Medsos Instansi vs Medsos Pribadi

by | Jul 23, 2025 | Birokrasi Efektif-Efisien | 0 comments

Instagram (IG) telah menjadi salah satu platform media sosial terpopuler di Indonesia. Sampai Januari 2025 saja, tercatat 103 juta pengguna aktif. Jumlah ini, menempatkan Indonesia pada di peringkat keempat dunia setelah India, Amerika Serikat, dan Brasil. 

Sangat realistis kemudian jika IG dipergunakan oleh hampir seluruh instansi pemerintah sebagai kanal utama komunikasi publik dan pelayanan informasi.

Instagram sejak awal dirancang untuk berbagi foto dan video pendek, bukan teks panjang. Alasannya, secara natural manusia secara alami lebih merespons visual daripada teks. Ini membuatnya ideal untuk menarik perhatian secara cepat. IG juga menyediakan perangkat khusus untuk collaboration, endorsement tracking, dan insights

Tidak berlebihan jika kemudian utilisasi IG di instansi pemerintah dipergunakan secara luas untuk menyebarkan informasi kebijakan, edukasi publik, membangun citra dan interaksi publik. Cara paling cepat menelusuri informasi mengenai kementerian, kabupaten, provinsi, OPD, kecamatan, sampai desa, adalah langsung cek akun IG-nya. Tersaji dengan cepat dan langsung dari sumbernya.

Utilisasi IG di birokrasi memberikan banyak cerita menarik yang bisa digali. Apalagi di level pemerintah pusat, khususnya kementerian. Kita bisa melihat, intensitas penggunaan IG begitu tinggi era Kabinet gotong-royong yaitu rentang 2014-2019, dan 2019-2024. 

Secara agak terbatas kita mengulas dua akun IG yang merepresentasikan kabinet gotong-royong, yaitu IG Kemenkeu dan Kementerian PUPR.

Media Darling

Kurun 2014-2024 adalah era infrastruktur yang dilaksanakan dengan menggebu-gebu oleh pemerintah. Konsekuensinya, beberapa kementerian terkait infrastruktur mendapat perhatian utama media dari waktu ke waktu. 

Pertama dan pastinya adalah Kementerian PUPR.  Menteri PUPR adalah tangan kanan presiden untuk memastikan eksekusi penyediaan infrastruktur sebagai realisasi janji kinerja presiden. 

Mulai dari pembangunan pelabuhan, lapangan terbang, bendungan, sampai dengan sarana jalan, baik tol maupun non-tol. Kepercayaan penuh diberikan kepada KemenPUPR sebagai eksekutor.

Kedua adalah Kementerian Keuangan. Pertimbangan yang disampaikan Menteri Keuangan kepada presiden menjadi filter terakhir pemenuhan sumberdaya finansial yang akan diterima kementerian, lembaga dan pemerintah daerah. 

Di tangan menteri keuangan, disiplin anggaran keuangan negara harus tetap dipastikan terjaga sejalan dengan capaian agenda utama pemerintah.

Dalam konteks ini, Menteri PUPR dan Menkeu selalu berada dalam posisi saling berhadapan ketika berinteraksi dan berkoordinasi sebagai bagian dari kabinet gotong-royong. 

Lantas, bagaimana kedua kementerian ini menghadirkan personanya di medsos? Membuka kembali akun IG dua kementerian ini akan memberikan elaborasi yang menarik sebagai bahan diskusi.

  1. @KemenPUPR  

Masih ingat dengan foto menteri Basuki Hadi Mulyono atau lebih sering dipanggil Pak Bas yang menempelkan keningnya di mikrofon ruang rapat DPR? Foto ini memunculkan imajinasi yang sangat beragam bagi yang melihatnya. 

Setidaknya, bercerita situasi yang sedang dihadapi orang nomor satu di kementerian ketika diundang rapat bersama DPR. Dan ketika ditampilkan di IG resmi kementerian, memunculkan begitu banyak komentar dari publik.

