Mengapa tulisan ini berjudul “budaya organisasi” bukan “budaya perusahaan” seperti umumnya dibahas sebagai terjemahan dari “corporate culture”? Jawabannya adalah karena penulis ingin bahasan budaya ini juga dapat diterapkan lebih luas dari sekedar dalam lingkungan korporasi atau lingkungan usaha skala besar.
Selanjutnya dapat dilihat bahwa konsep-konsep budaya ini bersifat universal, tidak terbatas pada jenis organisasi tertentu saja, sehingga juga relevan pada institusi pendidikan, instansi pemerintah, organisasi swadaya masyarakat, organisasi nirlaba, atau organisasi jenis lain.
Sering kita mempertanyakan apa yang menyebabkan satu organisasi lebih baik dan lebih maju dari organisasi sejenis lainnya. Apa yang berbeda? Salah satu jawabannya adalah budaya organisasi, di samping hal-hal lain yang juga tentu saja berpotensi memengaruhi kinerja suatu organisasi.
Apa itu Budaya Organisasi?
Apa yang dimaksud dengan budaya organisasi? Secara umum budaya organisasi dapat meliputi kepercayaan, ideologi, prinsip dan nilai yang menjadi acuan dalam kegiatan dari organisasi sehari-hari.
Budaya organisasi bisa sebagian tertulis dalam peraturan atau dokumen yang menjadi panduan bagi organisasi, dan dapat tidak tertulis, tetapi tetap menjadi acuan bagi semua anggota dari satu organisasi dari hari ke hari.
Mungkin orang-orang dari luar lingkungan organisasi tertentu sering mendengar penjelasan “di sini sudah menjadi tradisi”. Memang benar, unsur-unsur dari budaya organisasi yang diterapkan secara konsisten dapat menjadi suatu “kebiasaan” atau “tradisi”.
Budaya organisasi berpengaruh pada perilaku orang perorangan di dalam organisasi dan bahkan juga pada orang di luar organisasi.
Pentingnya Budaya Organisasi
Budaya organisasi berperan dalam memberikan arah bagaimana perilaku dari anggota organisasi. Perilaku tersebut termasuk bagaimana anggota organisasi berinteraksi satu sama lain dan melakukan berbagai aktivitas sesuai dengan perannya dalam organisasi.
Setiap organisasi memiliki misi yang menjadi tujuan adanya organisasi tersebut. Misi tersebut turun menjadi kegiatan dan pekerjaan/tugas tertentu yang harus dilakukan anggota organisasi. Budaya organisasi yang sehat seharusnya mendukung tercapainya tujuan dari organisasi.
Pada saat ini, organisasi apapun jenisnya sangat memerlukan kerja sama yang baik dari semua anggotanya yang salah satunya tergantung pada cara berkomunikasi yang baik termasuk memberikan informasi yang benar dengan cara yang benar.
Setiap anggota organisasi sesuai dengan tugas dan fungsinya tentunya diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada capaian sasaran dari organisasi. Besar kecilnya kontribusi tersebut sedikit banyak tergantung pada pola pikir, pola kerja dan sikap orang baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.
Budaya organisasi yang mendorong terjadinya kerja sama yang baik, sikap bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan memberikan penghargaan pada prestasi akan dapat menjadi kekuatan suatu organisasi.
Budaya dimaksud harus dipahami secara baik oleh pimpinan dan anggota organisasi untuk selanjutnya dikomunikasikan, diterapkan dan dievaluasi dari waktu ke waktu.
Alat Pemersatu dan Identitas
Anggota organisasi umumnya memiliki latar belakang yang berbeda beda. Latar belakang dari segi ras/kesukuan, pendidikan, sosial, budaya dan kondisi ekonomi. Budaya organisasi berpotensi menjadi satu pemersatu karena menjadi acuan bersama yang mengatasi semua perbedaan latar belakang yang disebutkan tadi.
Budaya organisasi dapat menimbulkan rasa kebersamaan terutama dalam mencapai tujuan yang sama dari organisasi secara bersama sama. Budaya Organisasi juga dapat memberikan satu identitas kepada organisasi.
Budaya Organisasi dapat menjadi cerminan dari citra yang ingin diproyeksikan ke luar. Dalam organisasi bisnis budaya organisasi yang sehat dan konsisten akan tercermin pada kualitas produk dan layanan yang diberikan kepada pasar dan pelanggan.
Membangun Budaya Organisasi
Budaya organisasi yang baik dan sehat harus dirawat dan dipastikan dipahami, diterima, dan diterapkan secara maksimal oleh semua elemen dari organisasi. Budaya yang baik dengan berjalannya waktu bisa luntur atau hilang karena pergantian generasi dan erosi budaya.
