Nottingham City Transport, Sebuah Benchmark Transportasi Kota

by Betrika Oktaresa ★ Distinguished Writer | Aug 15, 2017 | Perjalanan/Pengalaman | 0 comments

TransJakarta, sebuah terobosan di bidang transportasi di Jakarta yang lahir lebih dari 10 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 2003 dengan nama Badan Pengola (BP) TransJakarta (berubah pada tahun 2006 menjadi Badan Layanan Umum Daerah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta). TransJakarta dibangun dalam sistem Bus Rapid Transit (BRT), merupakan BRT pertama di Asia Tenggara dan Selatan dengan panjang jalur rute terpanjang di dunia (208 kilometer).

Sistem BRT sendiri merupakan sebuah terobosan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada sistem bus konvensional karena BRT memiliki keunggulan dalam hal adanya jalur khusus bagi bus dan memiliki sistem atau fitur khusus untuk memudahkan penumpang dalam membeli tiket sehingga mengurangi potensi delay. Sistem ini mengkombinasikan antara pengangkutan masal, biaya yang murah, dan kemudahan akses.

Tentu dari berbagai pemberitaan di media, kinerja TransJakarta dalam mencapai tujuan pembentukannya belum dianggap memuaskan dan belum mampu mengurangi permasalahan kemacetan di ibukota. TransJakarta belum mampu secara signifikan menggiring para pengguna kendaraan bermotor menjadi pengguna layanan transportasi tersebut.

Banyak faktor yang memengaruhi hal tersebut, diantaranya jumlah armada yang dirasa masih kurang sehingga menyebabkan penumpukan penumpang di koridor dan waktu kedatangan armada bus yang sulit diperkirakan, meskipun di beberapa koridor sudah terdapat papan yang menunjukkan prediksi waktu kedatangan. Belum lagi dalam perjalanan, jalur khusus bus masih sering digunakan oleh pengendara kendaraan pribadi yang akhirnya mengganggu kelancaran perjalanan bus. Beberapa poin tersebut menyebabkan secara prinsip sistem BRT belum dapat dicapai sesuai tujuannya.

Belum tercapainya sistem BRT yang baik di Jakarta bukan berarti kegagalan, namun tentu memerlukan proses perbaikan yang serius pada banyak aspek. Salah satu langkah perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan belajar dari negara lain yang juga menerapkan sistem yang serupa.

Salah satu negara yang juga mengadopsi sistem BRT sebagai salah satu upaya modernisasi transportasi adalah United Kingdom, dan telah diterapkan di berbagai kota disana, seperti London, Manchester, Liverpool, Nottingham, dan kota-kota lainnya. Dari berbagai kota tersebut, Nottingham merupakan salah satu contoh yang ideal sebagai acuan (benchmark) dalam pengelolaan transportasi berbasis bus yang dikelola oleh pemerintah kota di sana dengan status Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bernama Nottingham City Transport (NCT).

NCT layak disebut sebagai acuan transportasi kota karena NCT telah beberapa kali menyabet gelar operator bus terbaik di UK dan merupakan yang terbanyak meraih predikat tersebut yaitu sebanyak empat kali, dengan gelar yang terakhir adalah tahun lalu (2016). Operator bus yang lahir pada tahun 1986 tersebut memang memiliki keunggulan di berbagai aspek, bahkan jika dibandingkan dengan pengelola bus di kota-kota lain di UK sekalipun.

Pertama, NCT memiliki jumlah bus yang besar sehingga jarak tunggu antara satu bus dengan bus selanjutnya di rute yang sama secara rata-rata hanya 15-20 menit, bahkan di rute-rute yang populer, yaitu memiliki jumlah penumpang yang banyak dan di waktu yang peak, jarak antar bus hanya 5 menit. Artinya NCT memiliki data tentang peak dan off-peak penumpang di setiap jalur, sehingga dapat disesuaikan dengan jumlah waktu tunggu antar bus.

Kedua, pada setiap bus stop dilengkapi dengan papan informasi kedatangan bus secara real-time, sehingga calon penumpang dapat melakukan self-estimation apakah waktu tunggu bus masih sesuai dengan toleransi tunggu masing-masing. Pada papan tersebut juga dilengkapi dengan informasi tambahan jika memang terdapat kejadian yang tidak biasa, seperti kemacetan atau kecelakaan,  sehingga calon penumpang terinformasikan tentang adanya potensi keterlambatan. 

Papan informasi real-time ini merupakan hal yang paling jelas membedakan NCT dengan beberapa operator bus lain di UK, karena tidak banyak yang telah melengkapi bus stop-nya dengan alat ini.

Ketiga, dengan rute berjumlah 67 rute, hampir setiap lokasi di Nottingham dapat diakses dengan menggunakan NCT bus, memenuhi prinsip transportasi yang terintegrasi.

Keempat, NCT memberikan banyak opsi untuk membeli tiket, dari mulai pembelian tiket secara cash, melalui aplikasi, atau kartu berlangganan dari mulai harian, mingguan, bulanan, sampai tahunan, tergantung kebutuhan penumpang. Uniknya, jika dibeli secara cash, bus tidak menyediakan uang kembalian sehingga penumpang harus menyiapkan uang pas. Kebijakan ini dijalankan untuk mengurangi waktu terbuang karena sopir bus harus menyiapkan uang kembalian, yang jika terakumulasi dapat menyebabkan delay perjalanan.

Kelima, NCT dapat diakses oleh siapapun, termasuk para penyandang disabilitas, hal yang mungkin masih sulit dilakukan oleh TransJakarta. Tidak sedikit terlihat penyandang disabilitas (termasuk pengguna kursi roda) dan orang-orang lanjut usia yang bisa berpergian ke city centre dari rumahnya sendirian karena kemudahan transportasi. Sebuah bukti nyata keadilan bagi seluruh rakyat dalam bidang transportasi.

Terakhir, NCT diklaim sebagai operator bus yang memiliki perhatian yang besar dalam keselamatan lingkungan, salah satunya adalah kampanye besar-besaran dalam mengkonversi bus yang digunakan menjadi bus berbahan bakar biogas dengan target 120 biogas bus pada tahun 2020.

NCT, tanpa embel-embel menerapkan sistem BRT justru telah berhasil menerapkan poin-poin utama dari sistem tersebut, mampu secara akumulasi menjadi armada transportasi yang memenuhi kebutuhan penumpang dari seluruh penjuru Nottingham ke pusat kota dan sebaliknya, dengan biaya dan akses yang mudah, serta reliable karena jumlah bus yang tersedia dan waktu kedatangan dapat diketahui oleh penumpang.

Bahkan, kinerja NCT yang sangat baik dalam hal pelayanan, mampu menggeser concern mereka pada goal yang lain, yaitu terkait lingkungan. Menunjukkan bahwa tanggung jawab mereka tidak hanya pada pencapaian pelayanan pelanggan yang baik namun pada hal lain seperti keselamatan lingkungan sekitar.

Lalu, mampukah TransJakarta bisa mencapai apa yang dicapai oleh NCT?

 

*) Penulis adalah Pegawai Tugas Belajar BPKP di University of Nottingham, Jurusan Risk Management.

0
0
Betrika Oktaresa ★ Distinguished Writer

Betrika Oktaresa ★ Distinguished Writer

Author

Seorang alumnus ASN yang sedang menikmati dunia yang penuh uncertainty, dengan mempelajari keilmuan risiko dan komunikasi.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post