Pencitraan Menggerus Produktivitas

by Teddy Sukardi ◆ Expert Writer | Sep 16, 2022 | Birokrasi Berdaya | 0 comments

Menggerus adalah kata kerja yang mengandung arti merusak sedikit demi sedikit. Bagaimana pencitraan yang seharusnya bermakna positif justru merusak akan coba dibahas dalam tulisan ini. Tulisan ini membahas pencitraan organisasi profit dan non profit dan pencitraan perorangan dari para pemuka yang berdampak kepada organisasi dimana mereka berada.

Pencitraan Individu

Pencitraan yang dibahas disini khususnya berhubungan dengan pencitraan diri atau personal branding. Personal branding umumnya diartikan oleh para ahli sebagai proses pembentukan persepsi yang positif dari orang banyak terhadap satu individu, dalam hal kepribadian, kemampuan, nilai, potensi dan aspek lain yang melekat dalam individu yang dimaksud.

Tujuan dari pencitraan ini dapat bermacam macam namun pada umumnya bertujuan memberikan keuntungan pada individu dimaksud. Pencitraan individu atau personal branding juga dapat berdampak pada pemenuhan kepentingan kelompok atau organisasi dimana individu dimaksud berada. Harapan ini yang sering menjadi pembenaran dan pembiaran  terjadinya pencitraan yang berlebih-lebihan yang justru kontraproduktif terhadap capaian tujuan organisasi.

Pencitraan Organisasi

Pembangunan pencitraan organisasi berbeda dengan pencitraan individu karena tujuannya lebih pada manfaat bagi organisasi dalam mencapai tujuannya. Dalam hal pencitraan instansi pemerintah tujuannya adalah agar mendapatkan kepercayaan, dukungan dan partisipasi dari masyarakat sehingga memudahkan pemerintah mencapai tujuannya dalam memberikan berbagai bentuk pelayanan publik.

Di lingkup perusahaan, pencitraan perusahaan akan meningkatkan pemasaran produk dan jasa, minat investasi, kepercayaan mitra usaha, dan lain lain. Pencitraan organisasi tidak dapat dipisahkan dengan pencitraan pribadi dari para pemuka organisasi karena keduanya saling mendukung.

Biaya Pencitraan Individu

Pencitraan individu perlu ditopang dengan berbagai program dan kegiatan. Teknologi digital, termasuk media online dan social media telah menjadi alat bantu pencitraan yang sangat penting.

Keberadaan begitu banyak pencitraan individu, termasuk dalam bentuk digital, telah menimbulkan persaingan keras untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat yang menjadi sasaran. Semuanya membutuhkan dukungan sumber daya yang tidak sedikit yang berupa uang, waktu, tenaga dan pikiran.

Penggunaan Sumber Daya

Pencitraan individu yang menjadi pemuka dalam organisasi secara sadar atau tidak sadar berpotensi membawa masalah. Program program pencitraan baik organisasi maupun individu mempunyai tujuan berbeda beda dan harus dilihat kelayakannya dari segi biaya dan manfaat.

Adanya biaya besar dengan manfaat kecil adalah bentuk pemborosan yang paling tidak melanggar kepantasan bila dilakukan dengan sadar. Tidak terlalu sulit membedakan program pencitraan yang bertujuan mendukung kepentingan organisasi dan orang perorangan yang menjadi pemuka di sana.

Dari materi promosi yang dihasilkan, dari segi objek yang ditampilkan, konten atau isi dapat dilihat orientasi dan fokus pencitraan ke aspek apa, karena kontras perbedaan aspek individu dan organisasi.

Penggerusan Produktivitas

Pemuka organisasi, karena  kedudukannya, berpotensi mendapatkan prioritas berlebihan dalam alokasi sumber daya dalam mendukung pencitraan individunya. Sumber daya yang dimiliki organisasi, termasuk instansi pemerintah, selalu terbatas.

Banyak kebutuhan yang perlu dipenuhi, banyak masalah yang perlu diatasi, semuanya memerlukan biaya, waktu, tenaga dan pikiran. Sebagai contoh dalam organisasi pemerintah daerah secara umum dan nyata dapat dilihat adanya kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan dari anggaran, kompetensi, infrastruktur, layanan publik.

Permasalahan ini semua memerlukan fokus dari seluruh jajaran aparatur negara. Bila sumber daya yang dibutuhkan akhirnya terlalu banyak habis untuk pencitraan yang tidak membawa manfaat maka timbul masalah di sini.

Bila masalah ini terakumulasi dan sudah membudaya sehingga sulit dikoreksi maka menjadi persoalan besar. Hal yang seakan sepele ini menjadi faktor yang menyebabkan turunnya produktivitas, yang lebih lanjut menyebabkan ketertinggalan dan hambatan mencapai kemajuan yang diharapkan.

Epilog

Persoalan pencitraan adalah persoalan menentukan kebutuhan pencitraan secara pantas dan proporsional. Pada organisasi profit hal ini lebih mudah dan pada organisasi non profit seperti pemerintah akan lebih sulit.

Aset terpenting organisasi sering dikatakan adalah manusianya. Setiap karyawan dan pimpinan organisasi harus dapat memfokuskan waktu, pikiran dan tenaganya pada capaian tujuan organisasi bukan tujuan pencitraan individu pimpinannya saja.

Dalam instansi pemerintah fokusnya adalah pada kepentingan publik. Sebagaimana berbagai praktek manajemen yang baik, pencitraan organisasi dan individu, sesuai kebutuhannya harus dilakukan secara profesional, rasional dan etis. 

2
0

Ketua Umum Ikatan Konsultan Teknologi Informasi Indonesia (IKTII). Ia aktif melakukan kegiatan konsultasi dalam bidang teknologi informasi seperti dalam bidang terkait Transformasi Digital, Perencanaan Strategis, Perumusan Regulasi, IT Governance, Manajemen Risiko, Audit Teknologi Informasi dan E-learning.

Dapat dihubungi pada alamat surel [email protected]

Teddy Sukardi ◆ Expert Writer

Teddy Sukardi ◆ Expert Writer

Author

Ketua Umum Ikatan Konsultan Teknologi Informasi Indonesia (IKTII). Ia aktif melakukan kegiatan konsultasi dalam bidang teknologi informasi seperti dalam bidang terkait Transformasi Digital, Perencanaan Strategis, Perumusan Regulasi, IT Governance, Manajemen Risiko, Audit Teknologi Informasi dan E-learning. Dapat dihubungi pada alamat surel [email protected]

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post