Bisnis adalah kegiatan memperjualbelikan barang dan jasa untuk mendapatkan keuntungan. Bisnis memiliki padanan kata yaitu usaha, atau juga niaga. Bisnis adalah kegiatan yang bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar jika berhasil.
Besarnya keuntungan dari berbisnis bahkan bisa berkali-kali lipat daripada gaji yang diterima jika kita bekerja di sebuah kantor. Besarnya keuntungan dalam berbisnis ini bahkan sudah disampaikan oleh Rasulullah SAW yang menyampaikan bahwa:
9 dari 10 pintu rezeki adalah berasal dari berniaga atau berbisnis dalam haditsnya “hendaklah kalian berdagang karena berdagang merupakan sembilan dari sepuluh pintu rezeki.”
Dengan demikian, kita diajarkan untuk membuka bisnis sebagai ladang penghasilan yang memiliki potensi besar untuk mendapatkan keuntungan, untuk dapat membiayai kebutuhan hidup kita.
Bahkan, jika sudah bertambah besar skalanya kita bisa mempekerjakan orang lain untuk membantu jalannya bisnis kita. Dengan demikian, kita bisa menciptakan lapangan kerja untuk banyak orang.
Kesulitan Modal: Masalah Umum Masyarakat Indonesia
Mungkin di awal berbisnis kita hanya mempekerjakan 2 orang. Kemudian ketika bisnis semakin besar maka jumlah pekerja yang dibutuhkan bisa mencapai ratusan bahkan ribuan pekerja. Dengan banyaknya jumlah pekerja maka akan timbul lapangan kerja baru yang punya keterkaitan dengan bisnis kita, seperti supplier atau retailer produk yang dihasilkan.
Selama ini kita hanya tahu, bahwa untuk berbisnis dipastikan kita memerlukan modal berbentuk uang, sedikit atau banyak.
Sementara itu, sebagian besar masyarakat Indonesia tidak memiliki modal uang untuk memulai bisnis karena pendapatan yang hanya cukup untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari sehingga tidak memiliki tabungan untuk dijadikan modal dalam berbisnis.
Jangankan modal ratusan juta, bahkan kebanyakan dari kita modal uang ratusan ribu pun tidak punya. Dalam kondisi tanpa uang, tentu saja sulit untuk memulai bisnis walaupun peluangnya terbuka lebar di hadapan kita.
Biasanya alternatif yang langsung kita ambil adalah meminjam baik kepada kerabat, teman, bank dan pinjol. Kita memang bisa meminjam uang pada kerabat, teman, bank atau pinjol. Tetapi semua itu memiliki risiko yang berbeda-beda.
Meminjam pada Kerabat
Meminjam pada kerabat adalah langkah yang paling mudah karena ikatan kekeluargaan tentu saja menjadi kemudahan dalam urusan pinjam meminjam uang. Akan tetapi, tidak semua kerabat mampu dan mau meminjamkan uangnya karena setiap keluarga memiliki kebutuhan masing-masing.
Kalaupun pinjaman mudah didapat tetapi di kemudian hari bisa jadi “hutang budi” yang akan terus disebut-sebut di setiap acara keluarga. Tentu saja kondisi ini menjadi kurang nyaman jika ada acara keluarga dan lama kelamaan kita akan menghindari kegiatan kumpul keluarga karena akan terus menjadi bahan obrolan ketika bertemu.
Kadang kala bahkan kita diminta membayar hutang budi tersebut dengan melakukan sesuatu yang sulit dilakukan atau bahkan melanggar hukum. Jika hal ini terjadi, maka seumur hidup kita “terpenjara” oleh perintah dan kemauan orang lain.
Dengan sebab berhutang, kita tidak lagi menjadi orang yang bebas berkehendak dan berfindak. Maka berpikirlah ribuan kali jika hendak berhutang karena tindakan ini bahkan bisa memutus tali persaudaraan.
Sudah banyak contoh nyata di sekitar kita dari sebab hutang piutang seseorang dibuang dari keluarganya atau dijauhi oleh sanak keluarganya.
Meminjam pada Teman
Meminjam pada teman juga memiliki risiko yang kurang lebih sama. Bahkan jika situasinya memburuk bisa menjadi pemutus tali pertemanan yang sudah lama terjalin. Situasi seperti ini tentunya tidak nyaman bagi kedua belah pihak.
Bisa jadi teman yang meminjamkan uang itu sedang membutuhkan uang untuk kebutuhannya tapi demi membantu kita dalam berbisnis, ia meminjamkan kepada kita tanpa pikir panjang.
