Bergulirnya Kembali Kompetisi Sepakbola di Tanah Air adalah Kesungguhan Kita Bersama

by | Mar 16, 2021 | Birokrasi Berdaya, Birokrasi Melayani | 0 comments

Masyarakat Indonesia begitu antusias agar kompetisi sepak bola berjalan lagi, meskipun situasi masih pandemi. Hal ini juga menjadi harapan para pengurus klub-klub sepakbola hingga pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

Berbagai media olahraga juga memuat berita tentang harapan insan sepak bola. Rupanya, mereka juga sudah rindu menonton dan memberitakan tentang liga sepak bola Indonesia. Di media sosial, masyarakat mencoba menggaungkan hastag #AyoMainLagi. Dengan aksi semacam ini, mereka mengharapkan agar liga sepak bola dapat bergulir kembali.

Sementara di negara-negara lain seperti di kawasan Amerika dan Eropa, kompetisi telah dimulai meskipun wabah juga masih melanda. Termasuk juga di kawasan Asia dan Asia Tenggara, kompetisi sepakbola tetap bergulir dengan penyesuaian protokol Kesehatan Covid-19 dan diselenggarakan tanpa penonton. Bahkan, ada pula negara Afrika yang menyertakan penonton namun secara terbatas.

Kerinduan Akan Kompetisi Sepak Bola

Masyarakat Indonesia selama ini hanya dapat menonton berbagai pertandingan sepak bola liga-liga nun jauh di luar sana. Di antaranya liga Inggris, Spanyol, Italia, dan Jerman. Juga kompetisi bergengsi yang saat ini sedang digelar, seperti liga Champions dan liga Eropa. Liga tersebut juga tetap digelar meskipun tanpa penonton.

Wabah Covid-19 yang melanda negeri kita rupanya juga berdampak terhadap dunia sepak bola. Terjadi stagnasi dalam dunia persepakbolaan. Klub-klub sepak bola dilanda kebingungan karena timbulnya kesulitan finansial operasional.

Sementara, banyak yang meyakini dengan adanya kompetisi roda ekonomi akan berputar. Sepak bola telah menjadi sebuah ekosistem yang di dalamnya saling berkaitan antara pelaku dan industri sepak bola.

Penundaan kompetisi sepak bola banyak membuat pemain, pelatih, wasit panitia pertandingan, manajer klub, maupun pengurus stadion yang menjadi pengangguran. Bahkan, untuk menyangga kehidupan ekonominya mereka beralih profesi menjadi pedagang, membuka warung kecil, menjadi tukang ojek on-line, dsb. Ketika tak ada pertandingan, maka mereka kehilangan pekerjaan dan penghasilan.

Demikian juga dengan masyarakat sekitar stadion yang masih berharap penuh akan adanya suatu pertandingan. Banyak warung makan, toko cinderamata, atau souvenir, dan bisnis kecil-kecil lainnya yang harus tutup karena tidak ada pembeli.

Kegalauan Menpora

Dari sisi pemerintahan, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) begitu perhatian untuk melakukan harmonisasi dan koordinasi, serta kolaborasi kepada seluruh pengurus cabang olahraga. Perhatiannya ini pun berujung pada kegalauan.

Menpora mencoba untuk selalu mendengar serta menerima masukan-masukan dari para pengurus induk cabang olahraga (cabor) dan seluruh stakeholder olahraga Indonesia. Bbersinergi dalam rangka meningkatkan prestasi olahraga Indonesia menjadi suatu hal yang penting.

Menurut Undang Undang Sistem Keolahragaan Nasional (UUSKN) Nomor 3 Tahun 2005 pasal 13, Pemerintah mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan secara nasional.

Namun, Menpora selaku wakil pemerintah justru mencoba berbagi kewenangan kepada pemerintah daerah agar kegiatan keolahragaan tidak dilakukan secara terpusat. Hal itu karena kekhawatiran akan terjadinya lagi konflik kepentingan dan menghindari sejarah lama yang buruk ketika olahraga menjadi ladang korupsi.

