Aku beruntung saat harus diisolasi di rumah sakit seperti ini, sebab aku mampu memilih untuk selalu berbahagia. Kebahagiaanku pun selalu didukung oleh dunia maya. Keberadaan dunia maya membuatku mampu menembus isolasi ruang bertekanan negatif yang mengungkungku. Dengan dunia maya aku dapat berinteraksi dengan banyak sahabat dan membuatku merasa nikmat. Menikmati hari-hari isolasi akibat terkena Covid 19 ini.
Awal cerita ini bermula dari tes usap (swab) pertama yang kujalani di tanggal 4 Agustus 2020. Dari tes tersebut aku dinyatakan positif. Bukan perkara mudah untukku menerimanya, karena sebelumnya aku berkeyakinan hasilnya akan negatif.
Sudah lebih dari 3 bulan aku menggunakan mobil pribadi saat berangkat dan pulang ke kantor. Aku pun selalu mengikuti protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan pakai sabun. Setiap cek suhu pun selalu suhu badan rendah, yakni di sekitar kisaran 36 derajat celcius.
Namun, apa bisa dikata, pada akhirnya akupun terkena. Aku memilih untuk tetap bahagia menerima kenyataan. Aku berharap pilihan hati yang bahagia ini akan membuat tubuhku tetap fit dan mampu meningkatkan imunitas tubuh hingga Covid 19 dapat terbersihkan dari tubuhku.
Apakah pilihan hati yang bahagia ini rasional? Bagi saya, iya. Kesedihan hanya membuat tubuh semakin ringkih, sedang kebahagiaan memicu energi positif yang terdapat dalam tubuh. Setidak-tidaknya itulah yang saya yakini selama ini. Akupun sering terbantu dengan pilihan hati untuk tetap bahagia ini.
Tentu pilihan hati yang bahagia dalam menerima takdir bukanlah satu-satunya ikhtiar. Aku tetap berikhtiar dengan mengikuti prosedur medis rumah sakit yang merawatku. Jelas, tak lupa aku selalu berdoa, serta memohon didoakan oleh orang-orang yang bersedia mendoakan.
Di tengah pilihan hati yang bahagia, akupun merasakan dukungan tak terhingga dari dunia maya. Aku begitu bersyukur banyak sobat-sobat memberikan tanda like dan komen positif terkait postinganku. Kusebut saja mereka sebagai “Laskar Jemari Responsif”.
Seberapa pentingkah like dan komen positif? Bagiku sangat penting. Menulis tentu sesuatu yang menyita waktu, pikiran, dan perasaan. Karena itu, kurasa semua penulis, termasuk aku, ingin dihargai/diapresiasi atas apa yang ditulis.
Hal itu dikarenakan sang penulis telah berusaha memberi nilai tambah pada dunia ini –sekecil apa pun gagasan yang ada. Yang penting gagasannya otentik dan merupakan ungkapan jiwa berkebajikan yang ingin memberi kontribusi, walau sekecil apa pun, untuk peradaban yang lebih baik.
Ada yang berpendapat seharusnya kita ikhlas dalam berbuat termasuk menulis tanpa mengharapkan pujian atau apresiasi dari orang lain, kecuali mengharapkan ridha Allah SWT. Menurutku pendapat ini bagus bila malaikat yang menyatakannya kehilangan sisi kemanusiaannya.
Menyukai pujian atau apresiasi yang sewajarnya tanpa “rakus pujian” yang menimbulkan kesombongan adalah manusiawi. Allah SWT tidak pernah mencela. Bahkan, Allah SWT tak segan-segan memuji hamba-Nya yang berbuat kebajikan sekecil apa pun.
Bukankah Allah SWT memuji Nabi Muhammad SAW karena memiliki akhlak mulia? Bahkan Allah SWT menyatakan dalam QS Ar Rahman, hal jazaul ihsan illal ihsan? Bahwa kebaikan pantas dibalas dengan kebaikan.
Untuk itulah tulisan yang baik, yang terdapat kebaikan di dalamnya –sekecil apa pun, pantas mendapat apresiasi. Dalam dunia maya berbentuk like dan komen positif.
Jadi, kita bisa saja menulis dan berharap mendapat like dan komen positif, tapi tetap dengan ikhlas dan mengharap ridha Allah SWT. Keikhlasan itu letaknya pada jiwa yang berkebajikan, tidak terpengaruh oleh keinginan manusiawi untuk diapresiasi perbuatannya tanpa berlebihan.
Karena itu aku berterima kasih kepada ‘Laskar Jemari Responsif’. Mereka telah membahagiakanku dengan like dan komen positifnya.
Itu meningkatkan kualitas emosiku di saat sedang terpuruk seperti ini. Itu membuatku lebih optimis dalam menghadapi Covid 19. Hal itu juga membuatkau semakin memiliki harapan besar untuk bisa segera sembuh.
Ada yang meragukan bahwa komen positif berupa doa itu relevan. Bahkan, ada sebagian yang sinis dengan mengatakan, “Memangnya Tuhan main medsos?” Aku kadang ingin tertawa bila mendapati kalimat seperti itu.
Allah SWT yang kukenal sangat mengetahui isi hati kita yang tersembunyi. Karena itu seluruh isi medsos yang tidak tersembunyi tentu Allah SWT sangat mengetahuinya. Allah SWT akan mengabulkan doa-doa yang ada dalam medsos sepanjang doa-doa tersebut tulus dipanjatkan.
Karena itu, mari kita budayakan memberi tanda like dan juga komen positif bila kita membaca suatu tulisan, terlebih tulisan yang memiliki makna.
Meskipun kadang terlihat sepele, tulisan tetap selalu bermakna dan lahir otentik dari jiwa berkebajikan. Terlebih lagi, tulisan selalu saja memiliki manfaat bagi orang lain, entah siapapun dia.
Mari tetap jaga kesehatan dan tetap bahagia.
Cisarua, 11 Agustus 2020
*Optimis sembuh Covid 19 dengan dukungan like dan komen positif sobat-sobat Laskar Jemari Responsif
Inspektur pada Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan yang fokus pada internal control dan risk management serta memiliki hobi menulis novel.
Terima kasih BM yang berkenan memuat tulisanku. Salam.
Terima kasih Pak, sangat mencerahkan. Tetap produktif bersama laskar jemari responsif.