Milenial Pahlawan Bangsa, Kenapa Tidak?

by Ibrahim Guntur Nuary ▲ Active Writer | Nov 20, 2019 | Birokrasi Efektif-Efisien | 0 comments

Generasi milenial sering dianggap tidak bisa melakukan apa-apa. Bisa jadi tuduhan tersebut benar. Kecanduan games hingga menghabiskan sebagian besar waktunya, galau mencari pasangan, dan sulit fokus ketika diajak berbicara sangat mudah dijumpai pada diri mereka.

Namun, mungkin ini hanya sebagian saja yang terjadi pada generasi milenial, tidak semuanya. Masih banyak milenial yang dapat dijadikan contoh. Tulisan berikut ini hendak menguraikan tentang kiprah milenial dan bagaimana seharusnya mereka dapat memberikan makna kepahlawanan pada diri mereka.

Potret Milenial Indonesia                                                                         

Potret generasi milenial di Indonesia memang cukup memprihatinkan. Salah satu contohnya bisa dilihat dengan penggunaan internet. Mudahnya akses memudahkan milenial mendapatkan sesuatu, terutama dalam hal jual dan beli barang secara online yang seakan-akan menjadi candu bagi mereka.

Hal ini dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJI) 2018 bahwa generasi milenial setiap harinya selalu mengakses internet dari 1 jam hingga 6 jam, entah itu sekedar chat biasa atau mencari barang di online shop.

Hal ini tidak berbeda jauh dengan milenial negara lain. Kita bisa ambil contoh di Jepang, yang bisa dibilang negara kutu buku dalam membaca dan menulis. Dikutip dari artforia.com ternyata menurut survei Kementerian Kesehatan Jepang pada tahun 2013, tercatat sejumlah 930.000 orang dari kalangan milenial adalah pecandu internet.

Walaupun demikian, masih ada sisi baiknya. Ditinjau dari penggunaan internet di kalangan milenial, kemampuan mereka dalam menggunakan teknologi informasi tidak perlu diragukan lagi.

Kontribusi Milenial dalam Pembangunan

Semasa hidupnya dalam suatu acara talkshow, mantan Presiden B.J. Habibie menekankan kepada generasi milenial untuk selalu semangat dan mengejar mimpi sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Semangat itu yang tidak boleh luntur dari dalam diri generasi milenial. Beberapa milenial sudah membuktikan bahwa mereka mampu menjadi pahlawan masa kini dengan berbagai ide dan inovasi yang mereka punya.

Salah satunya adalah membangun ekonomi kreatif. Banyak milenial yang terjun dan sukses menjalankan online shop. Di mana dan kapanpun ingin berbelanja dapat dilakukan dengan mudah, cukup hanya membuka smartphone lalu masuk ke salah satu platform online shop dan pilih barang yang ingin dibeli.

Tak hanya itu, di bidang transportasi siapa yang tidak kenal dengan Nadiem Makarim. Nadiem yang kini diamanahi posisi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, merupakan milenial pendiri GoJek, sebuah start up yang sangat fenomenal dan inovatif. Kehadiran GoJek menyelamatkan para tukang ojek konvensional untuk lebih maju dan sadar mengenai teknologi.

Boleh dibilang, Nadiem  adalah pahlawan masa kini yang memudahkan masyarakat untuk bertransportasi sesuai dengan kebutuhan. Hanya tinggal memesan ojek lewat smartphone, tak lama kemudian ojek pun datang dan siap mengantarkan kita ke tempat tujuan. Tak mengherankan jika bisnis yang berdiri pada tahun 2010 ini terus berkembang pesat hingga sekarang.

Bagaimana dengan pahlawan masa kini di dunia pendidikan? Tentu kita mengenal yang namanya Ruang Guru. Bimbingan belajar (bimbel) online ini berdiri dengan tujuan agar anak Indonesia dapat dengan mudah mengakses pembelajaran di manapun dan kapanpun tanpa terikatnya waktu dan lokasi.

Dengan bimbel online generasi milenial yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas memiliki akses yang lebih luas terhadap pendidikan yang berkualitas. Dikutip dari techinasia.com, adalah Iman Usman dan Belva Devara yang menjadi pencetus platform Ruang Guru sejak tahun 2013 ini. Keduanya juga terlahir sebagai golongan milenial.

