Generasi Z, Apakah Bisa Diandalkan di Dunia Kerja?

by | Mar 25, 2023 | Birokrasi Berdaya | 0 comments

Generasi Z (Gen-Z) perlahan-lahan mulai naik ke permukaan. Membludak dan memenuhi bursa pencari pekerjaan. Gen-Z berangsur-angsur lulus dari bangku kuliah dan dituntut untuk mencukupi hidupnya. Beberapa sudah mulai masuk di perusahaan, kantor, dan sektor-sektor tempat kita bekerja.

Generasi Z lahir dan besar seiring dengan teknologi yang mulai berkembang, sehingga generasi ini juga disebut “digital natives” atau penutur asli digital, maupun dijuluki “iGeneration” atau generasi internet. 

Siapakah Gen-Z?

Dalam jurnal karya J.D. Pozzulo, dkk yang berjudul “The Z Generation: Examining Perpetrator Descriptions and Lineup Identification Procedures”,  julukan Gen-Z adalah untuk orang yang lahir pada tahun 1990an – 2000an. Sementara dalam Wikipedia rentan waktu sedikit berbeda, Gen-Z  adalah julukan untuk orang yang lahir pada tahun 1996 – 2009 yang pada tahun ini berusia 14-27 tahun. 

Terlepas dari perbedaan rentang waktu kelahiran Gen-Z tersebut, ciri-ciri yang dimiliki Gen Z antara keduanya mempunyai kesamaan, yaitu dimulai saat teknologi mulai masuk di garis start peradaban. 

Gen-Z sudah mengenal teknologi sejak mereka lahir. Di usia yang masih kecil, generasi ini sudah mulai mahir dalam menggunakan gawai ataupun komputer. Gen-Z merasakan proses perkembangan teknologi. 

Dari menggunakan HP Nokia batang yang kokoh sampai smartphone dengan fitur-fiturnya yang canggih dan memudahkan. Dari mulai sinyal 3G sampai merasakan betapa enaknya berselancar menggunakan 5G. 

Oleh sebab itulah, Gen-Z sangat menyukai kemudahan dan kecepatan.  Bahkan untuk berkomunikasi dengan orang di lain di benua lain, hanya membutuhkan beberapa menit saja untuk dapat terhubung. Semakin mudah dan cepat sesuatu itu bekerja, maka Gen-Z akan menilai adanya kemajuan pada sesuatu tersebut. 

Tidak Suka Bekerja Pelan

Pola pikir ini membuat Gen-Z tidak menyukai sesuatu yang bekerja pelan. Itu sebabnya marketing plan yang menyasar Gen-Z menggunakan prinsip mudah dan cepat untuk memperbanyak penjualan, meninggalkan cara-cara lama yang ribet dan lama. 

Cara menjadi kaya dengan instan menjadi  konten menarik dan naik daun. Binomo yang menjanjikan investasi dengan kemudahan dan keuntungan cepat menjadi laris pemain, walaupun akhirnya adalah penipuan. 

Tidak sabar akan proses dan usaha menjadi bagian ompong Gen-Z. Kemudahan dan kecepatan yang disajikan oleh teknologi menjadi keuntungan sekaligus ancaman nyata untuk Gen-Z.  

Kemalasan akan menjadi bagian yang tidak terelakkan dengan pasar perkembangan teknologi yang menyajikan kemudahan dan kecepatan.  Kepercayaan diri untuk menggunakan usaha maksimal diri sendiri untuk mencapai tujuan, menjadi sangat minim peminat karena usaha instans lebih diminati. 

Begitu juga dengan bentukan teknologi yang dirancang untuk mengerjakan berbagai pekerjaan sekaligus, menjadikan fokus dalam menyelesaikan permasalahan mengalami benturan distraksi  yang membuat kecepatan dalam melakukan sesuatu lebih penting dari pada ketepatan. 

Gen-Z menjadi generasi dengan dampak globalisasi yang nyata terlihat.

Kemudian, pertanyaannya menjadi; Apakah Generasi Z bisa diandalkan di dunia kerja?

Mengefektifkan SDM Gen-Z

Berdasarkan Jurnal karya TAYFUN ARAR dan IHSAN YUKSEL dari Kırıkkale University, Turkey yang berjudul “HOW TO MANAGE GENERATION Z IN BUSINESS LIFE?” dituliskan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia Generasi Z akan sangat efektif apabila memperhatikan manajemen yang tepat, sikap manajer, kondisi tempat kerja, dan waktu kerja yang tepat. 

Jadi dari tulisan itu disimpulkan 4 faktor untuk manajemen Gen-Z yang efektif, yaitu sistem, relasi manajer, tempat, dan waktu.

