Menulis Buku-Buku Sederhana Tentang Pengadaan dan Kontrak

Menulis Buku-Buku Sederhana Tentang Pengadaan dan Kontrak

Alhamdulillah telah tersebar buku-buku saya dari Sabang sampai Merauke.

Bagaimana memulai ini ?

Sebagai pegawai LKPP yang ditempatkan di Deputi Hukum, tiap hari saya harus menjawab berbagai pertanyaan dari tamu yang datang, surat, SMS, telp, email, facebook, WAG dst. Saya menganggap diri saya setiap hari ujian 100 pertanyaan mengenai pengadaan, pelaksanaan kontrak, sengketa kontrak, audit pengadaan, masalah hukum pengadaan dsb.

Kadang-kadang  pertanyaan yang ditanyakan isinya sama atau berulang, berulang ditanyakan oleh orang lain. Tentunya hal inimembuat bosan atau menjemukan bagi kita.  Dalam menghadapi hal demikian akhirnya ketemu solusi untuk negeri  ( dikaitkan dengan negeri supaya berbesar hati, hehehe …) dibuat blog mengenai pengadaan yang mudah untuk diketahui banyak khalayak. Hampir setiap hari menulis satu alinea sampai tiga alinea, bahkan lebih ( www.mudjisantosa.net).  Tulisan-tulisan saya yang sederhana, membuatnya melalui banyak diskusi dengan berbagai pihak atau teman dari LKPP, Kemenkeu, Kemen PU, berbagai Pemda, dosen, praktisi, kalangan swasta dsb, dengan cara komunikasi lewat SMS, WA dan lain-lain.

Ternyata blog yang sederhana ini sambutannya luar biasa, sekarang rata-rata perhari 1000 orang yang membuka blog ini, supaya berbesar hati, saya anggap, diri ini tiap hari mengajar 1000 orang seindonesia.

Blog ini kemudian setiap tiga bulan, tulisan-tulisannya bisa dikumpulkan menjadi satu buku, dengan buku awalnya berjudul “Mudah Pengadaan Jilid I”, sampai dengan “Mudah Memahami Pengadaan Jilid V”.  Buku-buku saya gaya tulisannya tidak terlalu serius, walau isinya sebenarnya membuat dahi berkerut atau membuat berpikir. Selanjutnya beberapa tema yang sama di tulisan blog, dapat dikumpulkan dalam satu tema buku sehingga terbit buku khusus mengenai HPS, mengenai kontrak dsb. Sampai akhir tahun 2016, buku yang dibuat sudah lebih dari 20 judul buku.

Karena tidak mengerti jalur penerbitan dan melihat prosedural penerbitan perlu waktu lama, maka buku dicetak sendiri.  Pencetakan dilakukan dengan jumlah sedikit, sehingga biaya cetak agak mahal.  Buku diedit sendiri, dicetak sendiri, dimodalin sendiri dan dijual sendiri, lengkaplah penderitaan diri. Selanjutnya kenyataan yang terjadi, banyak orang yang meminta atau membeli buku-buku saya. Bagi saya terjual satu buku saja sudah prestasi, ini malah lebih dari dugaan.

Beberapa pencetakan / penerbitan mulai menghubungi saya, sehingga bisa ketemu biaya pencetakan yang wajar. Ada yang membantu memasarkan di berbagai toko buku. Buku saya yang dijual di toko buku, tidak untung terlalu besar. Meski ditengah ratusan judul buku-buku lain, buku saya alhamdulillah habis. Kalau tidak habis, pastilah akan rugi.

Anak kedua saya, kuliah di Fakultas Ekonomi Akuntansi UI, sebagaimana anak-anak sekarang, yang akrab dengan dunia internet, anak saya ini memasarkan buku-buku saya lewat jalur internet.  Dari penjualan buku, anak saya tidak minta uang kos lagi, tidak minta biaya kuliah dsb. Cukup jualin buku bapaknya. Sekarang anak saya sudah lulus dan sudah bekerja di konsultan Internasional.

Secara pendapatan dari buku, tidaklah seberapa, namun dampaknya saya sering diundang oleh berbagai instansi dan bisa ke seluruh Indonesia.  Rata-rata setiap tiga bulan, ada buku baru yang saya terbitkan.  Banyak orang mengkoleksi buku saya dan bahkan selalu membeli setiap ada buku baru yang diterbitkan, jadi banyak orang seperti berlangganan mereka. Telah banyak buku saya hadir diberbagai perpustakaan universitas dan kantor, bahkan dijadikan referensi untuk membuat karya tulis, skripsi, tesis dan disertasi. Sebenarnya masih banyak buku yang ingin saya tulis, bagi saya mempunyai waktu luang adalah suatu kemewahan.

Semoga tulisan singkat ini menginspirasi kita semua dalam memajukan negeri ini.

 

 

0
0