
Prolog: KORPRI, Masih Ada atau Tinggal Nama?
Minggu pagi yang rintik-rintik, seorang kawan iseng nge-post di grup , tulisan “KORPRI, Apa Kabar?” dari Birokrat Menulis. Sontak, grup ramai. Ada yang jawab serius, ada yang nyinyir, ada juga yang sekadar mengetik “mantap” biar enggak dibilang kudet. Nah, kalau Anda juga penasaran, berarti Anda nggak sendirian.
KORPRI, organisasi yang menaungi para ASN ini, sering jadi bahan diskusi seru.
Kadang penuh kritik, kadang penuh harapan.
Ada yang bilang KORPRI hanya muncul di acara seremonial, ada pula yang mempertanyakan kiprahnya dalam memperjuangkan kesejahteraan anggota.
Nah, sebenarnya KORPRI ini mau dibawa ke mana sih? Yuk, kita bahas bareng!
KORPRI: Antara Kritik dan Fakta
Beberapa kritik yang sering mampir ke telinga kita:
- KORPRI cuma muncul saat acara seremonial, kayak potong tumpeng.
- Kurang responsif terhadap perubahan zaman dan isu-isu kekinian.
Tapi tunggu dulu, jangan langsung ngegas. Ada juga peran KORPRI yang mungkin luput dari perhatian. Yuk, kita kulik!
Perjuangan KORPRI untuk Kesejahteraan ASN: Di Balik Layar
Siapa sangka KORPRI diam-diam sibuk mengadvokasi isu strategis? Contohnya:
- ASKES ke BPJS Kesehatan: Waktu ASKES dilebur ke BPJS, KORPRI sudah wanti-wanti dari awal agar layanan ASN tidak merosot. Tapi ya tahu sendiri, ASN sekarang banyak yang merasa “dipinggirkan.” Namun KORPRI tetap ngotot berjuang agar ada loket khusus buat ASN di BPJS. Atau perlukah ASN keluar dari formula sistem BPJS Kesehatan dan kembali model ASKES ?
- Jaminan Pensiun: Ada upaya mencaplok jaminan pensiun PT TASPEN ke BPJS Ketenagakerjaan. Kalau ini kejadian, bisa-bisa pensiunan ASN “dikakilimakan.” Untungnya, KORPRI langsung gercep menggugat ke Mahkamah Konstitusi, dan boom! Upaya pencaplokan itu akhirnya kandas.
- TAPERA: Nah, yang ini masih dalam proses perjuangan. Sabar ya, ASN bukan satu-satunya prioritas.
- Batas Usia Pensiun: Kata “dapat” dalam aturan batas usia pensiun eselon I dan II yang bikin ambigu, akhirnya diubah jadi kepastian hukum. Jadi, usia pensiunnya fix diperpanjang hingga 60 tahun.
Perlindungan Hukum ASN: KORPRI, Malaikat Tak Bersayap?
Bukan cuma soal uang, KORPRI juga sering pasang badan buat ASN yang terzalimi:
- Membantu ASN dari Sanksi Salah Sasaran: Ribuan ASN terselamatkan dari hukuman disiplin yang keliru berkat KORPRI yang duduk di BPASN (dulu BAPEK).
- Uji Materi ke Mahkamah Konstitusi: Memang enggak selalu menang, tapi setidaknya KORPRI sudah berjuang untuk keadilan ASN.
- Perlindungan Hukum ASN: Sejak 2015, KORPRI menginisiasi rancangan peraturan perlindungan hukum ASN. Sayangnya, regulasi ini selama 10 tahun terakhir masih terjebak di belantara RPP yang tak kunjung selesai. Angel tenann…
- SKB 3 Menteri: Pemecatan ASN lewat SKB ini dianggap melanggar HAM. KORPRI pun menggandeng Ditjen HAM untuk menganalisis legalitasnya, dan hasilnya? Dirjen HAM setuju bahwa pemecatan ini melanggar HAM!
KORPRI adalah Kopi: Dari Upacara ke E-Sport
Kepengurusan KORPRI di tiap instansi itu seperti kopi: ada yang strong, ada yang hambar. Kalau pengurusnya aktif dan inovatif, dampaknya terasa ke anggota. Kalau cuma formalitas? Ya sudah, KORPRI hanya akan terlihat saat upacara.
Tapi jangan salah, ada juga inisiatif keren dari daerah-daerah. Contohnya Kabupaten Bone, Asahan, Sleman, dan Kota Bitung yang mengadakan Tata Upacara Persemayaman bagi anggota KORPRI yang wafat. Sebuah bentuk apresiasi untuk pengabdian mereka.
KORPRI Kabupaten Lebak menginisiasi Perumahan KORPRI dan STM KORPRI karena kebutuhan setempat. KORPRI Kota Yogyakarta memiliki desa asuh yang mendekatkan pelayanan publik dengan masyarakatnya.
Di sisi lain, KORPRI juga terus menampung aspirasi anggotanya dengan berbagai ajang seperti PORNAS KORPRI untuk para atlet ASN, MTQ Nasional untuk yang ingin tilawah, serta KORPRI Run dan E-Sport buat yang hobi lari atau main game.
Epilog: Ngopi Yuk, Diskusi Lagi!
Jadi, ketika ada yang bertanya “KORPRI, apa kabar?” jawabannya enggak bisa cuma “baik” atau “sehat-sehat saja.” Itu bukan pertanyaan iseng, tapi bentuk kepedulian. Bukankah kritik itu tanda sayang, bukan?
Jika mau diskusi lebih lanjut, marilah jangan sungkan mampir ke kantor saya. Meskipun kita masih setengah pingsan akibat “Inpres Efisiensi”, ngobrol soal masa depan KORPRI tetap bisa dilakukan. Tentu saja, sambil nyeruput secangkir kopi.
Ubur-ubur iwak lele, ayo waktunya diatur, le!
KORPRI Maju Terus!
alangkah bagusnya ada tempat diskusi khusus semisal group WA atau telegram