Berbagi Kebaikan, Lejitkan Kesuksesan, Menjadi Agen Pilihan

by Nurochman ◆ Active Writer | Dec 21, 2023 | Motivasi | 0 comments

“Berbagi kebaikan melejitkan kesuksesan”, sebuah untaian kalimat yang tanpa sadar sering terlantun dari lisan. Kalimat yang sederhana namun penuh makna. 

Kalimat yang jelas dan lugas menggambarkan hukum sebab dan akibat. Kalimat yang visioner memandu kita untuk mencapai sebuah tujuan. 

Ungkapan yang menuntun kita untuk senantiasa teguh berpegang pada suatu nilai, jika ingin mewujudkan sebuah harapan. Harapan yang semua orang pasti memilikinya, meskipun dengan konsepsi dan parameter yang beraneka warna.

Berbagi kebaikan melejitkan kesuksesan, merupakan prinsip kehidupan yang banyak diilhami oleh berbagai ajaran kebaikan, mulai dari ajaran agama hingga buah dari internalisasi nilai perikehidupan antarsesama manusia. 

Bahkan di Indonesia, berbagi kebaikan merupakan sebuah konsep kehidupan yang eksplisit termaktub dalam dasar negara. Sila kedua Pancasila yang berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab menanamkan fondasi dari sebuah bangunan kebaikan. 

Bangunan kebaikan yang seyogyanya menjadi rumah bersama seluruh elemen bangsa untuk bahu membahu menyemai dan menyebarkan nilai kebaikan. Nilai kebaikan yang universal, tidak tersekat oleh perbedaan suku, bangsa, juga bahasa.

Sebagai bagian dari sebuah bangsa besar bernama Indonesia, sepatutnya kita berbangga. Pengakuan atas kebesaran nusantara bukan saja karena luasnya lautan, bukan saja karena tingginya pegunungan yang tersebar di seluruh daratan Indonesia. 

Kebesaran bangsa kita, dimulai dari ketegasan sikap founding father kita yang menolak setiap bentuk penjajahan, karena hal tersebut bertentangan dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. 

Sikap kehidupan berbangsa yang secara konsisten ditanamkan ini, berhasil membangun budaya gemar berbagi kebaikan di negeri kita.

  The World Giving Index (WGI), sebuah laporan tahunan yang diterbitkan oleh Charities Aid Foundation menempatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan enam kali berturut-turut sejak 2018 hingga 2023 ini. 

Posisi Indonesia ini mengungguli 142 negara lain di seluruh dunia. Tiga variabel yang digunakan untuk mengukur indeks ini adalah:

  • kemauan berbagi kebaikan kepada orang asing/tidak dikenal, 
  • kedermawanan dengan menyumbang uang, serta 
  • frekuensi kegiatan sukarelawan.

Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), kita juga harus melakukan internalisasi nilai berbagi kebaikan. Hal ini sejalan dengan amanat Undang Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN, yang mengamanatkan kita untuk menerapkan nilai BerAKHLAK. 

Core value ASN ini merupakan akronim dari berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Nilai yang relevan dengan konteks pembahasan berbagi kebaikan ini adalah harmonis. 

Ia diuraikan sebagai sikap saling peduli dan menghargai perbedaan, dengan panduan perilakunya yaitu menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, suka menolong orang lain, serta membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Penerapan prinsip berbagi kebaikan yang merupakan salah satu core value ASN ini dapat kita lakukan di manapun dan kapanpun. Pembiasaan kita secara pribadi untuk gemar berbagi kebaikan, bisa kita mulai dari keluarga, di lingkungan kerja, hingga di lingkungan masyarakat. 

Kebiasaan berbagi kebaikan dalam keluarga akan menjadi fondasi yang kokoh dari bangunan kebaikan yang kita miliki. Dari fondasi inilah bobot dan kualitas kebaikan yang kita lakukan ditentukan. 

Semakin intens dan natural (ikhlas apa adanya, red) kebaikan yang kita bagi di keluarga, maka semakin tinggi ruh kebaikan yang kita miliki. Semakin tinggi ruh kebaikan yang kita lakukan akan semakin tinggi pula dampak keteladanan tersebut untuk orang dan lingkungan di sekitar kita. 

Sementara itu, berbagi kebaikan di lingkungan kerja juga sangat besar manfaatnya. Banyak peluang kebaikan yang bisa kita lakukan meskipun mungkin terlihat kecil. 

Namun, yakinlah bahwa sekecil apapun kebaikan itu akan tetap menjadi sebuah kebaikan. Bahkan, seringkali kita lihat bahwa kebaikan yang terlihat kecil untuk seseorang ternyata bernilai sangat besar bagi orang lainnya. 

Kebiasaan berperilaku senyum, salam, sapa, sopan, serta santun bisa menjadi salah satu contohnya. Sangat mudah dilakukan oleh orang yang terbiasa, namun sangat sulit dilakukan oleh orang yang tidak terbiasa. 

Tidak ada kata terlambat untuk memulai, mari sedikit demi sedikit kita latih diri kita untuk berbagi senyuman, berbagi salam, berbagi sapaan, serta berbagi sopan dan santun. 

Tentunya, sikap ramah ini juga harus dilakukan di dunia nyata ataupun dunia maya. Jangan sampai kita begitu dingin saat bertemu muka dengan teman, sementara di sisi lain begitu aktif di sosial media.

Pada saat semangat berbagi kebaikan telah tersebar di keluarga, teladan berbagi kebaikan telah dibiasakan di lingkungan kerja, maka praktik berbagi kebaikan di lingkungan masyarakat sekitar kita akan mengalir bagai mata air. 

Semakin intens kita berbagi kebaikan, peluang-peluang kebaikan lain akan terus berdatangan. Semakin sering kita berbagi kebaikan, maka naluri kita akan semakin responsif terhadap peluang kebaikan. 

Pada tahap itulah, sejatinya kita patut berbangga karena sesungguhnya kita telah terpilih menjadi agen kebaikan. Agen kebaikan yang bukan dipilih oleh manusia ataupun lembaga dunia, namun agen kebaikan yang dipilih oleh Sang Maha Kuasa, Allah SWT. 

Sungguh itulah kesuksesan yang tak ternilai dengan berbagai ukuran dunia. Namun kesuksesan yang akan membawa kita pada kemuliaan kehidupan yang paripurna.

0
0
Nurochman ◆ Active Writer

ASN alumni Program D-IV Akuntansi STAN dan Magister CIO ITB ini tertarik dengan berbagai program character building SDM baik di internal organisasi maupun di masyarakat. Sebagai pemegang LCCC, ia juga banyak terlibat dalam program pengembangan SDM melalui coaching dan mentoring. Ia juga aktif menginisiasi komunitas olahraga panahan diantaranya Bepeka Archery Indonesia, BAI Academy, Barebow Jakarta Selatan, serta MPRO Archery.

Nurochman ◆ Active Writer

Nurochman ◆ Active Writer

Author

ASN alumni Program D-IV Akuntansi STAN dan Magister CIO ITB ini tertarik dengan berbagai program character building SDM baik di internal organisasi maupun di masyarakat. Sebagai pemegang LCCC, ia juga banyak terlibat dalam program pengembangan SDM melalui coaching dan mentoring. Ia juga aktif menginisiasi komunitas olahraga panahan diantaranya Bepeka Archery Indonesia, BAI Academy, Barebow Jakarta Selatan, serta MPRO Archery.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post