Era digitalisasi mengubah cara kita hidup, bekerja, berkomunikasi, dan berinteraksi. Perkembangan dunia teknologi dan digitalisasi juga turut mengubah cara pemerintah berinteraksi dengan masyarakat dan menyediakan layanan publik.
Teknologi digital telah membuka kesempatan bagi pemerintah untuk meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.
Dengan menggunakan teknologi digital,
pemerintah dapat memperluas jangkauan layanan publik
dan memberikan akses kepada orang yang sebelumnya tidak terlayani,
dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas,
serta meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah.
Teknologi digital juga memungkinkan masyarakat untuk memantau proses pengambilan keputusan dan memastikan bahwa pemerintah benar-benar bekerja untuk melayani kepentingan rakyat.
Inklusi Pemerintahan: Acuan dan Tujuan
Di era digitalisasi, inklusi pemerintahan menghadapi tantangan dan peluang yang menarik. Inklusi dalam pemerintahan memungkinkan setiap orang untuk mengakses layanan pemerintah dengan lebih mudah dan cepat tanpa adanya diskriminasi.
Hal ini bisa mendorong kinerja pemerintah untuk meningkatkan efisiensi dan meminimalkan biaya.
Inklusi pemerintahan juga dimaksudkan untuk mendorong sistem politik di mana semua warga negara adalah sama dan suara mereka diperhitungkan secara setara.
Hal ini dapat menciptakan kondisi dan insentif yang menguntungkan untuk mendapatkan lebih banyak pemerataan kesejahteraan dan kemudahan terhadap akses layanan publik secara luas dan merata.
Inklusi pemerintahan itu sendiri mengacu pada:
- siapa yang disertakan dalam pengambilan keputusan;
- bagaimana proses pengambilan keputusan publik dilaksanakan;
- kelompok apa yang memberikan lebih banyak/kurang pengaruh pada proses tersebut; dan
- bagaimana dinamika dan interaksi ini membentuk sifat keputusan yang diambil, serta
- bagaimana kualitas dan penerapannya.
Tujuan dari inklusi pemerintahan adalah menciptakan sistem pemerintahan yang lebih demokratis, adil, dan responsif terhadap kebutuhan serta aspirasi seluruh warga negara.
Inklusi pemerintahan juga bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan.
Hal ini akan membantu pemerintah menghadapi berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat dengan lebih baik, yang berdampak pada meningkatnya citra pemerintah di mata rakyat.
Tantangan dalam Inklusi Pemerintahan
Salah satu tantangan terbesar pemerintah saat ini adalah memastikan bahwa akses dan literasi digital bagi seluruh warga negara bersifat universal dan mudah diakses, khususnya kepada kelompok marginal dan rentan yang memiliki keterbatasan dalam pemanfaatan teknologi.
Akses digital mengacu pada ketersediaan dan keterjangkauan infrastruktur, perangkat, dan layanan digital. Sedangkan, literasi digital mengacu pada keterampilan dan kompetensi yang diperlukan untuk menggunakan teknologi digital secara efektif dan bertanggung jawab.
Dalam upaya memaksimalkan peluang inklusi pemerintahan di era digitalisasi yang terus berkembang, pemerintah dihadapkan pada beragam tantangan. Masih terdapat banyak daerah terpencil yang belum terhubung jaringan internet.
Tidak semua warga negara memiliki akses yang sama terhadap teknologi digital. Kesenjangan akses ini bisa menyebabkan beberapa kelompok masyarakat tertinggal dan kesulitan mengakses layanan pemerintahan yang tersedia secara digital.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketersediaan infrastruktur dan biaya akses internet yang tinggi.
Analfabetisme teknologi dan digital masyarakat juga tergolong tinggi, di mana banyak warga negara tidak memiliki keterampilan atau pemahaman teknologi yang cukup untuk berinteraksi dengan pemerintah secara digital.
Hal ini dapat menyebabkan ketimpangan digital yang mungkin tidak dapat diatasi dalam jangka pendek, sehingga dapat mengurangi efisiensi birokrasi dan menurunkan tingkat transparansi pemerintah.
Digital Divide dan Keamanan Data
Di samping itu, Digital Divide antargenerasi tidak dapat dihindari. Terdapat ketidakseimbangan pertumbuhan teknologi digital antar generasi. Perbedaan pemahaman teknologi antara generasi yang lebih muda dan yang lebih tua dapat menyulitkan penyebaran dan adopsi teknologi digital.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa orang tua dan anak muda mendapatkan pendidikan dan pelatihan teknologi yang dibutuhkan. Ini akan membantu mengurangi kesenjangan digital dan meningkatkan kesadaran teknologi di antara seluruh lapisan masyarakat.
Yang lebih penting lagi,
dalam dunia digitalisasi, adalah bagaimana pemerintah mampu membuat kebijakan
yang menjamin privasi dan keamanan data.
Penggunaan teknologi digital oleh pemerintah untuk mengumpulkan dan menyimpan data pribadi dapat menimbulkan kekhawatiran masyarakat terkait privasi dan keamanan data.
Masyarakat mungkin ragu untuk berpartisipasi secara aktif jika mereka merasa data mereka tidak aman. Kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data dapat menghambat partisipasi aktif masyarakat dalam platform digital pemerintah.
Penting bagi pemerintah untuk mengatasi tantangan di era digitalisasi secara bijaksana. Pemanfaatan teknologi digital dan pemerintahan berbasis inklusi merupakan langkah yang strategis untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang lebih transparan, partisipatif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.
Epilog: Pemerintah dan Kebijakan Berbasis Digital
Kecenderungan perkembangan dunia teknologi digital yang cepat mau tidak mau memacu pemerintah untuk membuat kebijakan yang berbasis digital agar berdampak lebih luas bagi masyarakat.
Kesenjangan digital akan menimbulkan ancaman serius terhadap inklusi sosial, kesetaraan dan hak asasi manusia, serta legitimasi dan kepercayaan pemerintah jika dibiarkan.
Oleh karena itu, pemerintah perlu berinvestasi lebih banyak dalam hal:
- memperluas dan meningkatkan infrastruktur dan konektivitas digital,
- mengurangi biaya digital,
- membuat kebijakan keamanan dan privasi yang ketat untuk melindungi data pribadi masyarakat, serta
- menyediakan pendidikan dan pelatihan digital bagi seluruh warga negara,
Dengan demikian, inklusi dalam pemerintahan di era digitalisasi dapat terwujud.
Penulis adalah Analis Kebijakan pada Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Hukum Administrasi Negara (Puslatbang KHAN) Lembaga Administrasi Negara.
Digitalisasi dapat mendukung inklusi pemerintahan jika pemerintahan (eksekutif dan legislatif) sadar dan aktif melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam memberi masukan (termasuk kritik) secara adil dan transparan. Perilaku pemerintahan seperti inilah yang akan menciptakan digitalisasi praktek pemerintahan inklusif.
Mantap, mau ga mau, suka ga suka, ASN harus dapat beradaptasi dengan era ini.