
Jepang begitu terkenal dengan lingkungannya yang bersih. Bahkan, setelah hujan lebat melanda Tokyo pada tanggal 11 September 2025 dan terjadi banjir setelahnya, sekali lagi fakta membuktikan soal kebersihan ini.
Air banjir yang terlihat di ibukota Jepang itu bukan keruh berwarna coklat, tapi malah bening. Sebuah kondisi yang sangat sulit ditemui jika musibah banjir melanda sebuah area di negara-negara lain.
Bagaimanakah Jepang bisa begitu bersih, bahkan di saat kondisi musibah seperti itu? Hal ini dapat terjadi karena perilaku penduduknya yang sangat menjaga kebersihan baik di dalam rumah maupun di ruang publik.
Penduduk Jepang memilah sampah sejak dari rumah. Sampah dimasukkan ke kantong plastik yang memiliki warna berbeda untuk sampah yang bisa dibakar dan tidak bisa dibakar.

Jika mereka keluar rumah, sampahnya dibawa kembali ke rumah karena jarang sekali disediakan tempat sampah di tempat-tempat umum seperti taman, pasar, terminal, stasiun kereta, dan mal.
Sampah dimasukkan ke tas dan dibawa pulang ke rumah untuk selanjutnya dipisahkan sesuai kantong plastik yang diterima penduduk dari kantor dinas kebersihan.
Sampah ditempatkan di plastik sesuai peruntukannya, juga ada wadah terpisah untuk PET Bottle (botol minuman kemasan). Sampah ini dikumpulkan sampai hari pengambilan sampahnya tiba.
Kantong plastik berisi sampah terpilah itu diletakkan di tempat yang sudah ditandai secara khusus, digunakan bersama-sama untuk beberapa rumah tangga. Dilarang keras untuk meletakkan sampah di luar rumah atau di tempat yang sudah ditandai sebelum waktunya tiba. Sampah ini kemudian diangkut dalam truk tertutup ke tempat pembuangan sampah.
Selain dinas kebersihan, produsen minuman juga memberikan tempat sampah khusus untuk PET bottle ini. Botol-botol ini kemudian didaur ulang untuk dijadikan produk yang baru (recycle).
Jenis-jenis Kategori Sampah di Jepang
Sampah yang Bisa Dibakar (burnable trash)
Di Jepang, sampah yang masuk kategori dapat dibakar akan dikumpulkan dua kali seminggu dengan jadwal pengambilan di waktu tertentu yang sudah ditetapkan oleh pemerintah setempat.
Jenis sampahnya meliputi:

- Sampah organik: sisa makanan, sayuran, buah
Hanya bisa dibuang setelah airnya ditiriskan supaya mudah terbakar untuk menghemat penggunaan energi pembakaran.
- Sampah kertas: tisu toilet, popok.
- Kantong plastik dan bungkus: bungkus makanan, bungkus kado, bungkus permen, tas belanja
- Sepatu, sandal, sepatu bot
- CD (compact disc)
- Minyak goreng harus dipadatkan dengan menggunakan bubuk pemadat minyak (oil solidifier) yang membuat minyak mengeras seperti jeli sehingga bisa dibuang ke tempat sampah biasa sebagai sampah yang mudah terbakar. Selain itu, minyak bekas dapat juga dipadatkan dengan cara didinginkan atau diserap menggunakan kertas atau kain baru kemudian dibuang di plastiknya.
2. Sampah yang Tidak Bisa Dibakar (Non burnable trash)
Sampah yang tidak bisa dibakar akan dikumpulkan sebulan sekali dengan jenis sampah sebagai berikut:

– Plastik panjang: kabel plastik, selang, tali
– Plastik lain: kaset, rekaman video, disket
– Barang keramik: cangkir, piring, pot bunga, dan lainnya
– Kaca: vas bunga, kacamata, gelas, cermin
– Alat elektronik berukuran kecil: setrika, kaset radio, penanak nasi, dan lainnya
– Sampah besi dan logam
3. Sampah Berbahaya
Jenis sampahnya meliputi tabung fluoresens, bola lampu, korek api gas, kaleng semprotan, thermometer, batere. Penanganan sampah berbahaya berbeda dengan jenis sampah lainnya.

