“Kupu-Kupuku Yang Tak Akan Kembali”

by | Jan 27, 2018 | Sastra | 8 comments

Hari ini,

Kulepas kau dari hatiku,

Ketika aku sedang menunggu secangkir hot cappucino datang ke mejaku,

Sambil berselancar di dunia maya bersama leptop pink-ku

 

Itu kamu

Ada ia di sampingmu

Ia

Bukan aku

 

Aaaahh….

Padahal aku tak pernah benar-benar ingin melepasmu

Meski, ya, aku melepasmu

Karena aku mencintaimu

 

Ah, aku khawatir kau tidak menangkap maksudku dengan jelas

Baiklah, sekali lagi: aku mencintaimu

Maka dari itu aku memberikanmu kesempatan untuk memilih ia dibanding aku

Karena aku percaya pada ayat yang sering aku dengar bahwa cinta semestinya membebaskan

Love should be free

Sampai akhirnya ketololanku terbukti

Salahku telah berjudi

 

Saat itu aku mulai menghitung pada tiap purnama yang bergulir,

Satu-dua purnama tak mengapa,

Tiga-empat-lima,

Berarti pertanda bahwa enam-tujuh purnama adalah suatu masa

yang tidak memerlukan bilangan ke-delapan dan ke-sembilan

 

“Cukup”, kataku sendiri

“Aku sudah tak mau lagi menunggu”

Dan bersamaan dengan datangnya seorang pelayan yang membawakan secangkir hot cappucino yang  beraroma,

Aku mengaktifkan WhatsApp-ku,

Menyortir namamu,

Lalu mem-block-mu di contact list-ku

 

Are you sure you want to block “kupukupu” from your contact list?

Yes?

No?

Done

 

Maka hari ini,

Kulepas kau dari hatiku

Tidak hanya nyatamu,

Tapi juga mayamu

***

*) Tulisan ini hasil daur ulang. Awalnya dibuat dalam rangka mengikuti lomba KKDH – Kulepas Kau Dari Hatiku, di Bandung, menjelang tutup tahun 2010.

 

 

0
0
Rista Nur Farida ▲ Active Writer and Associate Poetry Writer

Rista Nur Farida ▲ Active Writer and Associate Poetry Writer

Author

Seorang perempuan biasa yang cinta keluarga. Kadang menulis cerita anak, kadang menulis artikel, tapi lebih sering menulis status di Facebook.

8 Comments

  1. Avatar

    Ach, kupu-kupu itu selalu membayangi
    dalam tidur dan bangunku
    sudah kebuang jauh dalam nyata dan maya
    tetapi selalu hadir dalam setiap nafas

    Ach, kuatkan hatiku
    untuk tidak berpaling
    untuk menatap langkah ke depan
    tidak menoleh ke belakang

    Ach, biarkan tegukan air putih ini memberiku semangat
    semangat mengarungi masa depan tanpamu …

    Reply
    • Avatar

      Ach, aku dapet puisi tandingan dr Pak Delly 😁 Terimakasih sudah mampir.

      Reply
  2. Avatar

    Keep Up The Good work…

    Reply
    • Avatar

      Makasih mas Rajib sudah mampir 😁

      Reply
  3. Avatar

    Cantik cerdas nulis mu say….

    Reply
    • Avatar

      Makasih momski Sapta. Peluk kangen dr jauh

      Reply
  4. Avatar

    Sudah terlihat dari luar, walaupun tak sampai ke dalam. Karena bungkus cerminan dari isi nya.

    Great for you iTa

    Reply
    • Avatar

      Maksudnya gimana nih Goesmenx? Aku serupa bungkus chitat* gitu? Hmm..

      Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post