Dalam pidato terkenalnya, Bung Karno pernah mengatakan bahwa dengan 1.000 orang tua, ia bisa mencabut Semeru dari akarnya, dan dengan 10 pemuda, ia bisa mengguncangkan dunia. Namun, tantangan ke depan semakin berat, terutama dengan banyaknya anak muda yang acuh tak acuh terhadap permasalahan bangsa karena kurangnya contoh tokoh berintegritas.
Degradasi moral yang terjadi saat ini juga menjadi masalah serius yang mengakibatkan tumbuhnya mentalitas negatif pada generasi muda, bahkan ada yang terjerat dalam kasus korupsi yang merugikan negara.
Bonus Demografi dan Pembentukan Karakter Integritas Bangsa
Pada tahun 2045, Indonesia akan mengalami bonus demografi di mana 70% dari total penduduk berada dalam rentang usia produktif (15-64 tahun), sementara 30% sisanya terdiri dari penduduk yang tidak produktif (usia di bawah 14 tahun dan di atas 65 tahun) dalam periode 2020-2045.
Jika bonus demografi ini tidak dimanfaatkan secara optimal, akan muncul dampak negatif terutama dalam bidang sosial seperti kemiskinan, kesehatan yang buruk, pengangguran, dan tingkat kriminalitas yang tinggi.
Mengingat realitas yang akan dihadapi oleh Indonesia, generasi muda memiliki peran penting dalam perubahan. Mereka harus aktif dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang korupsi serta cara memeranginya.
Perilaku koruptif yang sudah menjadi penyakit kronis di bangsa ini harus menjadi perhatian serius, karena hal ini berdampak pada tujuan pembangunan nasional untuk menciptakan manusia Indonesia yang berkualitas moral.
Integritas dan nilai kewarganegaraan sangat penting dalam membentuk karakter dan moralitas bangsa. Namun, data menunjukkan bahwa skor integritas dan indeks perilaku anti-korupsi Indonesia mengalami penurunan, yang menunjukkan bahwa masyarakat cenderung lebih toleran terhadap korupsi.
Kepribadian jujur, bertanggung jawab, adil, disiplin, mandiri, bekerja keras, peduli, sederhana, dan menjadi warga negara yang demokratis. Kesembilan nilai yang menyiratkan integritas disebut juga sebagai nilai antikorupsi. Makin banyak nilai antikorupsi yang diekspresikan, makin tinggi pula integritas yang dimiliki seseorang.
Indikator IPK dan IPAK yang Memprihatinkan
Miris jika kita merujuk pada skor indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia pada tahun 2023 mengalami stagnasi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Indonesia memperoleh skor 34 dan peringkatnya merosot dari 110 menjadi 115.
Jika ditarik ke belakang, skor IPK Indonesia saat ini sama dengan saat pada tahun 2014. Serta Data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Indeks Perilaku Anti-Korupsi (IPAK) menunjukkan skor sebesar 3,92 poin pada 2023.
Angka IPAK Indonesia pada 2023 tersebut turun 0,01 poin dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 3,93 dengan skala 0-5. Selain itu, skor IPAK pada 2023 lebih rendah 0,17 poin dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Makin rendah skornya, maka kian permisif sikap masyarakat terhadap perilaku korupsi.
Menjadi pekerjaan rumah bagi kita jika ingin menyelamatkan generasi muda Indonesia yang akan datang. Perlu segera diambil langkah-langkah penyelamatan. Dukungan terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia sangat penting agar dapat melahirkan generasi emas yang jujur, kompeten, dan mampu menjadikan Indonesia sebagai negara yang sukses di tingkat dunia.
Pencegahan korupsi harus melibatkan seluruh masyarakat Indonesia melalui kelembagaan, ormas, budaya, dan kepemimpinan. Generasi muda harus menjadi agen perubahan dengan pendidikan anti korupsi mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
Pendidikan Antikorupsi (PAK) dalam Berbagai Bentuk
Pendidikan anti korupsi (PAK) bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai antikorupsi dan mencegah terjadinya korupsi melalui pendidikan formal dan non-formal. PAK di sekolah-sekolah di Indonesia memiliki fungsi kognitif dan afektif untuk meningkatkan pemahaman, sikap, moral, dan karakter antikorupsi.
Pentingnya penyebaran pengetahuan tentang bahaya korupsi kepada generasi muda agar mereka dapat memutus siklus korupsi. Perubahan perilaku anti korupsi harus dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan semua pihak dalam masyarakat.
Adapun kunci utama dalam mempersiapkan generasi antikorupsi adalah membangun kesadaran akan bahaya korupsi sejak usia dini, di mana anak-anak diajari untuk memahami konsep integritas, kejujuran, dan tanggung jawab. Dalam lingkungan pendidikan, guru dan orang tua memiliki peran yang sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai tersebut kepada anak-anak.
Selain itu, penggunaan teknologi dan media sosial juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menyebarkan informasi tentang bahaya korupsi dan pentingnya integritas.
Kampanye-kampanye pendidikan anti-korupsi dapat diselenggarakan secara daring melalui platform-platform digital yang populer di kalangan generasi muda. Dengan cara ini, pesan-pesan tentang pentingnya menjaga kejujuran dan melawan korupsi dapat sampai kepada generasi muda dengan lebih luas dan mudah diakses.
Tidak hanya itu, pengembangan kurikulum pendidikan juga harus memperhatikan inklusi nilai-nilai antikorupsi dalam setiap mata pelajaran. Bukan hanya sebagai topik tambahan, tetapi sebagai bagian integral dari pembelajaran yang berkelanjutan.
Dengan demikian, generasi muda akan tumbuh dengan pemahaman yang kuat tentang betapa pentingnya memerangi korupsi dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara.
Selain upaya di bidang pendidikan, penguatan lembaga-lembaga anti-korupsi dan penegakan hukum juga menjadi kunci dalam mempersiapkan generasi antikorupsi. Generasi muda perlu melihat contoh nyata dari penegakan hukum yang adil dan efektif dalam memerangi korupsi. Harapannya, mereka akan terinspirasi untuk mengambil peran aktif dalam melawan korupsi dan memperjuangkan integritas dalam kehidupan sehari-hari.
Syarat Wajib PAK: Kolaborasi
Pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, dan lembaga pendidikan juga tidak bisa dilewatkan. Semua pihak harus bekerja sama dalam upaya mempersiapkan generasi antikorupsi yang tangguh dan berintegritas.
Dengan langkah-langkah konkret dan sinergi yang kuat, Indonesia dapat menghadapi tantangan korupsi dengan lebih efektif dan menghasilkan generasi yang menjadi harapan bangsa untuk masa depan yang lebih bersih dan beradab.
Melalui pendidikan, penguatan lembaga, dan kolaborasi lintas sektor, kita dapat bersama-sama mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk menjadi agen perubahan yang membawa negara ini menuju masa depan yang bebas dari korupsi.
Langkah-langkah ini bukan hanya investasi untuk hari ini, tetapi juga warisan berharga bagi generasi mendatang. Semoga Indonesia hari ini dan masa depan, terbebas dari korupsi!
ASN Pemkab Aceh Singkil
0 Comments