Evaluasi Yang Perlu Dievaluasi

by Teddy Sukardi ◆ Expert Writer | Jun 8, 2023 | Birokrasi Akuntabel-Transparan | 0 comments

Arti Kata Evaluasi

Meskipun kata evaluasi sudah begitu umum digunakan, marilah kita kembali melihatnya lagi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “evaluasi” berarti penilaian.

Menurut Kamus Merriam Webster’s kata “evaluation”, yang merupakan kata asal dari “evaluasi”, mengandung makna perbuatan atau hasil dari satu penilaian dan penentuan nilai, sifat, karakter, atau kualitas sesuatu atau seseorang.

Dengan demikian, secara ringkas evaluasi adalah perbuatan atau proses yang melakukan penilaian terhadap sesuatu.

Audit, Asesmen, dan Evaluasi

Ketiga istilah audit, asesmen, dan evaluasi seringkali digunakan secara tumpang tindih karena memang memiliki banyak kesamaan karakteristik di antara ketiganya. Secara umum audit terutama berfokus pada verifikasi kepatuhan, akurasi, atau efisiensi, dan seringkali terkait dengan masalah keuangan atau peraturan.

Asesmen secara umum seringkali lebih berfokus pada pengukuran pengetahuan, keterampilan, atau risiko, dan memberikan umpan balik untuk perbaikan.

Sedang istilah evaluasi digunakan lebih banyak memberikan penilaian yang lebih luas tentang kualitas, efektivitas, atau dampak dari suatu program atau inisiatif dan menjadi masukan bagi pengambilan keputusan.

Meskipun mungkin ada beberapa tumpang tindih dan variasi dalam penggunaan, perbedaan ini umumnya berlaku di berbagai bidang dan konteks.

Tulisan tidak membahas audit dan asesmen secara spesifik melainkan lebih banyak membahas aspek evaluasi secara umum yang juga dapat berhubungan erat dengan penerapan audit dan asesmen.

Apa Saja Tujuan Dari Evaluasi Itu?

Ada baiknya kita perlu memikirkan untuk apa saja evaluasi itu dilakukan. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa evaluasi dilakukan untuk beberapa hal berikut ini.

  1. Pengambilan keputusan di mana pengetahuan, data, dan  informasi sebagai hasil satu evaluasi berguna dalam memberikan penghargaan untuk hal hal yang baik, memberikan sanksi untuk hal hal yang kurang baik, melakukan perbaikan/koreksi pada program, sistem, praktek, atau kebijakan tertentu.
  2. Meminta pertanggungjawaban dari orang perorangan atau kelompok atas satu tugas yang diberikan dengan harapan dan sasaran tertentu yang terukur.
  3. Mengidentifikasi bidang-bidang di mana kinerja dapat ditingkatkan dan untuk mengembangkan rencana perbaikan.
  4. Pembelajaran dari pengalaman dari suatu masa tertentu dan untuk melakukan upaya perbaikan pada masa berikutnya.

Pada Bidang Apa Saja Evaluasi Diterapkan?

Evaluasi digunakan pada berbagai bidang seperti antara lain:

  1. Dalam bidang pendidikan, evaluasi digunakan untuk menilai proses belajar mengajar, tercapainya tujuan pembelajaran, efektivitas pengajar, dan bagaimana berlangsungnya program pendidikan.
  2. Dalam bidang usaha, evaluasi digunakan untuk menilai kinerja karyawan, kepuasan pelanggan, efektivitas program pemasaran atau keberhasilan  pengembangan usaha, produk atau layanan baru.
  3. Dalam pemerintahan, evaluasi digunakan untuk menilai efektivitas program dan kebijakan pemerintah, termasuk dampak dari program apakah sudah sesuai dengan sasaran yang dicanangkan. Lebih lanjut evaluasi dilakukan terhadap berbagai berbagai jenis layanan publik dari segi luas cakupan, kualitas, terjaganya keberlangsungan, efisiensi dan efektivitas.
  4. Dalam bidang layanan kesehatan, evaluasi digunakan untuk menilai kualitas perawatan, efektivitas biaya intervensi perawatan kesehatan. Evaluasi ini termasuk uji klinis untuk menilai keefektifan perawatan medis baru, sistem dan kebijakan atau program perawatan kesehatan baru.
  5. Dalam layanan bidang sosial, evaluasi digunakan untuk menilai dampak dan manfaat nyata berbagai program sosial terhadap pihak sasaran.

Banyak contoh lain dari penerapan evaluasi yang secara umum dilakukan dalam kehidupan sehari-hari terhadap orang perorangan maupun berbagai jenis dan ukuran organisasi. Dapat disimpulkan pentingnya peran evaluasi ini karena tujuan dan manfaat sebagaimana disampaikan di atas.

Persoalan Kinerja Organisasi

Dalam kehidupan sehari-hari banyak dapat dirasakan adanya persoalan yang berdampak pada kepentingan orang banyak. Banyak persoalan yang terus saja berulang seakan-akan tidak ada ujung di mana persoalannya akan teratasi dengan tuntas.

Seringkali yang perlu dievaluasi adalah kinerja, terutama kinerja organisasi. Kinerja yang buruk hanya bisa diperbaiki bila penyebabnya dapat diidentifikasi dengan tepat untuk kemudian terhadapnya dilakukan koreksi dan perbaikan secara efektif.

Mencermati contoh-contoh di atas seharusnya dapat dilihat bagaimana evaluasi menjadi faktor yang mendukung teridentifikasinya persoalan dan akar masalahnya tadi.

