Beberapa nama pejabat kembali muncul ke permukaan dengan persoalan yang menjatuhkan pamornya di mata masyarakat. Ferdi Sambo dan rekan-rekannya, Rafael Alun Trisambodo, hingga Teddy Minahasa. Mereka menjadi bahan pergunjingan dengan persoalannya masing-masing. Bersamaan dengan itu, kekayaan, perbuatan, dan penampilan mereka menjadi sorotan masyarakat.
Pada saat kasus Ferdi Sambo dan Teddy Minahasa mencuat, harta dan penampilan polisi menjadi sorotan. Saat Mario menganiaya orang dan pamer kekayaan orang tua, orang-orang pun menggali sumber harta orang tuanya, dan akhirnya berimbas pada Kementerian Keuangan.
Tuntutan Masyarakat kepada Para Pejabat
Dalam kondisi masyarakat yang suka mempertontonkan kemewahan, kesederhanaan pejabat pemerintahan kembali dikaji. Pejabat negeri ini harus jadi teladan di masyarakat dan dituntut hidup sederhana.
Dimulai dari ibu Menteri Keuangan, beberapa tokoh lainnya kembali menyorakkan hidup sederhana. Tidak boleh pamer kekayaan.
Hilangkan semua foto-foto kemewahan yang ada. Pejabat pemerintah harus prihatin dengan kehidupan rakyat. Jangan menyakiti hati rakyat. Namun, sampai berapa lamakah himbauan ini akan didengarkan pegawainya?
Setelah sekian tahun berkarir dengan jumlah penghasilan yang banyak dan gaya hidup yang mewah, menurunkan standar dan gaya hidup pasti susah. Karena kesalahan orang lain maukah mereka berubah untuk hidup lebih sederhana? Apalagi di sekeliling mereka kekayaan dipamerkan di mana-mana.
Menurunkan gaya hidup itu sulit, meskipun diharuskan ketika penghasilan berkurang karena keadaan. Saat suami saya mulai pensiun, saya memberi aba-aba kepada anak-anak untuk lebih berhemat.
Setelah beberapa waktu kami menurunkan gaya hidup, lebih hemat, mereka berkomentar, ”Ternyata susah menurunkan gaya hidup, Bu.” Nah, apalagi mereka yang punya harta banyak?
Pejabat Pemerintah sebagai Teladan
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, salah satu kewajiban pegawai ASN adalah menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang.
Sebagai pelayan masyarakat, pegawai negeri jadi perhatian masyarakat. Maka tidak salah juga akhirnya gerak-gerik pejabat pemerintahan menjadi perbincangan masyarakat.
Sebagai bagian dari pemerintahan yang membuat aturan dan kebijakan, pejabat pemerintahan berkewajiban untuk menaati ketentuan peraturan yang ada, berkewajiban menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah dan korpsnya.
Rakyat juga berharap pejabat pemerintahan mematuhi aturan terlebih dahulu. Bagaimana mungkin mereka diperintahkan untuk melaksanakan aturan, sementara yang membuat aturan tidak patuh pada aturan yang mereka buat.
Seperti Rafael, bekerja di Dirjen Pajak, tetapi tidak membayar pajak kendaraan, mengganti plat untuk menghindari pajak, dan membuat nomine-nomine untuk menghindari pajak.
Untuk menjaga pejabat pemerintahan agar tetap berada di relnya, pengawasan internal sangat diperlukan. Perlu komitmen pimpinan untuk menegakkan aturan. Perlu komitmen pejabat pemerintahan untuk menjalankan amanah dengan baik. Punya rasa empati sebagai pelayan publik.
Semua pejabat pemerintahan sebelum menjalankan fungsi pemerintahan, mengucapkan sumpah. Salah satu isinya berbunyi, “Saya akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah dan martabat pegawai negeri, serta akan senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan saya sendiri, seorang, atau golongan”.
Dalam perjalanan waktu, isi sumpah ini kadang seperti terlupakan. Harta, tahta, dan wanita merupakan godaan dari pejabat pemerintahan untuk tetap patuh dan taat pada sumpahnya. Bagaimana keteladanan bisa diterapkan?
Hidup Dalam Kesederhanaan
Standar hidup sederhana berbeda-beda untuk setiap orang. Dengan bertambahnya penghasilan, meningkatnya gaya hidup, konsep kesederhanaan sepertinya semakin jauh.
Banyak perusahaan menyediakan kemudahan untuk menikmati dunia. Kredit segala macam barang, fasilitas kartu kredit dari berbagai bank, dan fasilitas kemudahan lainnya untuk memperoleh barang secara kredit.
Dengan segala fasilitas kredit tersebut, akan memudahkan orang untuk mengikuti segala tren yang ada, yang akhirnya akan berimbas pada perilakunya. Berlomba untuk mendapatkan barang dan berlomba untuk memamerkannya.
Pejabat pemerintahan yang ikut memamerkan kekayaan akhirnya bermasalah. Mempertontonkan hidup mewah padahal sebagian masyarakat masih berada dalam kondisi miskin.
Pejabat pemerintahan harus menjadi contoh dalam bersikap dan berperilaku. Sikap ini harus dilakukan oleh semua unsur. Termasuk dari pejabat negara dan tokoh masyarakat lainnya.
Perlunya Pembinaan Integritas
Untuk dapat menjaga marwah diri pejabat pemerintahan, masing-masing instansi harus terus mendorong dan melakukan pembinaan dalam menegakkan integritas.
Pendidikan karakter harus dimulai sejak dini. Instansi juga perlu melakukan berbagai kegiatan dalam rangka meningkatkan korsa pada organisasi dan meningkatkan keimanan agar selalu ingat kepada Allah.
Seseorang yang ingat pada Allah akan lebih bertanggung jawab,memegang kekuasaan dengan lebih adil, dan memperkecil kemungkinan untuk menyelewengkan kekuasaan. Sehingga mereka memang layak diteladani oleh masyarakat.
Yg membuat sy bingung, pekerja di negara yg tdk mengenal Tuhan/ateis, namun memiliki integritas yg tinggi. Bgmn hrs nya membangun integritas di negeri ini?
Dimulai dari atasan/pimpinan dulu memberi contoh. Atasan yang berintegritas akan dilihat anak buahnya. Percuma bawahan2nya bersih tapi atasannya “main”. Pilihannya cuma dua bagi bawahan: diasingkan atau terpaksa ikut menikmati “permainan”nya.
Integritas adalah tentang konsistensi dalam perkataan dan perbuatan, yang sesuai dengan norma, nilai dan aturan
Wasah.. langsung dipraktekkan ya Bu ilmu menulisnya.