Vaksin, Antigen, Protokol Kesehatan, dan Keterkaitannya dengan Tradisi Mudik Lebaran

by | Apr 21, 2022 | Birokrasi Melayani | 0 comments

Picture from pngtree.com

Mudik lebaran adalah salah satu tradisi tahunan masyarakat Indonesia dalam rangka silaturahmi dengan sanak saudara di kampung halaman, khususnya mereka yang merantau bekerja di kota. Sejak pandemi Covid-19 melanda pada awal tahun 2020 pemerintah memberikan larangan mudik guna mencegah penyebaran virus ini.

Namun, kebijakan itu tidak serta-merta menurunkan animo masyarakat untuk mudik lebaran. Memang dilarang, tapi masih ada sebagian kecil yang melakukannya meskipun dengan cara sembunyi-sembunyi, misalnya melewati jalur tikus agar tidak ketahuan oleh aparat.

Tradisi mudik ini selalu diwarnai cerita setiap tahunnya: tingkat kemacetan yang melonjak tinggi, angka kecelakaan lalu lintas yang meningkat, tunjangan hari raya (THR) yang telat dibayar perusahaan, sarana prasarana yang belum memadai seperti jalan rusak, hingga melambungnya harga tiket kendaraan umum nan memberatkan kantong masyarakat.

Mudik Lebaran di Masa Pandemi Covid-19

Meskipun tidak mudah dan perlu beberapa pengorbanan, tradisi mudik tak kehilangan daya tarik. Terlebih, setelah pemerintah menetapkan cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah/Tahun 2022 yang memberikan waktu cukup panjang untuk “liburan”.

Dengan tambahan cuti bersama, liburan akan berlangsung mulai tanggal 29 April hingga 8 Mei 2022, pada beberapa pekan sebelum idul fitri sudah diprediksi animo masyarakat untuk mudik akan begitu tinggi. Semacam pengobat rindu, membalaskan kegalauan setelah dua tahun “dilarang” berlebaran di kampung halaman.

Meskipun akhir-akhir ini situasi semakin membaik, ditandai dengan penurunan kasus Covid-19 dan mulai bergeliatnya kembali roda perekonomian, namun pandemi belum berakhir dan masih perlu mendapatkan perhatian kita semua. Tentu, kita tak berharap kembali ke masa-masa sulit ketika angka penularan Covid-19 sedang tinggi-tingginya dengan segala konsekuensinya.

Sebagaimana diberitakan dalam berbagai pemberitaan online, syarat mudik adalah sudah divaksin booster atau dengan terlebih dahulu melakukan tes antigen/PCR. Kebijakan itu tentunya memotivasi masyarakat berbondong-bondong melakukan vaksin agar bisa mudik ke kampung halaman, bukan berdasarkan kesadaran akan pentingnya vaksin Covid-19.

Permasalahan yang Mungkin Terjadi

Di samping permasalahan rutin yang biasa terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, pada musim mudik lebaran tahun ini dimungkinkan akan terjadi permasalahan yang lain, di antaranya:

  1. Stok vaksin yang tidak mencukupi tingginya kebutuhan masyarakat
  2. Oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan situasi agar medapatkan keuntungan/Rupiah dengan cara yang tidak benar/ilegal, seperti pemalsuan sertifikat vaksin dan hasil antigen dengan tarif tinggi
  3. Naiknya angka kasus dan meluasnya penyebaran Covid-19
  4. Timbulnya kerumunan yang mengabaikan protokol kesehatan karena animo masyarakat yang begitu tinggi untuk vaksinasi justru menyebabkan penyebaran Covid-19

Permasalahan tersebut dapat muncul karena kurang siapnya pihak-pihak yang berkepentingan, kurangnya pengawasan, serta kesadaran masyarakat yang masih rendah. Permasalahan tersebut hendaknya menjadi perhatian seluruh pihak dan harus ada solusi yang tepat agar mudik lebaran tahun ini tidak menimbulkan masalah yang baru yaitu meningkatnya angka penularan Covid-19.

Peran Pemerintah dan Masyarakat

Permasalahan yang mungkin terjadi, sebagaimana disebutkan di atas, memerlukan perhatian dari pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk menyukseskan dan menjamin mudik lebaran tahun ini berjalan dengan aman dan lancar, serta tidak meningkatkan penyebaran Covid-19 pascamudik lebaran.

Pemerintah hendaknya menetapkan kebijakan yang rinci dan efektif serta melaksanakan pengawasan terhadap kebijakan tersebut agar penyebaran Covid-19 tidak meningkat atau bahkan bisa ditekan.

Kebijakan ini hendaknya berisi aturan tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi, penyediaan vaksin Covid-19, mekanisme vaksin dan antigen,  pengaturan sarana transportasi, dan pelaksanaan protokol kesehatan, untuk memberikan kepastian kepada masyarakat.

Pelaksanaan kebijakan yang diambil tidak akan efektif jika tidak ada pengawasan dari berbagai pihak seperti kementerian terkait pada level pemerintah pusat dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait pada level pemerintah provinsi, dan kabupaten/kota.

Pengawasan mempunyai peran yang sangat penting dalam menyukseskan tradisi mudik lebaran tahun ini, khususnya dalam rangka menekan angka penyebaran Covid-19, misalnya pengawasan pelaksanaan vaksinasi untuk menghindari vaksin kadaluarsa, adanya joki vaksin, dan vaksin kosong seperti kasus-kasus sebelumnya.

Pengawasan ini dapat dilakukan melalui monitoring, evaluasi, bahkan audit. Di samping itu, kesadaran masyarakat juga berperan sangat penting. Perlu adanya edukasi kepada masyarakat untuk mengubah pola pikir bahwa vaksin adalah untuk mencegah penyebaran Covid-19 bukan hanya sebagai syarat mudik.

Jika pola pikir itu tidak berubah maka dimungkinkan masyarakat berusaha mendapatkan sertifikat vaksin palsu atau melakukan tes antigen/PCR dengan cara ilegal melalui oknum tertentu, dengan dalih “yang penting bisa mudik”.

Epilog: Langkah Kongkret yang Harus Dilakukan

Perlu dilakukan langkah-langkah kongkret untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul pada tradisi mudik lebaran tahun ini, melalui aturan atau kebijakan pemerintah yang lebih rinci disertai dengan sosialisasi kepada masyarakat.

Edukasi terhadap masyarakat akan pentingnya vaksin untuk kesehatan serta pengawasan pada pelaksanaan kebijakan tersebut akan mendorong suoaya tradisi mudik lebaran tahun ini tidak menimbulkan masalah baru di kemudian hari berupa penyebaran/penularan Covid-19 yang semakin tinggi.

Kepedulian dari semua pihak yang terkait menjadi prasyarat dilakukannya mitigasi risiko serta aktivitas  pengendalian yang mendukung tradisi mudik lebaran. Kebijakan pemerintah memperbolehkan mudik lebaran tahun ini pastinya akan menggerakkan roda perekonomian Indonesia yang sedang bangkit pascapandemi.

Semoga dampak baiknya, berupa pertumbuhan ekonomi yang menggeliat kembali, dirasakan hingga kalangan bawah dan meluas tidak hanya di kota-kota besar namun menjangkau hingga daerah-daerah tujuan mudik.

Mudik Sehat, Silaturahmi Terjaga!

0
0
Binar Dian ◆ Active Writer

Binar Dian ◆ Active Writer

Author

ASN/ AUDITOR MUDA pada APARAT PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH (APIP) di Salah Satu Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post