Gelap
Jelang fajar yang berpijar terang
Saat embun meninggalkan dedaunan
Dalam hiruk pikuk subuh yang mengejar senja
Engkau diam dalam zikir dan pikir
Mengeja
Menghitung
Membaca sebuah narasi bangsa
Mengalir dari titik nadir
Membuat detak jantungmu berdesir
Apakah engkau akan sampai di sana?
Menuju jejak- jejak perjalanan keabadian
Bernama kesetiaan dalam kedigdayaan bangsa
Engkau membaca
Napak tilas tiga setengah abad
dan kejayaan masa lalu
Harumnya nama bangsamu
Dalam titah raja-raja
Samudera Pasai, Sriwijaya, hingga Majapahit
Engkau dengar kisah
Sang pelopor
Sang pejuang
Sang Pencerah
Sang Pendiri bangsa
yang meski seiring sejalan bergandengan tangan
Menjinakkan ego yang berpetualang dalam keragaman perbedaaan yang harus satu
Bhinneka Tunggal Ika
Demi nusantara yang berdiri tegak di antara bangsa-bangsa dunia
Setelah terseok sekian lama dalam penjajahan yang merajalela
Wahai Pemimpin muda bangsa
Hari ini engkau harus lunasi janjimu
Dalam sebuah narasi Indonesia Jaya hingga titik tanpa koma
Narasi tentang kesetiaan, cinta, dan baktimu pada negeri
yang mengalir dalam denyut nadi dan darahmu
Membayangkan senyum anak-anak bangsa yang unggul sejahtera
Menuju masa depan gemilang, cemerlang membentang
Di negeri khatulistiwa
Wahai engkau sang pejuang
Pemimpin muda masa depan bangsa
Rakyat menunggumu di depan mengambil estafet kepemimpinan
yang harus kau rekonstruksi ulang
Eja ulang dua dinding batinmu
Eja rasa dan asamu
Rasa cinta baktimu pada negeri ibu pertiwi
Asah semangat juangmu yang menggelora
tertempa tak berhenti
Sanggupkah Engkau menjadi calon pemimpin bangsa terpilih
Di negeri ini
Bacalah sebaris narasi
Engkau mengerti tentang sejarahmu sebagai anak negeri
Karena Engkau terlahir dari rahim
keberanian, kesetiaan, pengorbanan, dan harapan
Jangan engkau diam dalam kelam
Terlena mencari kata kunci
Bacalah sandi
Pecahkan teka-teki sebuah narasi
Pemimpinku
Hari ini engkau harus lunasi janji
Membangun sebuah narasi Indonesia menuju harapan baru
Narasi tentang kesetiaan, cinta, dan baktimu pada negeri
Semoga mengalir dalam denyut nadi dan darahmu
Menuju Indonesia abadi
Istana Negara, Jakarta 2014
Lahir di Padang Sidimpuan 25 April 1982, Pendidikan S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan S1 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan (2000-2006), S2 Hubungan Internasional Universitas Paramadina (2010-2012), dan S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Jurusan S2 Sosiologi UI, Pendiri Lentera Pustaka Indonesia, Penulis Annual Book Darwin High School, Australia 2006, Juara 1 Cipta Puisi Nafiri Nusantara dan Watch Forest Indonesia, Juara II Puisi dengan judul “ Pangeran Hatiku” yang diadakan Rumah Sastra Jakarta, Telah menulis 22 buku diantaranya “Antologi Pelangi Jiwa” (2012) “Ayat-ayat Ramadhan” (2013 101 Perempuan Berkisah” (2013). Aleyda Engkau Edelwisku (Fiksiana,2014), “25 Wanita Kompasianer Merawat Indonesia” (Peniti Media, 2014), Cinta Merah Jambu (Puspa Swara, 2014), Harmoni (Sixmad Media, 2014). Jadilah Terang (2014), Pemenang 10 Tahun Puisi Edisi Jerman Goethe Institute dengan Judul “Diatas Langit Eropa, Melamarmu” Juara 1 Cipta Puisi Nafiri Nusantara dan Watch Forest Indonesia, Puisinya diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Spanyol dan Turki, Aktif menulis opini di majalah SENATOR, Harian Analisa, Tabloid Inspirasi, SINDO seputar pendidikan, ekonomi, kepemudaan, hubungan internasional, lingkungan dan perempuan. Menghadiri Ubud Readers and Writers Festival 2014, Temu Penyair usantara Meulaboh 2016, dan aktif menulis di blog pribadinya edpulungan.blogspot., Sekarang bekerja sebagai staf Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (Setjen DPD RI), Senayan, Jakarta.
0 Comments