Pagi ini aktivitas yang kulalui terasa sangat nyaman. Suara mesin yang kudengar berbeda dengan suara mesin di hari biasanya. Sesama pengendara lebih bersahabat, melambaikan tangan saling sapa, tidak ada “perang klakson”, dan tidak terdengar pula umpatan “sampah” di antara mereka.
Ya….pagi ini kulalui perjalanan dengan kapal menuju Pulau Tidung, salah satu pulau di Kepulauan Seribu untuk melaksanakan tugas sebagai relawan Kemenkeu Mengajar (KM).
Sesampai di tujuan, penduduk setempat menyambut hangat dan membantu menyandarkan kapal yang kami tumpangi. Kami pun segera turun dan bergegas ke sekolah tempat di mana kami akan mengajar.
Sekilas Tentang Kemenkeu Mengajar
Kementerian Keuangan (Kemenkeu), institusi yang sarat akan prestasi dan selalu mendorong pegawainya untuk tulus mengabdi, memiliki Program Kemenkeu Mengajar yang dilaksanakan selama satu hari di sekolah dasar.
Dalam program ini relawan akan mengajarkan tentang peran dan upaya Kemenkeu dalam menjaga ekonomi negeri dan mengenalkan profesi yang ada di Kemenkeu. Relawan juga akan mengajarkan nilai-nilai dan semangat yang dibawa oleh Kemenkeu.
Kegiatan ini mengusung semangat kesukarelaan. Panitia tidak memungut biaya apa pun pada sekolah dan pegawai yang mengikuti. Relawan KM juga tidak akan mendapatkan pembayaran, baik honor maupun SPD. Biaya yang ditimbulkan atas penyelenggaraan kegiatan ini tidak dibebankan pada APBN (Non-APBN).
Program KM sudah berjalan selama tiga tahun dan dilakukan secara serentak di seluruh pelosok negeri. Minat pegawai Kemenkeu untuk menjadi relawan KM sangat tinggi. Oleh karena itu, proses rekrutmen calon relawan pun dilakukan beberapa bulan sebelum program KM dilaksanakan.
Di unit kami Program KM adalah program yang ditunggu-tunggu, termasuk saya. Pada saat apply ke sistem rekrutmen KM masing-masing calon relawan harus memiliki bahan ajar dan strategi mengajar yang menarik agar dapat terpilih sebagai relawan pengajar.
Pelaksanaan Kemenkeu Mengajar
Setelah terpilih, relawan KM kemudian dibagi dalam beberapa kelompok. Kami dikumpulkan untuk mendapat briefing dari para praktisi pendidikan termasuk dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) agar proses belajar-mengajar berjalan profesional dan sesuai etika yang berlaku.
Pertemuan berikutnya diserahkan kepada masing-masing kelompok yang dikoordinir oleh seorang pegawai yang ditunjuk sebagai fasilitator kelompok. Pertemuan kelompok ini dilakukan beberapa kali di luar jam kantor untuk membahas bahan ajar, pembagian kelas, sharing pengalaman dengan relawan KM tahun sebelumnya, dan berapa besarnya iuran oleh masing-masing relawan.
Iuran ini digunakan untuk pembuatan spanduk, plakat, topi lingkar, name tag, kaos, konsumsi, transportasi dan sebagainya. Fasilitator juga bertugas melakukan koordinasi dengan pihak sekolah agar kegiatan KM tidak mengganggu agenda sekolah.
Hari Senin, 22 Oktober 2018 adalah hari kami bertugas mengajar. Kegiatan dimulai dengan mengikuti upacara bendera, lalu dilanjutkan dengan bermain bersama di lapangan upacara. Selanjutnya kami memasuki kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Menurut jadwal, saya mengajar dari pagi sampai siang di kelas 1, kelas 2, dan terakhir kelas 3. Sesi pertama dimulai dengan mengenalkan diri dan membagikan topi lingkar dengan nama sebagai tanda pengenal mereka. Sebelum memulai belajar, kami pun berdoa bersama. Tak lupa saya ajak ketua kelas untuk memimpin doa yang ditujukan untuk teman kelasnya yang tidak hadir karena sakit.
Sebelum memasuki sesi berikutnya, saya berikan ice breaking sederhana. Hal ini merupakan salah satu strategi efektif untuk mengembalikan suasana belajar yang diinginkan, ketika suasana bermain di antara mereka sudah melewati dari yang seharusnya.
Satu hal yang menjadi perhatian kami adalah bahwa mengajar bukan ajang menunjukkan kehebatan kita, tetapi bagaimana membuat pembelajar menjadi hebat. Mengajar dengan cara yang menyenangkan itu baik, tetapi mengajar tidak hanya bersenang-senang.
Sesi utama yang saya sampaikan adalah pengenalan institusi Kemenkeu, khususnya bagaimana unit-unit kerja yang ada di kemenkeu dalam menjalankan tugas dan fungsinya bersinergi mengelola APBN.
Termasuk dalam hal ini sinergi dalam mengumpulkan pajak sebagai sumber penerimaan negara dan juga sinergi dalam mengatur pengeluaran/belanja negara secara efisien dan efektif dengan tetap memperhatikan sisi akuntabilitasnya.
Saya juga mengenalkan nilai-nilai Kemenkeu, bagaimana refleksi integritas, profesionalitas, sinergi, pelayanan, dan kesempurnaan dapat diterapkan oleh mereka dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja penyampaian semua materi di atas saya kemas sesuai dengan tingkatan kelas dan umur mereka agar tujuan pembelajaran tercapai dan menciptakan suasana gembira karena diselingi permainan.
Menumbuhkan Mimpi, Membangun Kejujuran
Satu hal lagi yang cukup menarik ketika saya mencoba menggali mimpi dan cita-cita mereka serta berusaha memotivasi mereka agar dapat meraih mimpi itu. Cita-cita mereka pada umumnya sama seperti anak sebaya lainnya, yaitu dokter, polisi, tentara, pemain sepakbola dan lainnya.
Saya mencoba menjelaskan bahwa pada dasarnya cita-cita kita tak boleh dibatasi oleh keadaan. Semua Cita-cita mereka adalah baik dan dapat diraih dengan cara belajar yang tekun, berdo’a, taat kepada orang tua dan guru, selalu berbuat baik dan tidak sombong.
Kemudian saya sampaikan juga hal-hal terkait profesi yang ada di sekitar kita. Saya juga menekankan bahwa semua profesi itu baik selama dilaksanakan dengan jujur, tidak korupsi, serta selalu memberikan yang terbaik bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebagai penutup adalah atraksi kimia laboratorium Bea dan Cukai yang dilaksanakan di halaman sekolah, penyampaian plakat/sertifikat penghargaan kepada sekolah atas partisipasinya, dan salam perpisahan.
Demikian dari kami untuk negeri.
Penulis adalah PNS pada Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. Ia memeroleh gelar Magister Ekonomi dari Universitas Tanjungpura Pontianak.
0 Comments