Salah satu kegalauan Menpora adalah melihat perkembangan dunia olahraga, termasuk sepak bola, yang prestasinya tidak kunjung meningkat pesat. Sementara, sudah setahun kegiatan atau kompetisi sepak bola di penjuru negeri seolah mati suri sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

Bahkan, liga sepak bola Indonesia yang sempat dimainkan beberapa pekan pada tahun lalu, akhirnya terpaksa tidak dilanjutkan akibat wabah Covid-19 yang semakin menyebar.

Upaya Mengaktifkan Kembali Kompetisi

Sebenarnya pengurus PSSI maupun para penyelenggara kompetisi sudah banyak berbuat. Mereka melakukan berbagai koordinasi dengan pihak terkait, termasuk Satgas Covid-19 Nasional, untuk memberikan keyakinan bahwa pertandingan akan dijalankan sesuai dengan protokol Kesehatan.

Akhirnya, dibuatlah kesepakatan antara pengurus, penyelenggara, dan Satgas Covid-19 untuk memberikan izin, sepanjang pertandingan menerapkan protokol kesehatan. Kesepakatan itu berlaku untuk rencana pertandingan yang akan digulirkan, yakni Liga 1 dan 2 pada tahun 2020 dan 2021.

Terhadap rencana pertandingan untuk wilayah barat yang akan diadakan di kota Yogyakarta pun dilakukan berbagai koordinasi oleh Pengurus PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) dengan Kapolda DI Yogyakarta, Pemda DIY, Pemkab Bantul, dan Pemkab Sleman.

Berikutnya, pemerintah diwakili Menpora melakukan pendekatan kepada Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) POLRI, Kapolda Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk melakukan pertemuan dengan Kepala Satgas Anti Mafia Bola di Polda Metro Jaya, Kapolda DKI Jakarta.

Pendekatan juga dilakukan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan membuat MoU tentang penyelenggaraan Olahraga yang Aman dari Covid-19.

Akhirnya pada awal tahun 2021, Pengurus PSSI dan PT LIB mencoba melakukan pertemuan dengan Menpora Zainudin Amali, untuk meminta dukungan dan menjelaskan berbagai program kegiatan dan koordinasi lintas instansi yang telah dilakukan.

Menpora berjanji akan mencoba membantu PSSI agar kejuaraan liga sepakbola bisa bergulir kembali. Komitmen tersebut muncul karena sesuai dengan janji amanah belaiu kepada Presiden RI untuk meningkatkan prestasi olahraga nasional dan regional termasuk sepakbola.

Upaya untuk memperoleh izin dari Kepolisian RI tersebut tampaknya mulai menemukan titik terang. Setelah Menpora melakukan pertemuan dengan Kapolri yang baru (8/2/2021), Kapolri berjanji untuk membicarakan titik permasalahan terutama hal-hal yang bersifat teknis terkait dengan penegakan aturan terkait protokol kesehatan.

Dalam pertemuan tersebut, pada prinsipnya Kapolri mendukung kegiatan kepemudaan dan olahraga sepanjang dilaksanakan sesuai protokol kesehatan. Oleh karena itu, Kemenpora bersama PSSI dan PT LIB akan menyiapkan dokumen perizinan yang lebih detail, terutama yang menyangkut protokol kesehatan selama kompetisi bergulir.

Pentingnya Masyarakat Menjaga Komitmen Bersama

Jantung sepakbola Indonesia akhirnya berdenyut lagi setelah Kapolri yang baru, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, memberikan izin turnamen pramusim Liga 1 Tahun 2021.

Menpora paham, pemerintah saat ini sedang berupaya keras untuk mengatasi pandemi COVID-19 beserta dampaknya. Namun, sebagai Menteri yang ditugaskan Presiden mengurusi bidang olahraga, beliau mencoba mencari solusi yang tepat.

Kegiatan olahraga, khususnya sepakbola harus bisa berjalan lagi, namun dengan penerapan protokol kesehatan dan kedisiplinan. Keberhasilan Zainudin Amali ‘menjemput’ izin dari Kapolri mendapatkan banyak pujian dari masyarakat pecinta sepakbola nasional (Viva.co.id, 19/2/2021).