Para milenial ini tentu akan dikenang dari sekarang hingga nanti karena karya visionernya yang tidak akan lekang oleh waktu. Mereka membuat inovasi dengan terkoneksi oleh teknologi yang semakin hari semakin pesat dan maju. Berkat milenial, tiga komponen penting di negara ini sudah dibangun dengan baik, mulai dari sektor ekonomi (online shop), transportasi (GoJek), dan pendidikan (Ruang Guru).

Kunci Sukses di Era Industri 4.0 bagi Milenial

Kesuksesan milenial pada era industri 4.0 adalah buah dari ketegaran dan sikap tidak gampang menyerah. Dua hal itu memainkan peran yang sangat penting dari sisi mentalitas. Karena suatu percobaan yang fenomenal tidak akan berjalan dengan baik jika tidak dikuatkan dengan mental yang kuat.

Jack Ma salah satu contohnya. Ia berkata bahwa jika tidak membangun usahanya dengan mental baja dan pantang menyerah, mungkin dirinya bukanlah siapa-siapa sekarang. Walaupun sering sekali terjatuh, Jack Ma selalu berusaha untuk bangkit dan tidak menyerah. Jika jatuh, bangkit, begitulah pesan beliau untuk terus maju.

Selain mental, kompetensi dan kapabilitas jangan sampai terlupakan. Kedua kompenen ini sangatlah dibutuhkan, karena jika seseorang tidak mempunya kapabilitas dan kompetensi yang kurang dalam membuat suatu hal, maka hasilnya akan nihil.

Contohnya saja Ruang Guru, pencetusnya memang seorang yang ahli di bidangnya dan sangat paham seluk beluk pendidikan. Maka tak heran jika Ruang Guru masih tetap eksis hingga sekarang, karena dimotori oleh kedua orang yang sangat kompeten dan mumpuni.

Di sisi lain, pemerintah juga menunjukkan perhatiannya terhadap peran milenial di Era Industri 4.0 ini. Dalam hal pendidikan, pemerintah tengah mengupayakan bagi milenial untuk meningkatkan minat baca.

Kota Bandung, misalnya, telah membangun beberapa taman baca yaitu di Pitimoss dan Ciwidey agar generasi milenial mau membaca buku dan tidak lagi terfokus pada gawai. Sayangnya taman baca ini baru tersedia di wilayah kota. Di daerah pinggiran fasilitas seperti ini masih jauh dari memadai.

Tidak hanya itu, kebijakan pemerintah di dunia pendidikan lainnya berupa Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaaan (Permendikbud) No. 79 tahun 2014. Peraturan ini berisi tentang muatan lokal seperti bahasa daerah atau kesenian lokal yang mengarahkan supaya milenial mampu mengembangkan kesenian atau bahasa daerahnya masing-masing.

Tak hanya di bidang pendidikan, pemerintah juga mendorong keterlibatan milenial dalam menumbuhkan ekonomi kreatif. Kita bisa ambil contoh di Kota Medan. Pemerintah Kota Medan berkomitmen untuk memberikan pelatihan bagi para pelaku usaha rumahan untuk memajukan perekonomian.

Dinyatakan dalam Undang-undang No. 24 tahun 2019, bahwa pemerintah sepakat untuk menyediakan biaya untuk ekonomi kreatif. Jika pemerintah terus mendorong milenial untuk berkiprah di dunia ekonomi kreatif ini, bukan tidak mungkin akan turut mendorong tercapainya tujuan pembangunan. Kelak, mereka pun bisa menjadi pahlawan baru bagi rakyat Indonesia.

Epilog

Dari uraian di atas, saya mengajak kepada para generasi milienial untuk menjadi pahlawan baru. Apapun karya yang kalian lakukan untuk memajukan negara ini, pasti pemerintah akan sangat siap untuk membantu. Janganlah kalah semangat dengan pahlawan terdahulu. Yakinlah, ide brilian yang kalian miliki akan selalu membuat bangsa ini lebih maju dan terus berkembang.

Salam Milenial!

 

 

 

4
0
Ibrahim Guntur Nuary ▲ Active Writer

Penulis adalah peraih penghargaan Golden Generation 2017 dan Wisudawan Berprestasi 2018 IAIN SNJ Cirebon. Selain itu, merupakan Pegiat Komunitas NUN (Niat Untuk Nulis)

Ibrahim Guntur Nuary ▲ Active Writer

Ibrahim Guntur Nuary ▲ Active Writer

Author

Penulis adalah peraih penghargaan Golden Generation 2017 dan Wisudawan Berprestasi 2018 IAIN SNJ Cirebon. Selain itu, merupakan Pegiat Komunitas NUN (Niat Untuk Nulis)

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post