Ia berharap semoga bisnis kita berjalan lancar dan uang yang dipinjamkan bisa segera dikembalikan. Padahal jarang sekali di awal bisnis kita mendapatkan keberhasilan yang luar biasa.
Meminjam kepada saudara dan teman adalah tindakan yang risikonya paling ringan karena tanpa jaminan dan tidak ada pengenaan bunga. Untuk itu jiika ada rezeki segera dilunasi atau dicicil sesuai uang yang sudah dihasilkan dari berbisnis.
Jika pun bisnisnya belum berhasil, sampaikan kepada pemberi pinjaman karena kesulitan keuangan sehingga belum bisa membayar sesuai kesepakatan di awal.
Hal ini penting karena saudara dan teman yang memberikan pinjaman sudah menabung bertahun-tahun untuk membeli barang tertentu dan untuk berjaga-jaga, ketika dipinjamkan tentu saja dia harus menangguhkan kebutuhannya dan hidup dalam risiko yang lebih besar.
Perlu diingat bahwa hutang yang belum dilunasi akan membuat amalan ibadah kita berkurang ketika di yaumil akhir nanti.
Meminjam ke Bank
Meminjam ke bank adalah langkah yang biasanya ditempuh. Namun demikian, harus diingat pula bahwa meminjam ke bank ada bunga yang harus dibayarkan dan juga ada jaminan yang harus diserahkan.
Bunga bank biasanya bersifat floating. Jika kondisi keuangan sedang kurang menggembirakan, maka bunga bank akan naik, begitu juga sebaliknya. Perlu diingat, jika kenaikan bunga bank akan segera diikuti oleh bank sementara jika bunga turun maka bank akan berlama-lama ikut menurunkan bunga pinjaman.
Selain bunga bank, sebagian besar penduduk Indonesia sulit mengakses pembiayaan dari bank karena tidak memenuhi syarat 5C (capacity, collateral, character, capital, and condition).
Pada umumnya, kita dinilai tidak memiliki kapasitas untuk membayar cicilan hutang dan juga tidak memiliki jaminan (collateral) jika kreditnya mengalami kemacetan dalam pembayaran. Tanpa kapasitas dan jaminan yang memadai, maka sulit bagi kita untuk mendapatkan pinjaman dari bank.
Meminjam ke Pinjol
Meminjam ke pinjaman online (pinjol) adalah langkah yang paling mudah dan paling sering dilakukan karena pencairan cepat dan syaratnya mudah. Namun, harus diingat bahwa pinjol mengenakan bunga yang sangat tinggi.
Jika pinjamannya tidak dibayarkan secara tepat waktu maka pinjaman akan semakin besar dan debt collector meneror peminjam dan keluarga serta teman-teman yang ada di dalam nomor kontak peminjam sehingga nama baik akan tercoreng dan kita akan dijauhi karena sudah menyebabkan ketidaknyamanan dalam kehidupan mereka.
Jika kita tidak berhati-hati dalam berurusan dengan pinjaman online maka akan terjerat dalam pinjol tiada ujung. Kita akan gali lubang tutup lubang, yaitu mengajukan pinjaman baru untuk melunasi pinjaman yang lama.
Belum lagi, jika platform pinjol itu tidak terdaftar dalam sistem Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maka posisi kita rentan karena tidak ada perlindungan jika ada permasalahan di kerugian hari.
Jadi semua sumber pinjaman di atas memiliki kekurangan yang sudah membuat kepala kita menjadi semakin pusing bahkan sebelum memulai berbisnis. Mau berbisnis harus ada uang sementara kita tidak punya uang sama sekali.
Pertanyaan Selanjutnya
Tentu saja kondisi tadi membuat kita bertanya-tanya. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan terkait mengawali bisnis bagi kita semua.
- Pasti Anda bertanya, apakah ada berbisnis yang diawali tanpa modal uang?
- Pertanyaan berikut adalah apakah bisnisnya susah atau mudah?
- Lalu pertanyaan terakhir adalah ada untungnya atau nggak?
Sebelum semua itu dijawab maka ada hal penting yang harus kita miliki terlebih dahulu, yaitu prasyarat dalam berbisnis, apapun bisnis yang akan dijalankan. Prasyarat dalam berbisnis ini akan dijelaskan dalam penulisan berikutnya.
Seorang PNS yang menjalani pekerjaan di bidang diklat selama 21 tahun, pemegang Magister Ilmu Ekonomi dari FEUI dan sempat mencicipi dunia early childhood education ketika CTLN selama 3 tahun karena mengikuti suami di Melbourne. Lahir dan besar di Jakarta, tetapi sempat mencicipi penugasan di Palembang dan Cimahi.
0 Comments