Akun IG Kementerian PUPR adalah akun yang sangat menarik diikuti. Secara visual, foto-foto yang ditampilkan kualitasnya sangat bagus dengan obyek foto didominasi aktivitas terkait proyek-proyek fisik yang sedang digarap kementerian. 

Tidak hanya itu, para follower juga mendapatkan bonus tambahan wawasan tentang dunia teknik sipil yang disampaikan melalui postingan tersendiri. 

Wawasan ini, sebagai contoh bisa kita lihat pada postingan tentang teknologi yang digunakan dalam pembangunan jalan tol diatas laut, atau pembangunan jalan yang sengaja dibuat sebagai jembatan untuk memberikan ruang mobilisasi gajah di Sumatera. 

Pendekatan ekologis dalam konstruksi yang banyak diapresiasi karena tidak menghilangkan rute gajah-gajah di habitatnya. Bagi para follower, hal ini menjadikan mereka akan lebih engage dan semakin memperkuat persona kementerian.

Bagian paling menarik dari akun ini sebenarnya kehadiran Pak Bas dalam postingan di IG kementerian. Sebagai figur nomor satu kementerian, Pak Bas justru tidak tampil mendominasi di halaman IG. Bahkan lebih sering ditampilkan di slide-slide ujung, melengkapi visualisasi dari aktivitas pembangunan proyek-proyek fisik. 

Namun, pada momen-momen penting sengaja ditampilkan untuk memberikan ekspose sebagai figur nomor satu di kementerian.

  1. @Kemenkeuri

Akun instagram Kemenkeu adalah salah satu akun yang kaya informasi, khususnya tentang keuangan negara. Merepresentasikan kementerian, sehingga informasi-informasi yang disajikan adalah informasi yang valid dari sumber resmi. 

Rilis-rilis resmi pemerintah tentang keuangan negara yang dibagikan ke publik, secara periodik dapat di ikuti di akun instagram kemenkeu.

Misi untuk mengawal keuangan negara menjadi semangat dari konten-konten yang dimuat dalam akun IG Kemenkeu. Edukasi publik tentang aspek-aspek keuangan negara disajikan secara informatif. Utamanya tentang kebijakan keuangan negara, atau hal-hal yang mendasari dan menjadi pertimbangan pemerintah dalam kebijakan keuangan negara.

Yang menarik disimak sebenarnya adalah ‘konflik’ antara kementerian keuangan dan kementerian, lembaga dan pemerintah daerah ditampilkan untuk publik. 

Sebagai referensi pembanding dengan media-media yang ada tentu ini menjadi yang penting untuk publik. Prioritas nasional untuk pembangunan infrastruktur rasanya menjadi yang paling menarik. Sehingga publik bisa menikmati dinamika yang terjadi antar kementerian di kabinet.

Hampir identik dengan akun KemenPUPR, porsi kehadiran Sri Mulyani atau Bu Sri sebagai menteri keuangan pada postingan di IG @kememkeuri bukan hal yang mendominasi. 

Namun pada momen kritis, seperti memberikan penjelasan di DPR, atau rilis kondisi keuangan negara, ekspose diberikan full untuk menteri. 

Anak Medsos vs Figur Anti-tesis Tren Media Sosial

Dua akun medsos yang kita perbincangkan ini, berujung pada profil dua figur yang sangat menonjol di kabinet gotong royong. Namun, ada sisi yang sangat berkebalikan jika diperhatikan dari perspektif medsos. 

Pak Bas adalah anti-tesis dari tren media sosial. Pak Bas bukan tipikal orang-orang yang aktif membagikan aktivitasnya di media sosial. Bahkan soal penggunaan gadget pun, seperti memang dengan sengaja memilih untuk tidak berpindah ke smartphone

Dengan bangga bahkan beliau pernah bercerita bahwa dia telah menemukan kolega sefrekuensi, yang tidak ber-smartphone, seorang menteri dari kerajaan Belanda.