Bila itu terjadi, maka perlu upaya pengenalan ulang dan revitalisasi budaya organisasi. Bila organisasi masih muda, belum memiliki budaya yang kuat maka budaya organisasi harus dibangun.
Beberapa tahapan yang dilalui dalam membangun budaya adalah:
Tahap Pengenalan Diri
Pada tahap ini harus dirumuskan atau ditinjau visi dan misi organisasi termasuk apa yang menjadi tujuan dari keberadaan serta kegiatan dari organisasi. Nilai, kepercayaan, prinsip dan ideologi apa yang ada atau yang ingin dianut dan diterapkan organisasi.
Tahap Penyusunan Konsep
Dari tahap pengenalan diri dilakukan perumusan budaya organisasi dengan memperhatikan kemudahan pemahaman dan keselarasan dengan peraturan perundang-undangan sehingga budaya organisasi tidak melawan hukum dan regulasi yang terkait dengan jenis organisasi. Budaya organisasi dapat dirumuskan dengan adopsi bagian bagian budaya organisasi lain yang sesuai dengan visi dan misi organisasi.
Tahap Edukasi
Pada tahap ini budaya organisasi dijelaskan dalam penyampaian yang positf dan bahasa sederhana. Lebih baik bila diberikan contoh contoh perilaku yang diharapkan dan rasional sebab apa perilaku tersedut penting bagi organisasi.
Tahap Penerapan
Budaya organisasi hanya akan berguna dan bertahan bila diterapkan sehari-hari secara konsisten oleh yang berada pada posisi paling atas hingga yang paling bawah. Contoh sehari-hari yang nyata adalah cara paling efektif untuk membangun budaya organisasi. Akan diperlukan penerapan insentif bagi yang menerapkan dan sanksi bagi yang tidak menerapkan.
Tahap Evaluasi
Secara berkala perlu dilakukan evaluasi dengan analisis pakar independen, survei opini, atau cara cara lain untuk mengukur seberapa jauh budaya organisasi sudah diterapkan sehari-hari. Evaluasi dimaksud harus dapat menjawab beberapa pertanyaan berikut:
Seberapa jauh penerapan budaya organisasi dipahami dan diterapkan?
Seberapa besar dampak positif bagi organisasi yang didapat dari penerapannya?
Apa kendala kendala dan tantangan yang ditemukan pada penerapannya?
Apakah diperlukan penyesuaian dari budaya sebagai akibat adanya perkembangan dan dinamika internal dan eksternal?
Langkah langkah apa yang perlu dilakukan sebagai tindak lanjut?
Contoh Prinsip dan Nilai
Ada beberapa contoh prinsip dan nilai yang menjadi bagian dari budaya dalam organisasi tertentu, Beberapa terdengar sangat umum/klasik namun tidak mengurangi pentingnya dalam mendukung kemajuan dan eksistensi dari suatu organisasi.
Contoh prinsip dan nilai dimaksud antara lain:
- Budaya mengutamakan pelanggan (pihak yang dilayani) baik internal dan eksternal
- Budaya bebas menyampaikan pendapat tanpa sanksi
- Budaya apresiasi prestasi kelompok (dibandingkan dengan prestasi perorangan)
- Budaya bicara dengan data (dan fakta)
- Budaya menjunjung tinggi kepentingan bersama (kepentingan organisasi di atas kepentingan satuan kerja dan/atau pribadi)
- Budaya berinisiatif dalam keadaan mendesak
- Budaya menghargai perbedaan dan hak privasi
- Budaya membangun organisasi yang terus belajar
Epilog
Budaya organisasi seharusnya menjadi sesuatu yang baik dan bila ada hal hal yang menjadi tradisi dan kebiasaan yang berdampak negatif maka hal tersebut bukanlah budaya organisasi yang dimaksud dalam tulisan ini.
Kebiasaan dan praktik yang tidak baik seharusnya ditinggalkan, lebih cepat lebih baik, demi keberlangsungan dan kemajuan organisasi, untuk selanjutnya digantikan dengan kebiasaan yang baik yang sejalan dengan budaya organisasi yang dirumuskan.
Budaya organisasi adalah satu komponen dari sistem manajemen yang memerlukan pemikiran yang matang, obyektif dan, bebas kepentingan kelompok. Kesulitan membangun budaya organisasi bisa jadi merupakan pertanda adanya masalah yang serius dalam moral dan etika di dalam organisasi.
Budaya yang tidak mendukung kemajuan lambat laun akan menjadi hambatan bagi kemajuan dan eksistensi suatu organisasi. Semoga kita bisa membangun dan menerapkan budaya organisasi yang baik dimanapun kita berada.
0 Comments