Feminisme Ketidakadilan Gender dalam Sistem Masyarakat Patriarki

by | Oct 8, 2025 | Birokrasi Efektif-Efisien | 0 comments

Feminisme merupakan suatu gerakan sosial dan pemikiran yang berupaya untuk mencapai kesetaraan gender, serta mengatasi berbagai bentuk ketidakadilan yang dialami oleh perempuan.

Dalam konteks masyarakat patriarki, di mana dominasi laki-laki atas perempuan terlihat jelas dalam berbagai aspek kehidupan, feminisme menjadi sangat relevan untuk dibahas.

Masyarakat patriarki sering kali mengukuhkan peran dan posisi gender
yang tidak setara, di mana laki-laki dianggap lebih superior dibandingkan perempuan. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai bentuk diskriminasi dan ketidakadilan, yang paling nyata dalam bidang pendidikan, ekonomi, hukum, serta kesehatan.

Dalam tatanan masyarakat yang patriarkis, peran perempuan sering kali dibatasi pada lingkup domestik. Sejak kecil, anak perempuan diajarkan untuk mengedepankan tugas dan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga.

Perempuan diajarkan untuk memenuhi harapan-harapan tradisional yang membatasi ruang gerak dan potensi mereka.

Di sekolah, meskipun perempuan mendapatkan akses pendidikan, mereka sering kali ditempatkan dalam kelas yang berbeda, dengan harapan bahwa mereka akan fokus pada keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak.

Pendidikan yang diterima perempuan tidak selalu sebanding dengan pendidikan yang diperoleh oleh laki-laki, yang seringkali diarahkan untuk mendapatkan keterampilan dan pengetahuan yang lebih bernilai di pasar kerja.

Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya stereotip gender yang melekat pada masyarakat. Stereotip ini menciptakan anggapan bahwa perempuan tidak mampu menduduki posisi-posisi strategis dalam dunia profesional atau politik.

Akibatnya, perempuan sering terpinggirkan dalam pengambilan keputusan yang berpengaruh terhadap hidup mereka sendiri. Banyak perusahaan yang lebih memilih untuk merekrut laki-laki untuk posisi-posisi penting, padahal perempuan juga memiliki kemampuan yang sama baiknya.

Dalam banyak kasus, perempuan yang berhasil menembus batasan-batasan tersebut sering kali harus berjuang lebih keras dan membuktikan kapasitas mereka berulang kali dibandingkan rekan-rekan laki-laki mereka.

Dalam aspek ekonomi, kesenjangan gender juga menjadi kenyataan yang pahit. Perempuan sering kali dibayar lebih rendah dibandingkan laki-laki meskipun melakukan pekerjaan yang sama.

Data menunjukkan bahwa di berbagai negara, termasuk Indonesia, perempuan mendapatkan upah yang jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki. Selain itu, banyak perempuan yang terjebak dalam pekerjaan informal yang kurang dihargai dan tidak memiliki jaminan sosial.

Situasi ini memperlihatkan bahwa sistem ekonomi yang ada cenderung mendiskriminasi perempuan, sehingga menghambat mereka untuk meraih kemandirian finansial dan peluang yang lebih baik dalam hidup.

Pada tatanan hukum, meskipun banyak negara telah mengadopsi peraturan yang bertujuan untuk melindungi hak-hak perempuan, implementasi dari peraturan-peraturan ini sering kali menjadi masalah.

Banyak kasus kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, dan bentuk-bentuk diskriminasi lainnya yang dialami oleh perempuan tidak ditindaklanjuti secara serius oleh pihak berwenang.

Pengaruh budaya patriarki sering kali menjadikan perempuan
sebagai pihak yang disalahkan, ataupun tidak mendapat akses terhadap keadilan.
Bahkan, dalam beberapa masyarakat, norma dan tradisi yang mengakar kuat
dapat menghalangi perempuan untuk melaporkan kekerasan yang mereka alami,
demi menghindari stigma negatif dari masyarakat.

Kesehatan reproduksi perempuan juga merupakan isu yang krusial dalam konteks feminisme dan ketidakadilan gender. Di banyak daerah, akses terhadap layanan kesehatan reproduksi masih terbatas, sehingga perempuan tidak mendapatkan pengetahuan dan layanan yang memadai mengenai hak-hak mereka atas kesehatan.

Konsekuensinya, banyak perempuan yang mengalami masalah kesehatan yang seharusnya dapat dicegah, atau terpaksa melakukan aborsi yang tidak aman akibat kurangnya pendidikan dan akses terhadap kontrasepsi.

Dalam hal ini, feminisme memandang pentingnya pendidikan kesehatan yang komprehensif serta akses terhadap layanan kesehatan yang aman dan berkualitas bagi perempuan.

Perjuangan feminisme tidak hanya menjadi tanggung jawab perempuan semata, tetapi juga merupakan tugas bersama bagi seluruh masyarakat.

  • Laki-laki memiliki peran penting dalam mendukung kesetaraan gender, baik dengan cara memperjuangkan hak-hak perempuan maupun dengan mengubah pandangan dan sikap yang selama ini mendukung sistem patriarki.
  • Mengedukasi diri sendiri dan orang lain mengenai isu-isu gender serta melibatkan diri dalam gerakan-gerakan yang mendukung kesetaraan gender adalah langkah-langkah penting yang dapat diambil.
  • Dialog terbuka antara laki-laki dan perempuan, serta saling mendukung dalam perjuangan melawan ketidakadilan gender, adalah kunci untuk mencapai masyarakat yang lebih adil dan setara.

Dengan demikian, feminisme dapat dianggap sebagai sebuah gerakan yang berupaya untuk mengganti struktur masyarakat patriarki dengan tatanan sosial yang lebih adil dan setara.

Untuk mencapai hal ini, diperlukan perubahan yang menyeluruh di berbagai aspek, mulai dari pendidikan, ekonomi, hukum, hingga kesehatan. Kesadaran individu, pendidikan kritis, dan keterlibatan aktif dalam gerakan sosial menjadi jembatan menuju perubahan yang diharapkan.

Hanya dengan demikian, kita dapat membangun masyarakat di mana setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin, dapat merasakan keadilan, penghormatan, dan kesempatan yang setara dalam menjalani kehidupan mereka.

Sejalan dengan pemahaman ini, penting untuk menciptakan ruang dialog yang lebih inklusif mengenai feminisme dan isu-isu gender di masyarakat.

Diskusi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat,
termasuk komunitas, pemerintah, dan sektor swasta, akan memperkuat upaya untuk menghapuskan stigma dan diskriminasi gender. Melalui kolaborasi di semua level, gerakan feminisme bisa lebih berdaya dan efektif dalam menghadapi tantangan
ketidakadilan gender yang masih ada.

Oleh karena itu, feminisme bukan hanya sebuah gerakan yang memperjuangkan hak-hak dan keadilan bagi perempuan.

Lebih dari itu, feminisme merupakan upaya kolektif untuk menciptakan perubahan sosial yang lebih besar, di mana semua orang baik laki-laki maupun perempuan dapat hidup dalam masyarakat yang penuh dengan keadilan dan kesetaraan.

Dengan pandangan yang adil dan gender, kita semua dapat berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi yang akan datang.

1
0
Algo Tius ♥ Associate Writer

Algo Tius ♥ Associate Writer

Author

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post