Meskipun tidak aktif di medsos, Pak Bas memiliki citra sebagai menteri yang kinerjanya sangat diapresiasi oleh publik. Dua periode duduk sebagai menteri kepercayaan presiden, menjadikan profil pak Bas dikenal luas oleh masyarakat. 

Cenderung tidak terlalu formal dan protokoler, tidak terlalu terbebani dengan status sebagai menteri jika mesti melakukan hal-hal yang diluar kebiasaan pejabat publik. 

Menjadi fotografer dadakan, nge-jam bersama home band, melayani kolega menteri dalam menyajikan hidangan, bahkan jail terhadap menteri lain lain ketika upacara, semakin memperkuat citranya sebagai menteri andalan presiden yang tidak jaim. 

Persona sebagai menteri profesional, humble, spontan, dan kadang-kadang jahil melekat pada figur Pak Bas.

Berbeda dengan Pak Bas, Bu Sri adalah tipikal yang selalu aktif membagiakan aktivitasnya di kanal medsos pribadinya. “Anak Medsos”, istilahnya. Salah satu foto keren di akun IG Bu Sri adalah pada saat mengajar di salah satu SD. 

Rasanya seperti mengingatkan bahwa selain sebagai menteri, beliau adalah seorang pengajar, akademisi yang memiliki penguasan mendalam di bidangnya.

Dengan mengikuti akun IG Bu Sri, publik akan semakin memahami pelajari dari aktivitasnya  yang sangat beragam, dan juga perspektif pribadinyanya terhadap berbagai permasalahan. 

Dalam kapasitasnya sebagai menteri keuangan, publik memahami bagaimana sikap beliau sebagai orang nomor satu di kementerian. Pun juga ketika berhadapan dengan berbagai kondisi dan sisi personalnya.

Jika diamati, salah satu foto kolega menteri yang sering muncul adalah foto bersama Pak Bas. Gambaran hubungan personal dan profesional yang terjalin antara dua orang media darling kabinet Gotong Royong dapat kita simak pada akun IG pribadi Bu Sri .

Epilog: Bukan Sekadar Etalase Pencitraan 

Apa catatan penting yang dapat diberikan? Kehadiran media sosial seharusnya difokuskan untuk mendekatkan layanan, menyampaikan informasi publik secara transparan, serta membuka ruang dialog yang konstruktif antara negara dan warganya. 

Oleh karena itu, media sosial institusi harus berfungsi sebagai kanal pelayanan publik, bukan sekadar etalase pencitraan.

Tidak dapat dipungkiri, tidak sedikit akun media sosial instansi yang bergeser menjadi alat promosi pribadi pimpinan. Pola ini menciptakan distorsi terhadap fungsi komunikasi publik yang seharusnya netral, informatif, dan mewakili lembaga, bukan individu. 

Ketika akun lembaga terlalu didominasi oleh narasi personal pimpinan, maka yang terjadi adalah semakin menyempitnya ruang komunikasi publik, serta distorsi kredibilitas institusi.

Karena itu, penting untuk menegaskan batas yurisdiksi antara akun resmi kelembagaan dan akun pribadi para pejabat publik. Akun lembaga harus konsisten menampilkan kebijakan, program, layanan, serta menjawab kebutuhan masyarakat secara kolektif. Sementara itu, narasi personal, opini, atau pencitraan individu mestinya disalurkan melalui akun pribadi masing-masing pejabat. 

Penegasan batas ini bukan hanya soal etika komunikasi, tetapi juga bagian dari tata kelola informasi yang akuntabel dan profesional dalam pelayanan publik.

0
0
Eddi Wibowo ◆ Active Writer

Eddi Wibowo ◆ Active Writer

Author

Penulis adalah alumni S1 Jurusan Ilmu Administasi Negara FISIPOL UGM dan Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada Program Studi Kebijakan Publik. Saat ini Penulis menjabat sebagai Analis Kebijakan Ahli Madya di Pusat Kajian Manajemen ASN, Lembaga Administrasi Negara.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post