan pelaksanaan MBG,
  • 4 dari 10 responden khawatir adanya korupsi MBG,
  • 59% tidak setuju bahan MBG dari impor,
  • 53% responden ingin pengelolaan MBG secara kolaborasi,
  • 56% responden ingin MBG berjalan bertahap,
  • 69% responden menyatakan partisipasi komunitas sangat penting dan 8,5 triliun potensi kebocoran jika pengelolaannya secara sentralistik.

Memperhatikan kondisi tersebut, semestinya pemerintah membuat regulasi dan atau kebijakan untuk penyederhanaan langkah-langkah dalam penyediaan MBG, terutama di sekolah/madrasah.

Integrasi MBG ke UKS/M

Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) merupakan upaya terpadu antara pendidikan dan kesehatan yang dilakukan di lingkungan sekolah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat.

UKS/M telah mempunyai tiga program utama yang disebut Trias UKS, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.

Integrasi program MBG ke UKS/M merupakan langkah strategis
untuk meningkatkan kesehatan dan gizi siswa secara holistik. Salah satu cara paling efektif
untuk mewujudkannya adalah melalui kantin sekolah/madrasah. Kantin sekolah/madrasah,
tidak hanya menjadi pusat makanan sehat, tetapi bisa dioptimalkan fungsinya
menjadi laboratorium edukasi gizi.

Selama ini, kantin sekolah sering kali dianggap sebatas tempat siswa membeli makanan dan minuman. Namun, dengan pendekatan yang tepat, kantin sekolah/madrasah dapat berperan lebih besar. Program MBG yang diintegrasikan ke dalam UKS tidak hanya memastikan siswa mendapatkan asupan nutrisi yang memadai, tetapi juga membiasakan mereka memilih makanan sehat.

Integrasi ini memerlukan kolaborasi erat antara berbagai pihak, mulai dari sekolah, orang tua, hingga pemerintah. Langkah awal yang paling penting adalah menetapkan standar makanan sehat yang harus dipatuhi oleh semua penyedia makanan di kantin. Standar ini mencakup:

  • Menu seimbang dengan menyajikan menu yang kaya akan protein, karbohidrat kompleks, serat, vitamin, dan mineral.
  • Pembatasan makanan tidak sehat dengan melarang penjualan makanan ringan, terutama dengan kadar gula, garam, dan lemak jenuh tinggi.
  • Keamanan pangan dengan memastikan makanan disiapkan dan disajikan dalam kondisi higienis.

Untuk optimalisasi upaya di lapangan, dapat melibatkan Tim Penggerak PKK desa.kelurahan, organisasi kemasyarakatan, organisasi adat, organisasi keagamaan, organisasi kepemudaan dan organisasi lainnya termasuk koperasi yang ada di desa/kelurahan untuk penyediaan bahan mentah dan logistik lainnya, agar roda ekonomi di masyarakat dapat berjalan optimal.

Sebaliknya, apabila pengelolaan MBG dilakukan secara sentralistik melalui kerja sama dengan pihak ketiga atau pelibatan militer di dalamnya, maka akan mengurangi keterlibatan masyarakat.

Selanjutnya, roda ekonomi masyarakat menjadi stagnan, perlu penambahan tenaga kerja yang sebenarnya bisa diatasi melalui kemitraan dengan organisasi di masyarakat.

Menuju Generasi Emas 2045

Integrasi MBG ke dalam UKS melalui kantin sekolah/madrasah merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa. Program ini tidak hanya mengatasi masalah gizi mikro dan makro, tetapi juga membentuk perilaku sehat yang akan dibawa siswa hingga dewasa.

Dengan menjadikan kantin sekolah/madrasah sebagai pusat nutrisi dan edukasi, MBG tidak hanya memberi isi perut, tetapi juga menginspirasi pikiran. Ini adalah langkah nyata menuju terwujudnya Generasi Emas 2045, di mana setiap anak Indonesia tumbuh sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan global. 

Penutup

MBG baru berjalan. Monitoring dan evaluasi sudah seharusnya mengikuti program tersebut agar dapat berjalan optimal dan memberikan solusi berkelanjutan.

Di samping itu, keterlibatan komponen masyarakat secara kemitraan dengan mempertimbangkan unsur efisiensi sangat penting, agar upaya yang dilakukan dapat saling terkait, saling menguntungkan dan tidak boros anggaran. 

1
0
Nugroho Kuncoro Yudho ◆ Professional Writer

Nugroho Kuncoro Yudho ◆ Professional Writer

Author

Praktisi kesehatan dan pemerhati masalah sosial kemasyarakatan berdomisili di Sampit, Kalimantan Tengah.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post