Sesuai dengan judul tulisan, bila kinerja buruk berlangsung terus menerus maka kemungkinan masalahnya ada pada evaluasi yang tidak dilakukan dengan baik, atau bahkan tidak dilakukan sama sekali. Artinya “evaluasi perlu dievaluasi”.

Apa Saja Masalah Dalam Melakukan Evaluasi Yang Efektif?

Beberapa hal yang dapat berdampak pada efektivitas evaluasi kinerja organisasi adalah :

  1. Subyektivitas di mana evaluasi kinerja didasarkan pada pendapat penilai dan bukan pada kriteria yang objektif. Hal ini dapat menimbulkan bias dan ketidakadilan dalam proses evaluasi.
  2. Kurangnya kejelasan dari kriteria evaluasi kinerja seringkali tidak jelas, baik dilakukan secara sadar atau tidak sehingga sulit bagi berbagai pihak untuk mengetahui apa yang diharapkan dan bagaimana menilai kinerja
  3. Kurangnya umpan balik yang lengkap dan tepat waktu sehingga dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya dalam rangka koreksi dan perbaikan.
  4. Kurangnya tindak lanjut dimana hasil evaluasi kinerja sering tidak ditindaklanjuti dengan tindakan apa pun seakan akan evaluasi hanya satu proses pelengkap yang tidak penting.
  5. Berhasilnya pihak pihak yang berpotensi terkena sanksi atau mengalami kerugian dari hasil evaluasi yang objektif untuk menghambat terjadinya evaluasi yang efektif dengan berbagai cara.

Evaluasi pada Tingkat Perorangan

Motivasi orang untuk terus memperbaiki kualitas dirinya secara umum atau dalam kaitan dengan profesi tertentu seringkali melahirkan sesuatu yang boleh disebut evaluasi diri. Evaluasi diri adalah proses yang melibatkan refleksi mendalam tentang diri sendiri, kinerja, kemajuan, dan pencapaian pribadi.

Hal ini melibatkan penilaian subjektif terhadap diri sendiri berdasarkan kriteria, tujuan, dan/atau standar tertentu. Evaluasi diri berfokus pada introspeksi pribadi untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan area yang perlu diperbaiki.

Evaluasi diri berpotensi memberikan berbagai manfaat seperti antara lain:

  1. Membantu meningkatkan kesadaran tentang kekuatan, kelemahan, minat, dan nilai-nilai pribadi. Dengan mengevaluasi diri secara teratur, seseorang dapat mengenali aspek-aspek dirinya yang perlu ditingkatkan dan mengoptimalkan potensi pribadi.
  2. Mengidentifikasi kelemahan dan area untuk perbaikan, evaluasi diri memungkinkan seseorang untuk merencanakan tindakan yang tepat untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, atau perilaku yang diinginkan. Ini dapat berdampak positif pada perkembangan pribadi dan profesional.
  3. Membantu mengambil kesimpulan apakah tujuan yang telah ditetapkan masih relevan dan dapat diukur.
  4. Memperkuat rasa percaya diri, harga diri dan memberikan motivasi pribadi untuk terus berkembang dan mencapai tujuan.

Evaluasi diri adalah alat penting untuk pertumbuhan pribadi dan peningkatan kinerja. Melalui refleksi yang jujur dan kritis tentang diri sendiri, seseorang dapat mengenali potensi mereka, memperbaiki kelemahan, dan mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Akhir Kata

Berbagai kelemahan dalam evaluasi dapat menjadi kontributor utama tidak tercapainya kinerja organisasi besar atau kecil. Evaluasi dapat dilakukan secara internal dan eksternal sehingga tidak terkendala konflik kepentingan.

Upaya menghindari adanya konflik kepentingan dan evaluasi yang tidak objektif menyebabkan perlunya evaluasi dilakukan oleh pihak yang independen seperti banyak yang dipersyaratkan pada kebijakan dan regulasi.

Evaluasi independen pun tidak serta merta menjamin terjadinya evaluasi yang akurat bebas dari intervensi dan kepentingan tertentu yang mempengaruhi proses dan hasil dari evaluasi.

Evaluasi seharusnya dilakukan karena ada motivasi dan semangat untuk melakukan perbaikan secara kontinu, namun banyak terjadi karena kepatuhan terhadap kebijakan dan regulasi yang mengharuskan adanya audit independen yang dilakukan pihak eksternal dan audit independen.

Bagaimana bila hal ini sudah dilakukan namun kinerja tetap tidak membaik? Masalah evaluasi dapat menjadi bagian terlemah dari rangkaian mata rantai sistem manajemen organisasi sehingga kekuatan organisasi tergantung pada evaluasi.

Akhirnya, perihal evaluasi dalam arti yang luas pada tingkat perorangan, kelompok kerja, sektor sektor hingga tingkat nasional perlu dievaluasi dengan sungguh sungguh dari waktu ke waktu sebelum kemunduran, kegagalan, dan ketertinggalan menjadi semakin sulit diatasi.

0
0
Teddy Sukardi ◆ Expert Writer

Teddy Sukardi ◆ Expert Writer

Author

Ketua Umum Ikatan Konsultan Teknologi Informasi Indonesia (IKTII). Ia aktif melakukan kegiatan konsultasi dalam bidang teknologi informasi seperti dalam bidang terkait Transformasi Digital, Perencanaan Strategis, Perumusan Regulasi, IT Governance, Manajemen Risiko, Audit Teknologi Informasi dan E-learning. Dapat dihubungi pada alamat surel [email protected]

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post