Cinta itu tumbuh saat mataku masih terpejam
Awalnya kuyakini akan ku simpan di hati
Tak kubiarkan seorang pun mengintipnya
Tapi ketika ku terjaga
Dirimu ikut memupuk, menyiram, dan merawatnya
Kebahagiaan yang tak bisa kusembunyikan
Ini adalah anugrahMu
Itu yang selalu kuyakini
Tapi kini
Bagai petir di siang hari
Dunia seakan berhenti
Menangis pun seakan tiada arti
Usai sudah perjalanan kami
Tanpa bisa kutolak dan bertanya lagi
Tlah hamba jalani rencanaMu ya Allah
Sebagai takdir yang tak mungkin hamba tolak
Dan hamba hanya bisa pasrah
Beradaptasi dengan rasa sedih
Berdamai dengan rasa sakit dan perih
Jangan tunjukkan pada hamba
Jalan menuju pintu putus asa Mu itu
Walau tubuh semakin dingin, hampa, dan kaku
Karna cerita ini lebih pilu dibanding cerita masa remaja
Meskipun puluhan tahun berlalu masih membayang
Kini harus dilanjutkan dengan luka baru
Yang entah kapan perihnya akan hilang
Jangan beri hamba batas kesabaran ya Allah
Karena yang hamba butuhkan samudra kesabaran yang luas untuk hamba arungi
Karena cinta hamba ada di qalbu
Di lubuk hati yang paling dalam
Bukan di raga hamba
Kini kuingin mataku terpejam kembali
Agar hanya aku yang memeluk cintaku
Biarlah sang Pemiliknya yang akan menjaga
Karena tak mungkin cinta bukan dariNya
Dia telah mencarikan raga dan memakukan cintaku
Karena pasti memiliki gelombang yang sama
Bila nanti ku terjaga kembali
Pasti karena kuyakin engkau telah menjaga cintaku
dan engkau pun akan merawatnya
Bila kau tetap memaksa mataku tetap terpejam
Biarlah jalan hampa dan dingin yang kau ciptakan menjadi pilihan
Seorang profesor di Universitas Andalas.
0 Comments