Turnamen pramusim Liga 1 Tahun 2021 yang dinamakan Piala Menpora Tahun 2021 merupakan inisiatif dari PSSI dan PT LIB. Turnamen tersebut umumnya dilakukan untuk mengisi kekosongan pada saat jeda kejuaraan kompetisi sebenarnya belum berjalan.

Pemberian izin keramaian yang dilakukan oleh kepolisian tersebut, menurut hemat saya, karena adanya kepercayaan yang timbul dengan melihat sosok Menpora yang selalu menjaga komitmen dalam memegang amanah. Selain itu, terlihat juga aktivitas Menpora yang selalu berhasil mengatasi konflik kepentingan yang terjadi dalam dunia keolahragaan.

Namun demikian, Menpora pun meminta masyarakat agar terlibat aktif menyukseskan kegiatan ini walau di masa pandemi. Semua pemangku kepentingan sepak bola Indonesia harus mempunyai komitmen yang kuat untuk melaksanakan protokol kesehatan.

Pada saat liga bergulir, seluruh pemain, ofisial, dan panitia penyelenggara liga harus menjalani protokol kesehatan yang ketat. Lebih baik lagi, jika mereka diberikan prioritas mendapatkan vaksinasi, untuk mengoptimalkan pencegahan penularan Covid-19 pada saat pertandingan.

Seperti di negara-negara lain, kejuaraan Piala Menpora juga tidak boleh dihadiri penonton. Menpora telah membuat kesepakatan antara PSSI, PT LIB, dan kontestan Liga 1 untuk menggelar pertandingan tanpa penonton dan melarang nonton bareng (nobar).

Komitmen tersebut harus dipatuhi oleh insan sepak bola Indonesia jika ingin kompetisi berlangsung lancar. Dengan kata lain, penggemar sepak bola cukup menonton pertandingan sepak bola melalui televisi di rumah saja.Dalam hal ini, pihak PSSI dan PT LIB juga sudah membuat komitmen dengan pimpinan klub suporter seperti Aremania, Bobotoh Persib, The Jakmania, dan Bonek. Pimpinan klub suporter tersebut diminta untuk ikut aktif melarang anggotanya untuk melakukan kerumunan, seperti mengunjungi stadion, bergerombol di jalanan, dan mengadakan acara nobar.

Menpora juga mengatakan bahwa insan sepak bola Indonesia harus ikut bertanggung jawab mencegah terjadinya kerumunan di masa pandemi. Apabila ada fans yang berkerumun, Menpora mengizinkan POLRI untuk membubarkan dan memberi sanksi yang tegas kepada mereka. Atau jika perlu, sanksinya berupa pembatalan pertandingan sepak bola kembali.

Oleh karena itu, mari kita bersama menjaga kepercayaan yang diberikan Kepolisian RI dan pemerintah agar Piala menpora tahun 2021 berjalan dengan sukses. Bahkan, Kapolri sudah menyatakan bahwa  Turnamen Pra musim Liga 1 atau disebut Piala Menpora sebagai indikator untuk mempertimbangkan pemberian izin kompetisi Liga 1 dan 2 tahun 2020-2021 bisa digulirkan Kembali.

Referensi:

  1. Berharap Liga Sepak Bola Bergulir Kembali, Yuli Harsono, 17 Februari 2021, www.kompasiana.com
  2. Terus Dukung Kompetisi bergulir, PT LIB Apresiasi kemenpora, Arief Apriadi, 3 Februari 2021, ww.suarakarya.com
  3. Kapolri Baru Keluarkan Izin Untuk Piala Menpora, www.bola.com


0
2
Subroto ◆ Professional Writer

Subroto ◆ Professional Writer

Author

Kepala Biro Keuangan Kementerian Pemuda dan Olah Raga. Lebih dikenal dengan panggilan akrab Cak Bro. Hobinya menulis secara otodidak mengenai permasalahan organisasi tentang SDM, audit, pengawasan, dan korupsi. Pernah menerbitkan buku koleksi pribadi "Artikel ringan Cakbro: Sekitar Tata Kelola Organisasi" dan "Bunga Rampai SPIP". E-mail: [email protected] Blogger: Cakbro. Blogspot.com

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post