4. Sampah Berukuran Besar
Jenis sampahnya meliputi lemari, rak buku, meja, sofa, kursi, kasur, karpet, selimut, tas besar, seperti tas golf, mainan di atas 50 cm, sepeda, sepeda motor di bawah 60cc, kipas angin, penyedot debu. Untuk sampah berukuran besar, harus menghubungi kantor pemerintah setempat dan juga ada jadwal pengambilan khusus.
5. Sampah Daur Ulang
Sampah daur ulang botol-botolan yang meliputi wadah kaca kosong (cap harus dilepas), kaleng timah, kaleng alumunium (kaleng jus dan bir). Semuanya harus di tempat sampah yang berbeda.
Botol air minum yang memiliki angka 1 di dalam simbol segitiga juga harus dibuang ke tempat sampah yang terpisah. Namun, sebelumnya tutup botol harus dilepas, dicuci, kemudian dibersihkan, dan ditekan dengan cara diinjak untuk menghemat tempat penyimpanan.
Edukasi Pengelolaan Sampah di Jepang
Edukasi soal pengelolaan sampah di Jepang sangatlah disiplin dan berkesinambungan sehingga kesadaran masyarakat soal sampah pun meningkat. Cara pengelolaan sampah yang baik pun akhirnya terus berjalan sehingga minim yang buang sampah sembarangan.
Tindak Lanjut Pemilahan Sampah
1. Daur Ulang Sampah
Mendaur ulang sampah sudah menjadi kebiasaan masyarakat Jepang dalam mengolahnya kembali agar lebih bermanfaat. Bahkan terdapat ruas jalan raya yang campuran aspalnya dilapisi bahan yang terbuat dari sampah daur ulang.
Jenis sampah lainnya juga diolah menjadi berbagai macam alat rumah tangga atau barang lainnya yang lebih berguna dan bermanfaat.
2. Membersihkan Sampah Sebelum Dibuang
Sampah yang bersih adalah bukti bahwa warga Jepang disiplin mengelola sampah. Banyak dari warganya harus mencuci bersih sampah sebelum dibuang ke tempat sampah. Bila warga Jepang sedang dalam perjalanan dan tidak sempat mencucinya, maka harus membawa kantong plastik sendiri untuk dibuang di rumah.
3. Kerapihan Dijaga saat Membuang Sampah
Sampah dibuang dalam keadaan rapi dan tidak berserakan di pinggir jalan. Plastik sampah dikumpulkan di tempat yang sudah ditentukan, ditandai dengan jarring plastik berwarna sesuai dengan jenis sampahnya. Plastik disediakan dari pemerintah setempat.
Pada umumnya plastik yang dibagikan berukuran 45 liter sehingga bisa menampung sampah sampai hari pengumpulan.
4. Jadwal Pembuangan Sampah sesuai Jenisnya
Jepang memiliki jadwal yang ketat dalam pembuangan sampah. Semua jenis sampah memiliki jadwalnya tersendiri. Jadwal pembuangan sampah akan berbeda di setiap kota. Di kota Kofu (Yamanashi Prefecture), jadwal buang sampah yang bisa dibakar adalah hari Selasa.
Waktu buang sampah dari jam 10 pagi hingga jam 12 siang. Bila sampah dibuang lewat dari jam tersebut, sampah tidak akan diambil oleh pihak pengelola sampah dan harus menunggu jadwal pengambilan selanjutnya, dan sampah harus disimpan di dalam rumah.
Tentu saja kondisi ini akan membuat suasana rumah menjadi kurang nyaman karena banyaknya sampah di dalam rumah.
Lesson learned
Dari penjelasan di atas, sepertinya pengelolaan sampah adalah upaya yang mudah karena sudah ada pemilahan sampah dari tempat awal produksi sampah, yaitu rumah. Indonesia bisa menerapkan hal ini karena banyak keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan sampah yang baik.
Lingkungan menjadi bersih, sungai-danau-laut menjadi bersih, sampah yang dibakar bisa digunakan untuk menghasilkan energi listrik, sampah yang tidak bisa dibakar bisa didaur ulang menjadi peralatan lain yang bermanfaat dan bisa menghasilkan cuan untuk masyarakat.














0 Comments