Dalam Fundamentals of Management Essential Concepts and Application dari Robbins, S. P., DeCenzo, D.A.  2008, disebutkan bahwa ada 2 tipe manajemen organisasi. Yang pertama adalah organisasi mekanik atau birokrasi yang memiliki 6 ciri, yaitu: 

  • organisasi yang kental hierarki, 
  • tugas tetap, 
  • banyak peraturan, 
  • komunikasi yang formal, 
  • keputusan terpusat, dan 
  • struktur yang panjang. 

Tipe ini sangat cocok untuk generasi sebelum generasi Z. Tapi untuk generasi Z, tipe yang tepat adalah tipe yang kedua,yaitu tipe organik dengan memiliki 6 ciri berikut:

  • organisasi yang bersistem kolaborasi, 
  • pekerjaan yang adaptif, 
  • sedikit aturan, 
  • komunikasi informal, 
  • keputusan yang terdesentralisasi, dan 
  • struktur yang datar.

Choosing innovation as a strategy which leads to the word that is technology that is also related with the generation Z is the key of the organic structures,” pernyataan ini menjelaskan sistem yang tepat untuk Gen-Z.

Tidak Suka Digurui

Untuk kunci relasi Manajer dijelaskan oleh Peterson, H. dalam Here’s Everything You Should Know about Generation Z, disebutkan bahwa jalan pertama untuk seorang manajer me-manage generasi Z adalah untuk tidak menjadi bos yang menggurui.

Hal itu karena Gen-Z tidak ingin digurui, dan menjadi seperti pemimpin yang dekat akan lebih sesuai untuk gen-Z. Memberdayakan dan memotivasi akan membuat peningkatan kepada performa Gen-Z. 

Memperlihatkan keadilan bahwa setiap orang bisa menyampaikan pikirannya masing-masing dalam membuat keputusan dan memberikan mereka peluang untuk bekerja dengan mencari cara tercepat akan sangat menarik minat Gen-Z, walaupun akan ada konsekuensi kesalahan untuk ini.

Pernyataan lain juga disampaikan oleh Bovée, C.L., Thill, J.V., dan Mescon, M.H. dalam Excellence in Business, disebutkan bahwa Cara untuk memanajeri generasi-Z untuk membuat pekerjaan yang maksimal adalah dengan membuat hubungan yang pas antara skill dalam bekerja dengan pekerjaan yang diberikan. 

Mobility and Flexibility

Melibatkan dengan perencanaan dan evaluasi juga akan memicu semangat berpartisipasi, karena akan menambah rasa freedom dan independence dalam diri generasi Z. 

Dua hal ini menjadi bagian yang tak terpisahkan selalu dicari oleh Gen-Z, selain kebutuhan akan komunikasi secara lisan maupun tulisan yang dapat menyelesaikan urusan pekerjaan dengan baik. 

Dalam jurnal yang sama, mengutip dari Mitchell, disebutkan bahwa generasi Z akan lebih sadar akan kebutuhan masing-masing, mungkin memilih untuk bekerja lebih sedikit, menginginkan lebih banyak fleksibilitas dalam pekerjaan dan pelatihan mereka, dan dengan lebih banyak ruang untuk menemukan kembali passion dan minat masing-masing. 

Menjadi bagian umum bahwa Gen-Z tertarik dengan pekerjaan yang mempunyai nilai mobility and flexibility

Bekerja dari rumah atau dari mana saja dengan menggunakan komputer maupun teknologi komunikasi sehingga bisa berhubungan dengan rekan kerja, mananjer, rekanan bisnis maupun konsumen mempunyai nilai mobility dan flexibility yang baik. Dan menjawab akan kunci tempat dan waktu.

Apabila lingkungan yang mendukung dengan sistem organik, dengan minimal tekanan dan luasnya kesempatan serta mobilitas dan fleksibilitas yang diberikan tidak disalahgunakan, maka Gen-Z akan memberikan keefektifan dan keefisienan dalam mengerjakan pekerjaannya dan meningkatkan nilai tempatnya bekerja. 

Jadi: Gen-Z Sangat Bisa Diandalkan!

CEO bisnis, Sundt, J. Gen Z, dalam artikel di http://www.huffingtonpost.com  mengatakan bahwa “Gen-Z is the most special one and the one who can add value us so with the previous generations help they can make the world better, they just need some help about it”

Oleh sebab itu, maka pertanyaan apakah Gen-Z bisa diandalkan di dunia kerja, jawabannya bisa dan sangat bisa diandalkan karena dengan keahliannya, Gen-Z sangat dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan pasar. Walau demikian, peranan generasi sebelumnya dalam membuat sistem, relasi manajer, tempat, dan waktu yang sesuai dengan karakteristik Gen-Z memegang kunci keberhasilan dalam me-manage Gen-Z .

3
0
Mustain Ibad ♥ Associate Writer

Mustain Ibad ♥ Associate Writer

Author

Pengelola Penyelenggaran Diklat di BKPSDM Kab. Bondowoso, Provinsi Jawa Timur

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post